Selamat Ulang Tahun Suamiku
Selamat ulang tahun, Suamiku... kekasih, sahabat, imam, teman hidup, guru, ustad, dan juga pengawasku. Semacam badan pengawaskah? Menegakkan aturan do's and dont's jam saya keluar rumah Hihi... Mau nulis auditorku nggak mungkin karena audit biasanya berhubungan dengan keuangan, praktiknya malah tidak ada saling memeriksa.
Soal keuangan rumah tangga kita sangat fleksibel, harta bersama dikelola bersama berlandaskan saling percaya, bahu membahu membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah, aamiin.
Ulang Tahun yang ke-47
Alhamdulillah wa syukrulillah, di usia yang ke-47 dirimu masih sehat walafiat, masih bekerja seperti biasanya, menjalani hari-hari dengan penuh semangat dan optimisme menjemput rezeki dengan menjadi aparatur negara di instansi kota ini.
Saya ingat pertama kali merayakan pertambahan usia suami untuk pertama kalinya, ultah ke-30 tahun. Selisih usia di antara kami kurang lebih 7 tahun. Saat ini saya berusia 40 tahun. Berarti sudah 17 kali suami merayakan miladnya bersama saya di setiap tanggal 6 Februari.
Ultah ke 30 kami masih berdua, saat itu sehabis salat berjamaah, setelah melantunkan doa-doa, lalu ia menoleh ke belakang menyodorkan tangan kanannya untuk saya salam. Saya mencium punggung tangannya lalu... taraaa...! Sekotak kado berwarna biru pun saya serahkan ke dia. Surprise! Isinya dompet baru karena saya lihat dompet lamanya sudah tampak kucel dan sudah saatnya diganti.
Ultah ke 31 sudah ada si sulung Rara, ultah ke 33 sudah lahir si nomor 2 Royyan, dan ultah yang 37 sudah hadir putri ketiga, Ririn. Dan akhirnya pada usia 42 tahun, si bungsu Rausyan atau Ocean, menggenapi kuartet putra-putri Fadlimia, Fadli dan Mia.
Semoga Semakin Baik Di Segala Halnya
Tiap tahun doa-doa senantiasa dipanjatkan ke hadirat Allah SWT. Agar di usia yang baru, suami semakin baik di segala halnya. Menjadi suami yang setia, ayah yang mengayomi, sukses di karir pekerjaannya, panjang umur dan berkah usianya, dikaruniai kesehatan, murah rezeki dan selalu dimudahkan dalam menafkahi kami, istri dan anak-anaknya. Aamiin yaa rabbal 'aalamiin.
Banyak harapan yang dimintakan kepada Allah, agar surga sebelum surga yang kami jalankan sekarang ini, langgeng terus hingga ke anak cucu. Rukun dan semisal ada perselisihan bisa diatasi dengan kepala dingin. Ya, rumah tangga mana sih yang tidak ada anginnya. Ibarat bahtera yang melaut pasti sesekali ada masa badai melanda.
Namun jika orang-orang di dalam biduk rumah tangga bisa solid dan mengedepankan semangat menuju solusi, insyaallah tornado pun bisa dihadapi.
Ke depannya kami berupaya menyamakan pemikiran untuk pendidikan tinggi si putri sulung. Meski ada sedikit perbedaan pandangan mengenai pilihan kuliah si anak pertama ini, namun passion anak tetap menjadi prioritas utama. Untuk apa menganjurkan jurusan yang tidak sesuai dengan minat dan bakat anak. Bukannya meninggikan gunung malah berusaha meratakan lembah, tindakan yang salah kaprah.
Ya, akhirnya kami sampai juga di pembicaraan mengenai rencana perkuliahan Rara. Meski masih setahun lagi namun doa, dukungan, dan harapan otomatis tersemat padanya. Topik-topik pillow talk kami terkait hal ini lumayan intens. Intinya tidak akan memaksakan kemampuan anak. Untuk itu dari sekarang mencoba memotivasi Rara agar enjoy dengan gaya belajarnya yang visual.
Ulang tahun yang dirayakan simpel saja
Tengah malam begitu masuk tanggal 6, saya dan anak-anak memberikan kejutan ke suami yang tengah terlelap. Sedari sore Ririn sudah sibuk berbisik-bisik mengenai rencana kado untuk ayah.
Akhirnya kami membeli sepotong baju kaus berkerah, sandal gunung, dan kue tar yang imut. Anak-anak antusias sekali memeluk ayahnya, sebab tahun ini adalah tahun keempat ayah mereka satu rumah kembali dengan kami. Ya, sebelum tahun 2018, suami saya bertugas di kantor luar kota, sehingga tiap ulang tahun kami hanya bisa video call-an saja.
Sorenya, kami makan di resto pizza dalam mal di kawasan Jalan Gatot Subroto, Medan. Minta tolong mbak pramusaji mengambilkan potret untuk mengabadikan momen makan bersama di luar dalam rangka ultah ayah yang ke-47.
Sehabis makan, Ocean si ragil kami bawa ke wahana permainan anak di lantai 4 mal ini. Ketiga kakak dan abangnya memilih main game di Timezone sebelahnya. Merasa nggak masuk kategori bocil lagi seperti Ocean. Ahad pekan lalu sangat menyenangkan, auranya happy banget dan vibes-nya positif sekali.
Kesimpulan
Selamat ulang tahun yang ke-47 buat suamiku tercinta, thank you Allah... yang telah memasangkan saya dengan beliau. Lelaki sederhana namun paradigma hidupnya visioner. Rupawan secara fisik namun ia tidak merasa good looking-nya itu menjadi sesuatu yang harus dibanggakan.
Tak romantis tak mengapa, namun ia gercep membelikan laptop ketika mengetahui beberapa bulan ini komputer jinjing saya sering nge-lag karena belum ada SSD-nya, alias full memory dan saya nggak ada waktu barang seharipun membiarkan laptop saya di-upgrade ke yang ber-SSD.
Bagi saya tindakannya itu adalah hal yang mengalahkan romantisme ala drama Korea sekalipun. Cintanya tak sekadar di bibir, cintanya konkret, menyelesaikan masalah tanpa perlu banyak cuap, khas anak Teknik, yang lebih banyak bekerja ketimbang berbicara.
Demikian tulisan saya kali ini, Teman-teman... doakan kami bisa terus bersama sampai maut memisahkan ya. Ingin sekali menua menggendut bersama, hehe. Melihat anak-anak meraih impiannya, berkesempatan menyaksikan kelahiran dan celoteh lucu cucu-cucu tercinta.
Semoga diijabah, aamiin yra.
Salam dari Fadli & Mia 💗
Posting Komentar untuk "Selamat Ulang Tahun Suamiku"
Pesan dimoderasi, terima kasih telah meninggalkan komentar yang santun. Sebab bisa jadi Anda dinilai dari komentar yang Anda ketikkan.