"Ririn mau hadiah apa tahun ini?" tanya saya ke putri ketiga yang setiap tanggal 26 Februari berulang tahun.
"Apa aja boleh, tapi kalau Ayah dan Umi sempat, kita ke pantai, yuk... kejar-kejaran sama ombak di pinggir pantai.
Saya menolehkan pandangan ke ayahnya. Refleks ayah Ririn mengangguk, "OK, let's go to the beach!"
Jadi ceritanya kami ke pantai keesokan harinya yaitu hari Ahad, 27 Februari sebab tepat di tanggal 26-nya tetap potong kue dan kasih kado buat Nisrin Huwaida. Sepasang meja belajar dan kursinya.
|
Ririn berpose di salah satu spot dari sekian banyak spot instagramable di Pantai Romantis |
Ririn sudah kelas 6, beranjak SMP dan SMA, sudah tidak layak lagi belajar di meja belajar khas anak SD yang berwarna pink, meja jadi satu dengan rak buku. Ririn senang sekali saat pulang sekolah meja ala kantor dan kursi putar hidrolik dihadiahkan untuknya.
Soalnya beberapa waktu lalu saat Ririn "numpang" bikin PR di meja belajar Kak Rara, terdengar percakapannya dengan si kakak. Kok rasanya nyaman banget nulis di meja yang lebih lapang dan duduk di kursi yang enak diduduki berlama-lama.
Maka begitu kain yang menyelubungi meja dan kursi barunya, Ririn melompat kegirangan, yeayy! Terima kasih Ayah, makasih Umi, katanya sambil memeluk kami. Sebenarnya meski tidak ultah pun karena mau meningkat ke SMP/Tsanawiyah, meja dan kursi itu tetap akan dibelikan untuknya.
Hanya memanfaatkan momen ulang tahun si gadis kecil yang mirip ayah ini saja. Oya, uniknya sudahlah mukanya mirip, tanggal kelahirannya ada yang sama juga. Ulang tahun suami tanggal 6 Februari lalu. Ririn tanggal 26. Sama-sama bulan Februari pula. Maka esok paginya kami pun bergegas ke pantai.
Pantai Romantis, Romance Bay, Romance Beach
Wuih, serius namanya se-menye itu? Haha, terserah yang ngasih nama dong ya. Tetapi memang Pantai Romantis ini yang memulai adanya ornamen gambar hati dan yang terkait dengan love-love pinkies di sepanjang garis pantai Romance Bay ini.
|
Full team! / Dokpri |
Berdasarkan informasi yang ditelusuri, pantai berpasir putih ini dulunya bernama Pantai Tengah, dipenuhi hutan mangrove. Lokasi Romance Bay ini bersebelahan dengan Pantai Mangrove dan Pantai Cemara Kembar di sebelah sananya lagi.
Kami memutuskan ke pantai ini karena beberapa tahun lalu sebelum masa pandemi Covid-19 pernah kesasar dan salah arah sehingga gagal mencapai Romance Beach ini. Akhirnya kami putar balik dan mengunjungi pantai yang sudah pernah didatangi yaitu Pantai Bali Lestari.
Waktu itu masih dalam suasana hari raya idulfitri, bukannya bersantai mantai, malah disuguhi pemandangan melihat kepadatan pengunjung yang ramai sekali, hihi.
Lokasi Pantai Romantis
Pantai Romantis atau Romance Bay atau Romance Beach, terletak di Jalan Pantai Tengah No. 20, Desa Sei Naga Lawan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatra Utara. Dengan mengendarai mobil, waktu tempuh ke Pantai Romantis kurang lebih memakan waktu 2 jam dari kota Medan.
Serdang Bedagai atau kerap disebut Sergai/Serge ini adalah daerah yang sangat terkenal banyak pantainya. Karena memang terletak di sepanjang pesisir Perbaungan. Banyak sekali pantai yang menjadi objek wisata menarik di sini.
|
Salah satu spot foto di tepi Pantai Romantis / Ocean dan ayahnya |
Ada Pantai Cermin, Pantai Sri Mersing, Pantai Pondok Permai, Pantai Mutiara Indah, Pantai Bali Lestari, Pantai Wong Rame, Pantai Klang Indah, Pantai Romantis, Pantai Taman Bina Mangrove, dan Pantai Cemara Kembar.
Untung sekarang info peta di Google Maps sudah mengalami kemajuan dan lebih akurat. Dulu sepertinya bisa kesasar sampai jauh tetapi tak juga tiba di Pantai Romantis. Ternyata sangat mudah didapat, turun tol di Desa Pegajahan, belok kanan, ambil lajur kiri dan tak berapa lama dengan panduan Google Maps, ketemu dengan belok kiri Jalan Besar Pantai Kelang.
Eit, namanya saja Jalan Besar namun kondisi jalannya kecil. Jika tak memperhatikan bisa-bisa kamu kelewatan dan mesti putar balik lagi.
Harga Tiket Masuk
Masuk ke area Pantai Romantis sebesar Rp. 40,000 per orangnya. Sudah termasuk parkir gratis, dapat air mineral botol ukuran sedang, anak berusia 3 tahun ke bawah gratis. Setelah masuk pengunjung dibebaskan memilih tenda atau pondokan yang paling disukai.
Kemarin kami sampai di lokasi kira-kira pukul 10.00 WIB. Pengunjung masih 1-2 orang sehingga kami leluasa mau duduk di mana. Uniknya banyak pilihan tempat berteduh, ada yang pakai tirai, mirip kelambu, berwarna merah jambu, ada matras warna senada. Cocok sekali untuk melepas lelah sejenak sambil rebahan.
Ada atapnya terbuat dari kain juga. Hanya saja kalau matahari sudah tinggi dan mulai terik, lebih nyaman pindah ke bawah pohon-pohon cemara atau pohon pinus. Bisa juga ke pondokan bangunan permanen berlantai ubin yang bersih. Ke resto sambil makan juga boleh. Ada musik pengiring juga jadi nggak sepi-sepi saja.
Fasilitas yang tersedia
Pantai Romantis memiliki fasilitas sebagai berikut:
- musala
- toilet
- parkir mobil dan sepeda motor
- restoran, terdapat 2-3 resto di sepanjang area, yang paling besar yang berada di tengah-tengah, di kawasan pintu masuk.
- tenda yang banyak pillihan
- spot foto instagramable yang sangat banyak
Para pramusaji yang wara-wiri di area pantai cukup ramah, melihat kami makan bekal dari rumah mereka biasa saja. Karena memang diperbolehkan membawa makanan dari rumah. Hari yang semakin siang kami pun memesan es kelapa, duh enaknya segar di kerongkongan sambil menikmati suasana Pantai Romantis.
|
Tenda-tenda bertirai pink untuk berteduh di Pantai Romantis / dokpri |
Pasir putihnya lembut terasa di kulit telapak kaki. Namun ombak baru kelihatan pada sore hari, pada pagi dan siang hanya ombak-ombak kecil bagaikan ditiup semilir angin. Pucuk-pucuk cemara dan pinus bergoyang-goyang seakan turut membuai mata yang setengah mengantuk dan akhirnya terlelap sebentar di matras tenda pink yang disediakan.
Berbeda dengan anak-anak yang tak kenal lelah. Mereka tidak ada bosannya bercengkerama dengan ombak. Selain itu kebiasaan jika ke pantai di mana pun, pasti tak lupa bangun istana pasir. Ayahnya juga ikut meramaikan keceriaan anak-anaknya.
|
Bikin terowongan dari pasir pantai / Dokpri |
Oya, air laut di pantai ini berwarna keruh, khas air laut pantai timur memang demikian. Jangan dibandingkan dengan air laut di pantai-pantai pesisir pantai barat ya, jernih dan berwarna biru dari kejauhan.
Contohnya di Pantai Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, wah kalau itu pantainya bikin betah banget, memanjakan mata karena sejauh mata memandang perbatasan langit dan warna biru laut yang indah.
Waktu Ideal Berkunjung
Dari pengalaman kami sekeluarga, jika datang di pagi hari ombak belum ada, namun kelebihannya, bebas memilih tenda yang paling strategis sesuai keinginan kita.
Datang pada waktu jelang sore hari, ombak tak pernah berhenti bergulung-gulung berlomba menuju pantai, namun sudah dipenuhi banyak sekali pengunjung terutama di hari libur. Kendati demikian banyak disediakan kursi-kursi plastik sehingga tak perlu takut kehabisan tempat bersantai.
Di pinggir pantai terdapat sampah alami laut seperti kulit kerang, akar eceng gondok, dan sejenisnya. Khas ekosistem pantai bagian selat.
Tadinya kami ingin menunggu terbenamnya matahari. Ingin menangkap momen indah sunset di tepi pantai. Namun info dari staf pengelola pantai, pantai ditutup tepat pada pukul 19.00 WIB, sehingga pukul 17.00 WIB kami pun bergerak pulang ke Medan.
Jika teman-teman ingin ke sana, juga bisa pesan online lewat situs webnya di pantairomantis.com. Kabarnya jika pesan dari website HTM jadi Rp. 30.000 per orangnya. Namun belum tahu juga ke depannya apakah bakal ada penyesuaian harga atau tetap harga saat ini.
Iseng-iseng baca ulasan para Google Local Guide, ada yang berkomentar pedas. Katanya Pantai Romantis sudah tak layak dikunjungilah, banyak spot foto yang hancur, ada yang hilang, tak seperti dulu waktu tahun 2019 dia dan keluarganya ke sana.
Haiii, Kawan... namanya juga pengelolaan tempat wisata, ada perubahan jugalah. Ada pengurangan, penggantian, dan perbedaan di sana sini. Ntar kalau sama terus dari dulu kala hingga sekarang, kamu komen juga bilang jadul atau tidak kreatif. Saya sih objektif saja, tidak membela juga karena postingan ini organik, bukan sponsored post dari pemilik pantai.
Tempat wisata pinggir pantai rentan berubah secara cepat, namanya juga tiap hari kena angin laut. Wajarlah kalau jembatan ke hutan Mangrove hancur, belum sempat pengelolanya merenovasi. Masa pandemi turut berperan merobohkannya. Seiring surutnya langkah wisatawan berkunjung ke Pantai bernuansa merah muda ini.
|
Fadli, Ocean, dan Mia, di tepi Pantai Romantis / Dokpri |
Belum lagi munculnya pantai baru kompetitor. Nah, Pantai Romantis kan juga pesaing dari pantai yang lama. Sama seperti coffe shop atau kafe-kafe di kota kan. Pengunjung datang karena penasaran dan ingin merasakan suasana yang baru terus. Begitu juga yang dialami pantai.
Ada pula terbaca saya yang menuliskan tak usah ke Pantai Romantis lagi, karena sudah ada pantai yang baru ini. Duh, akhlaknya di mana, jelas-jelas menjelekkan pantai yang satu demi menaikkan jumlah pengunjung si pantai baru. Padahal ya mungkin, pemiliknya sama, nah lho!
Kesimpulan
Menikmati suasana Pantai Romantis sekeluarga, sangat nyaman, memanjakan mata, dan menenangkan pikiran. Kondisi pantai yang luas, pasir putih menghampar bagaikan permadani lembut, disukai anak-anak, berlarian leluasa ke sana ke mari.
|
Ririn dan abangnya, Royyan bermain ayunan di Romance Bay ini / Dokpri |
Demikian ulasan saya kali ini. Cerita kami ketika mensyukuri bertambahnya usia anak ketiga yang ke-11 tahun, dengan bersantai di Pantai Romantis. Sampai jumpa lagi, semoga artikel ini membawa manfaat ya.
Ririn solehah, selamat ulang tahun, Barakallah, doa terbaik untukmu
BalasHapusBtw, ini pantainya sesuai namanya romantis habissss view dan pernak-perniknya.
Kalau soal review begitu biasa memang ada oknum kompetitor, jadi biar enggak datang ke tempat tertentu tapi ke tempat yang direkomendasikan dia. Duh, persaingan usaha kok sebegitunya ya
Aamiin, makasih Bunda Dian atas ucapan dan doanya ya. Btw, suka geli sendiri ya kl baca2 ulasan yg asal2an gitu Mbak,, lupa kali ya kl ketikan singkatnya bs dibaca banyak org dan akhirnya sampai ke ownernya
Hapusinstagramable, dan photoable sekali ya pantainya...
BalasHapusPantai Bali tu saya tau mba Mia, pernah ke situ dua kali.
Pantai romantis belum pernah
Sekarang Kak Vivi ke pantai bali beneran ya,, pantai kuta, pantai sanur, dll
Hapuskwkwkw bisa aja mba Mia.
HapusBTW selamat ulang tahun buat Ririn, semoga semakin soleha, dan makin pinter, dan semakin baik akhlaknya, Aaamiiin ya Allah..
Wah, selamat Ulang Tahun ya buat Kak Ririn. Kalau di Pati sini pantainya nggak bisa buat kejar-kejaran ombak.
BalasHapusDi sini banyak mangrovenya. Jadi kangen pantai dengan banyak pasir deh.
Aduh kirain pantai romantis hanya buat pengunjung yang berpasangan saja, hehehe...
BalasHapusTernyata bebas aja ya siapa aja boleh. keluarga juga emang perlu keromantisan sih ya, eaa...
Semakin romantis pastinya main ke pantai romantis ini ya, Kak. Sudah lama sekali tidak kesini dan sejak awal hits dulu memang selalu ramai tempatnya nih. Sepertinya sekarang mulai berkurang ya.
BalasHapusAlhamdulillah kak Ririn sudah menuju remaja. Permintaannya sederhana ya kak. Main di pantai. Btw ternyata sebelahan sama pantai mangrove. Kalo kami cukup sering di pantai mangrove kak.
BalasHapusCantik kali pantainya ya kak, jadi mau ke sana deh kapan2, mengenai review local guide yg pernah datang seharusnya dia update lagi untuk kembali berkunjung di jadinya reviewnya lebih berimbang ya kan :)
BalasHapusEnaknya ke pantai romantis ini gak jauh dari kota medan. Budgetnya juga nggak besar.
HapusWahh serunya,, tp kalo kaum jomblo pasti tersiksa batin di pantai romantis hehe
BalasHapusdulu pernah ngexplore pantai2 yg se air dgn air d pantai cermin. tpi skrng blom ada rezeki mau explore tmpt2 wisata lagi. enaklah anak2 kalau sudah besar2 ya kak, walaupun ttp ada seni tersndiri buat menghadapi anak2 yg sudah besar kyk anak2 kak mia. Happy milad buat abang dan ririn ya kak...
BalasHapusDah lama tau pantai ini, cuma blm kesampaian kesana. Foto2nya keren kali kak, Instagramable, jd pengen kesana juga sama family hehe
BalasHapusSelamat ulang tahun Ririn. Romance Bay, duh namanya. Ada di Sumut ya uni. Semakin cantik pantai-pantai di Sumatra karena dibuat tematik.
BalasHapusKalo si kembar di sana mungkin ndak mau pulang karena main pasir seharian. Bisa sekalian taning kulitnya itu. Hahahaha. Pasirnya putih bersih.
pantai memang tmpt yg paling cocok dipakai buat tmpt berkumpul berwisata bareng kekuarga ya kak.
BalasHapus