Terapi Anak Speech Delay Dengan Generos
Terapi Anak Speech Delay dengan Generos - Ada Instagram live menarik di akun Generos.id tentang Deteksi Dini Perkembangan Bahasa Bicara Anak dan Kebutuhan Terapinya. Dibawakan oleh host Hallo Bunda, Agni, bersama narasumber yang berpengalaman mengatasi speech delay, yaitu terapis wicara dari Dandelion Kids Therapy, Ledini Cindera, S. Tr., Kes.
Menurut Mbak Ledini, kasus speech delay itu banyak ragamnya, dimulai dari anak masih dalam kandungan ibu, saat post-natal, mengalami kelainan syaraf, kecelakaan dari luar, pola asuh hingga pola makan.
Perkembangan Bicara Anak
Anak-anak harus mengenal bahasa dahulu baru bisa bicara. Bahasa reseptif anak misalnya menunjuk gelas, menunjuk mama papa, diharapkan anak sudah tahu. Pemahaman bahasa ekspresif, anak bisa menjawab pertanyaan tentang panca indra, misalnya, mata, hidung, telinga, dan lain-lain. Jika setelah usia 2 tahun anak belum bisa menjawab itu maka bisa dikategorikan speech delay.
Kebutuhan gizi anak bisa dikonsultasikan ke ahli gizi dan bisa pula ke dokter anak. Mendeteksi kemampuan berbahasa bisa dikategori sebagai berikut:
Anak usia 0-6 bulan
Anak berkomunikasi dengan menangis, babbling, papapa mamama. Pada usia 0-6 bulan sulit mendeteksi karena masih terlalu bayi, bisa dengan respon dengan suara ayah bunda, memanggil namanya jika tidak ada respon kemungkinan dia tidak fokus atau gangguan pendengaran. Setelah mengetahui adanya gangguan, sebaiknya segera dikonsultasikan ke dokter.
Anak usia 7-12 bulan
Mulai mengerti kata arti kata "tidak," "jangan," dan "boleh."
Anak usia 15-18 bulan
Mamam, dadah, 10-15 kata di bawah 18 bulan.
Anak usia 18-2,5 tahun
Minimal menguasai 1200 kata kemampuan reseptif kata. Bahasa ekspresif minimal 500 kata, jika masih di bawah itu, orang tua harus waspada. Input bahasa harus lebih banyak ketimbang output.
Fase 2 tahun ke atas dan di bawah 5 tahun pencapaiannya untuk anak yaitu kemampuan bahasa reseptifnya 1200 kata lebih dan kemampuan bahasa ekspresif, minimal 500 kata. Di bawah 10 kata, sudah bisa disebut terlambat bicara atau speech delay.
Sumber foto: situs Generos.id |
Cara mengatasi speech delay
Anak usia 0-2 tahun jarang dibawa ke terapis. Biasanya dokter anak merekomendasikan bawa ke terapis atau fisioterapi (motorik kasar) dulu. Sementara untuk kemampuan fokus dan motorik halus dibawa ke okupasi terapi sesuai rujukan dokter, yaitu ke terapis wicara.
1. Bawa ke Terapis Wicara
Orang tua memutuskan membawa anak ke terapis wicara, sebaiknya agar lebih yakin, ke dokter anak dulu pasti dokter akan merekomendasi terapis wicara yang tepat. Terapis akan memberikan PR yang harus diterapkan orang tua di rumah. Jadi tidak semata-mata menyerahkannya pada terapi. Tugas menstimulasi anak itu harus diulang-ulang di rumah, seperti pemahaman tentang lingkungan sekitar, hewan, dan sayuran.
Kembali ke keputusan orang tua, terapis hanya sebagai fasilitator, diperlukan kerjasama dengan orang tua untuk merepetisi pelajaran yang didapatkan anak di tempat terapi, di rumah. Percuma saja jika hanya mengandalkan terapis tetapi orang tua tidak bersungguh-sungguh.
Waktu terapi
Dilihat dari kemampuan anaknya masing2 karena latar belakang anak yang berasal dari keluarga yang berbeda-beda. Ada anak yang membutuhkan waktu terapi 3 bulan baru ada kemajuan, ada pula hingga 1 tahun., Tiap anak memiliki rentang waktunya sendiri.
Overstimulasi
Dilihat dari usia, hendaknya anak jangan dipaksa dulu belajar berhitung, agar tidak terjadi tidak overstimulasi. Orang tua harus tahu red flag anaknya. Misalnya anak 4 tahun kemampuannya di usia 2 tahun. Latih dulu 2 tahun baru naik lagi ke kemampuan 3 tahun. sampai ke 4 tahun. Jangan memaksakan perkembangan anak.
Penting untuk diperhatikan perkembangan sesuai usia tetapi jangan sampai ada perkembangan yang terlewatkan. Atau malah terlalu santai, tidak distimulasi sama sekali.
Kita tentunya tidak ingin anak mendapatkan komentar bernada negatif dari orang lain karena tidak mampu melakukan sesuatu sesuai usianya, namun tidak harus memaksakan dengan menyamakan kemampuannya dengan anak yang lain.
Anak-anak yang diterapi bukanlah anak yang sakit, seperti demam, atau sakit tertentu. Namun ada target yang mesti dicapai terkait perkembangan anak.
Anak yang tumbuh kembang ideal sesuai usia
Jika belum ada perkembangan, meski perkembangan kecil atau besar, pasti tercapai ada kemajuannya, hargai dulu perkembangan yang sedikit itu. ada evaluasi mengapa perkembangannnya lambat, ditelusuri di mana letak masalahnya sampai ketemu jalan keluarnya. Bisa juga mengecilkan volumenya jangan muluk-muluk dulu targetnya. Kadang anak hanya ingin bermain saja saat sesi terapi, anak sedang tidak suka diterapi.
2. Membatasi dan menemani anak dalam menggunakan gawai
Untuk anak usia 0-2 tahun tidak disarankan memainkan gawai atau HP karena telah banyak hasil penelitian para ahli yang merilis bahwa kelamaan main HP itu bisa menyebabkan penurunan kapasitas otak, penurunan IQ dan kecanduan bagi anak.
Pada usia 0-5 tahun golden age anak, orang tua harus hadir membersamai anaknya, mengawasi atau memantau waktu main gawai anak. Sebenarnya tidak diberikan gadget lebih baik, tetapi jika terpaksa harus diberikan, orang tua wajib membatasi dan menemani anak dalam bermain HP.
3. Orang tua melakukan pengulangan stimulasi di rumah
Tugas orang tua harus mengulangi stimulasi untuk anak di rumah. Pemahaman reseptif anak, orang tua mengulang sesuai catatan dari terapis. Bersama terapis 1 jam, bersama ortu 23 jam, boleh 15 menit sebelum tidur, atau jam-jam yang dirasa anak nyaman. Pengulangan itu penting sekali. 15 menit dilakukan 3 kali sehari dilakukan ayah bunda bersama anak secara konsisten, dengan memperhatikan kondisi anak juga.
4. Memperhatikan asupan yang dimakan anak
Hal apa saja yang harus diperhatikan untuk anak yang sudah diterapi. Jangan menggunakan HP dulu, batasi nonton TV, sediakan waktu untuk anak, dampingi anak screening time. Misalnya nonton kartun Upin & Upin sedang makan ayam goreng, orang tua bisa menanyakan makanan yang disantap oleh si Upin, melatih anak untuk menjawab untuk memperkaya kemampuan ekspresifnya.
Hindari makan manis, saat anak mengalami sugarless menjadi pemurung, atau setelah makan manis jadi hyper, terlalu bersemangat, dan lain-lain. Tidak membedakan anak speech delay dengan anak lainnya.
hindari makan coklat, anak setelah makan coklat atau permen langsung teriak-teriak, sehingga agak sulit dikendalikan. Namun ada juga anak yang makan coklat tetapi efeknya biasa-biasa saja tergantung kondisi spesifik anak masing-masing.
5. Beri Generos untuk Tumbuh Kembang Anak
Memberikan vitamin untuk otak anak baik sekali diberikan pada anak sembari menjalani terapi wicara. Sebab dengan menutrisi otak anak, stimulasi saat terapi dan sesudah terapi (pengulangan di rumah oleh orang tua), anak didukung kebutuhan otaknya. Generos mengandung lima bahan herbal pilihan yang sudah teruji sangat membantu anak-anak yang mengalami gangguan speech delay.
Pesan untuk Orang Tua
1. Jangan membandingkan anak dengan anak orang lain, terimalah anak sepenuh hati
2. Pelajaran untuk anak yang diperoleh di klinik terapi, diulang-ulang secara konsisten di rumah, terapi wicara itu hasilnya tidak instan seperti minum obat yang bikin langsung sembuh, perlu kerjasama orang tua.
3. Selalu bersemangat ya, Ayah Bunda... punya anak spesial berarti menjadi ladang pahala.
Kesimpulan
Terapi anak speech delay dengan Generos, dengan membawa anak ke terapis wicara yang tepat, membatasi screen time, memperhatikan asupan makan anak hindari makanan manis, dan berikan Generos sebagai vitamin untuk otak anak.
Stay tune di media sosial Generos untuk info lebih lanjut
Instagram : https://www.instagram.com/generos.id/
Facebook : https://www.facebook.com/generos.id/
Tiktok : https://vt.tiktok.com/ZSeFwQuAe/
Instagram : https://www.instagram.com/generos.id/
Facebook : https://www.facebook.com/generos.id/
Tiktok : https://vt.tiktok.com/ZSeFwQuAe/
Salam,
Posting Komentar untuk "Terapi Anak Speech Delay Dengan Generos"
Pesan dimoderasi, terima kasih telah meninggalkan komentar yang santun. Sebab bisa jadi Anda dinilai dari komentar yang Anda ketikkan.