Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Lindungi Anak Perempuan Dari Kanker Serviks Dengan Imunisasi HPV

Rabu, 24 Juli lalu saya dan teman-teman komunitas menghadiri acara Kelas Jurnalis 3.0 yang diselenggarakan oleh PT. Merck Sharp & Dohme (MSD) Indonesia bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan RI. Diskusi kesehatan ini telah diadakan di berbagai kota di Indonesia dan diadakan pula di Medan. MSD Indonesia adalah perusahaan multinasional yang kantor utamanya di Amerika Serikat

kelas jurnalis 3.0
Tampak pada layar (ki-ka) Dudit Triyanto, selaku External Affairs Director MSD Indonesia; Prof. dr. Ayodhia Pitaloka Pasaribu, MKed (Ped), SpA(K), Ph.D (CTM), selaku Dokter Spesialis Anak, Konsultan Infeksi dan Penyakit Tropis; dr. Mellisa Handoko Wiyono selaku Country Medical Lead MSD Indonesia; bersama dr. Prima Yosephine, MKM, selaku Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan yang hadir secara daring dalam kegiatan Kelas Jurnalis 3.0, Siap Imunisasi HPV di BIAS 2024, di Medan (24/7). 


Dukung Program BIAS, Bulan Imunisasi Anak Sekolah

Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) dilakukan dalam 2 tahap dalam setahun, yaitu pada bulan Agustus dan November. Pada program BIAS ini tidak hanya dilaksanakan imunisasi saja tetapi juga dilakukan pemeriksaan skrining Kesehatan anak sekolah, termasuk imunisasi HPV (Human Papilomavirus) untuk mencegah kanker mulut rahim atau kanker serviks.

Menurut Globocan kanker serviks pembunuh nomor 2 wanita di Indonesia setelah kanker payudara.  Hal ini dibenarkan Prof. dr. Ayodhia Pitaloka Pasaribu, M.Ked(Ped) Sp.A, Ph.D bahwa kanker serviks dengan angka kejadian tertinggi kedua kanker pada perempuan Indonesia yaitu 17,2% dan menyebabkan 19,1% kematian. Indonesia adalah negara dengan kasus tertinggi di antara negara-negara ASEAN. 

diskusi kesehatan
Di Sumatera Utara, saat ini capaian imunisasi HPV bagi anak kelas 5 wanita tahun 2023 baru mencapai 57,55%. Minimnya informasi yang tepat, serta sejumlah kekhawatiran seputar imunisasi HPV masih menjadi penyebab keengganan masyarakat khususnya orang tua, untuk berpartisipasi dalam program ini. Hal ini disampaikan Drs. Basarin Yunus Tanjung, M.Si., selaku Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (kedua dari kanan) dalam pemaparannya di kegiatan Kelas Jurnalis 3.0, Siap Imunisasi HPV di BIAS 2024, di Medan (24/7).


Adapun usia penderita terbanyak yaitu 45-55 tahun dan sayangnya ketika diperiksakan ke dokter, mayoritas kondisinya sudah mencapai stadium lanjut. Di sisi lain skrining (papsmear) masih sangat sedikit yaitu sebesar 7,02% dari target 70% di tahun 2023. 

Sehingga sangat penting sekali mendukung program pemerintah di BIAS 2024 yang menyelenggarakan imunisasi HPV untuk anak-anak perempuan kelas 5 dan 6 SD. Diberikan 2 dosis, dosis 1 untuk anak perempuan usia 11 tahun dan dosis keduanya saat berumur 12 tahun.

Faktor Risiko Kanker Serviks

Virus Humanpapiloma (HPV) ini menginfeksi manusia bisa hingga 99.7% tipe paling ganas termasuk tipe 16 dan 18. Faktor penyebabnya beragam, antara lain sudah aktif secara seksual pada usia dini (usia di atas 16 tahun risiko meningkat 2,4 kali lipat), pasangan seks yang berganti-ganti, kebersihan diri rendah, merokok, dan sistem kekebalan tubuh rendah.

Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes RI, dr. Prima Yosephine, MKM dalam sambutannya mewakili Kementerian Kesehatan mengapresiasi MSD Indonesia sebagai mitra aktif pemerintah Indonesia dalam berjuang melawan kanker serviks. Upaya bersama ini diwujudkan dalam pekan imunisasi kanker serviks di Indonesia, pada BIAS 2024.

BIAS 2024
dr. Prima Yosephine, MKM, selaku Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan menyampaikan sambutannya dalam kegiatan Kelas Jurnalis 3.0, Siap Imunisasi HPV di BIAS 2024, di Medan (24/7). Walaupun memiliki risiko kematian yang tinggi, kanker serviks bisa dicegah, salah satunya melalui imunisasi. Tingkat pengetahuan yang cukup dan tingkat partisipasi yang tinggi dari masyarakat dibutuhkan, agar semua anak-anak di usia sasaran tersebut bisa mendapatkan imunisasi HPV agar kita bisa mencapai target yang telah ditetapkan.

Perlu Dukungan Semua Pihak

Tingkat partisipasi masyarakat yang masih rendah sehingga penting sekali untuk semua pihak membicarakan mengenai imunisasi ini di media sosial, Ngobrolin HPV dan membacanya di situs web untuk memperkuat kesadaran dan upaya penting mencegah kanker serviks, menuju Indonesia yang lebih sehat. 

Sehingga morbiditas, mobilitas penyakit PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi) dalam rangka mencapai tujuan SDGs tahun 2030. Perlu dukungan semua pihak untuk menyebarluaskan pemberitaan positif tentang imunisasi HPV ini.

Rekomendasi IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dan Dokter Penyakit Dalam agar imunisasi HPV ke dalam jadwal imunisasi, dan aman dilakukan jika bersama imunisasi lain. Imunisasi HPV ini juga bebas dari komposisi bahan-bahan yang haram untuk masyarakat Indonesia yang mayoritasnya adalah kaum muslim, jadi imunisasi HPV itu halal digunakan.

MSD Indonesia
Tampak pada layar, George Stylianou selaku Managing Director MSD Indonesia dalam kegiatan Kelas Jurnalis 3.0, Siap Imunisasi HPV di BIAS 2024, di Medan (24/7). Sebagai mitra aktif Kementerian Kesehatan, MSD Indonesia berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam mencapai target eliminasi kanker serviks di Indonesia, melalui edukasi kepada seluruh lapisan masyarakat terkait pentingnya pencegahan kanker serviks.

Sosialisasi Secara Masif

Plt Kadiskes Provsu Drs. Basarin Yunus Tanjung, Msi., menyampaikan dalam ceramahnya bahwa angka cakupan imunisasi di masyarakat Sumatera Utara masih rendah, kendalanya pada kepercayaan masyarakat ada yang mengatakan bahwa jika diimunisasi nanti mandul, ditambah lagi regulasi mengatur bahwa vaksinasi adalah hak. Bukan kewajiban untuk menjaga diri dan keluarga, sehingga karena dianggap hanya sebagai hak banyak orang mengabaikan haknya.

Sosialisasi pentingnya imunisasi HPV ini harus terus dilakukan secara masif, tidak saja melalui pendidikan formal, keluarga dan juga media-media sosial. Strategi Kadiskes provsu memantau melalui aplikasi ASIK (Aplikasi Sehat Indonesiaku), mengimbau seluruh masyarakat pada bulan Agustus dan November untuk menyebarluaskan dan menyukseskan BIAS, vaksinasi gratis. Tugas bersama kita untuk menyadarkan anggota keluarga masing-masing.

diskusi kesehatan di Hotel Santika Dyandra
Para peserta diskusi kesehatan berfoto bersama narasumber, tampak dr. Mellisa Handoko Wiyono, Country Medical Lead MSD Indonesia, urutan nomor 6 dari kanan ke kiri 

Dokter Mellisa Handoko Wiyono, Country Medical Lead MSD Indonesia menyayangkan bahwa tiap menit 2 wanita meninggal karena kanker serviks, padahal virus ini dapat dicegah dengan imunisasi dan satu-satunya kanker yang ada vaksinnya adalah HPV. Di luar negeri semua orang dianjurkan mendapatkan vaksin HPV ini.

Program WHO adalah eliminasi kanker serviks, di negara-negara lain kanker serviks sudah tidak ada, tragisnya di Indonesia masih dijumpai banyak penderita kanker serviks ini. Dan jangan khawatir tentang kehalalan vaksin HPV. Vaksin HPV halal, sudah mendapatkan sertifikat halal dari semacam MUI di Amerika Serikat.

Kesimpulan

Mari kita sukseskan bersama program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) 2024 yang akan dilaksanakan pada bulan Agustus dan November. Di program BIAS disediakan imunisasi HPV untuk mencegah paparan virus HPV yang dapat menyebabkan kanker mulut rahim pada perempuan. 

Sangat dianjurkan anak-anak perempuan Indonesia mendapatkan imunisasi HPV dalam 2 dosis, dosis pertama diberikan pada usia 11 tahun (kelas 5 SD), dan dosis ke-2 pada usia 12 tahun saat kelas 6 SD. 

Semoga anak-anak perempuan Indonesia dapat terpelihara dari perilaku seks bebas atau aktif secara seksual sejak usia dini, dibutuhkan penyadaran dari orang tua, guru-guru di sekolah, dan pemberitaan positif di media sosial. Ayo, lindungi anak perempuan dari kanker serviks dengan imunisasi HPV.

Salam, 
lindungi anak-anak perempuan dari virus HPV
















3 komentar untuk "Lindungi Anak Perempuan Dari Kanker Serviks Dengan Imunisasi HPV"

  1. Baru tahu ternyata target yang baru dicapai untuk imunisasi sepenting HPV ini masih sangat rendah. Duh miris lihat bagaimana orangtua memandang vaksin ini. Padahal selain sangat urgent, kalau bayar sendiri tentunya gak murah ya kak. Ini bersyukur sudah diakomodir pemerintah dan gratis, tinggal ikuti dan terapkan pola hidup sehat, demi masa depan anak anak kita ya kan. Semogalah semakin banyak yang sadar pentingnya edukasi imunisasi ini ya kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kembali ke ajaran agama, yuk kita kuatkan anak² kita agar menghindari zina sedari dini, insyaallah aman dan terhindar dari penyakit² mengerikan.

      Hapus

  2. setiap mendengar tentang kanker rasanya sedih sekali
    kebetulan Tante dan kakak kelasku ada yg meninggal karena kanker.
    sedih banget dan salut liat perjuangan mereka
    mudah mudahan penyebaran vaksin memenuhi jadinya bisa lebih banyak mencegah kanker serviks ini

    BalasHapus

Pesan dimoderasi, terima kasih telah meninggalkan komentar yang santun. Sebab bisa jadi Anda dinilai dari komentar yang Anda ketikkan.