Do and Don't Bagi Penulis Pemula
Menjadi penulis tidak sekadar bisa merangkai kalimat menjadi paragraf lalu lantas bisa disebut sebagai penulis. Perlu proses bertumbuh, belajar dari kesalahan, dan akhirnya bisa menghasilkan tulisan yang enak dibaca. Pada bagian ini akan diulas mengenai do and don't bagi penulis pemula.
Apa itu do and don't bagi penulis pemula?
Penulis pemula adalah penulis yang baru akan memulai jam terbangnya menjadi seseorang yang melakukan pekerjaan menulis. Penulis berbeda dengan pengetik. Pengetik sebagaimana diketahui bersama hanya mengetikkan kata demi kata saja, dengan kata lain seperti yang biasa dijumpai di jasa pengetikan (rental).
Bahasa Inggris membedakan antara author dan writer. Menurut Bambang Trim, author berarti penghasil gagasan-gagasan, sedangkan writer menghasilkan tulisan. Meskipun dalam bahasa Indonesia memberikan arti yang sama terhadap author dan writer, namun keduanya memiliki perbedaan, yaitu dari sisi hasil karya.
Do and don't bagi penulis pemula adalah hal-hal yang sebaiknya dilakukan dan hal-hal yang sebaiknya tidak dilakukan dalam dunia tulis menulis. Mengapa penulis pemula membutuhkan panduan seperti ini?
Sebab ada banyak orang yang ingin menulis tetapi tak kunjung menulis. Sebab belum apa-apa sudah alergi sendiri ketika disodori fakta bahwa menulis itu terikat aturan yang ketat, menulis bukan sembarang menulis, serta ketidaktahuan setelah proses menulis, lantas tulisan akan dikemanakan.
Do bagi penulis pemula
Penulis pemula disarankan melakukan hal-hal yang dapat membuatnya semakin mencintai dunia menulis. Sehingga dengan demikian, saat menjalani pekerjaannya, ia tidak terpengaruh dengan rintangan dan halangan yang mungkin datang ketika menulis.
Banyak membaca
Suatu hal yang mutlak harus dibiasakan seorang penulis adalah banyak membaca. Sebab penulis yang baik adalah pembaca yang baik pula. Pembaca yang baik pasti juga seorang pembelajar yang tekun. Dengan banyak membaca ia akan menemui aneka referensi yang menarik untuk tulisannya.
Tidak hanya itu, membaca merupakan jendela ilmu pengetahuan, yang akan membawanya menyelancari dunia menulis yang kaya tokoh-tokoh hebat. Sebut saja para penulis kawakan di Indonesia, Buya Hamka, Rhenald Kasali, Sapardi Djoko Damono, Pramoedya Ananta Toer, Handrawan Nadesul, Helvi Tiana Rosa, Asma Nadia, Andrea Hirata, Ahmad Fuadi, Tere Liye, Habiburrahman El Shirazy.
Rasakan perbedaan yang akan dirasakan setelah membaca tulisan para master di atas. Membaca buku mereka bukan untuk mengimitasi, tetapi membuka cakrawala menyusun kata-kata, membuat kalimat lebih bernas dan menjadi efektif.
Menulis terus sampai terbiasa
Menulis adalah skill, bagaimana agar keahlian menulis terus terjaga dan meningkat kualitasnya, keep writing. Stephen King, novelis kondang Amerika Serikat, saking ingin menjaga konsistensi menulisnya, ia menulis di tisu koktail dalam pesawat.
JK Rowling, penulis serial Harry Potter yang best seller di dunia, menulis di sebuah kafe sambil menjaga anaknya yang sedang tertidur di kereta dorong bayi. Bahkan sebagian orang menemukan ide kreatif menulisnya saat berada di toilet.
Alasannya saat buang air itu banyak hormon dopamin yang dilepaskan, dan kondisi pikiran sedang santai. Saat baru keluar dari kamar mandi, langsung catat ide atau tulis di note smartphone agar tidak terlupakan begitu saja.
Kunci konsistensi menulis banyak sekali. Tinggal disesuaikan saja yang sesuai dengan keadaan kita. Berikut pilihan-pilihannya:
- mengikuti kelas menulis, biasanya akan ada tugas menulis yang mesti disetorkan
- carilah mentor untuk mengajari Anda menulis. Mengajari di sini bukan seperti di sekolah, tetapi mentor tersebut selalu bisa dijadikan tempat bertanya dan punya waktu mengevaluasi tulisan yang dihasilkan.
- mengikuti ODOP (One Day One Post) bisa di blog atau di media sosial.
- mengikuti proyek buku antologi
- menulis blog
- memiliki target harian, mingguan, dan bulanan
- punya waktu dan tempat khusus menulis setiap harinya
- jadikan bisa menulis dengan tenang sebagai reward atas selesainya pekerjaan di hari ini
- tanamkan bahwa menulis itu cara untuk lebih bahagia
- punya target menerbitkan buku solo
Bersedia menerima kritikan
Saat tulisan diberi saran, masukan, dan kritikan, terimalah segalanya dengan lapang dada. Bagi seorang penulis, kritik adalah vitamin untuk menjaga dan meningkatkan mutu tulisannya. Kalau perlu, beri hadiah pembaca atau rekan penulis lain yang mengritik kita.
Sebab kritikan lahir dari waktu luangnya membaca tulisan kita, kan. Di zaman serba sibuk dan melimpahnya bahan bacaan seperti ini, jika ada orang yang mau benar-benar menyempatkan dirinya untuk membaca tulisan kita, lalu menyampaikan kritik yang konstruktif, semestinya kita berterima kasih kepadanya.
Don't bagi penulis pemula
Setelah mengetahui hal-hal yang diperbolehkan, demi prinsip keseimbangan tentunya ada hal-hal yang tidak diperkenankan dilakukan oleh penulis pemula. Apa sajakah itu?
Berhenti belajar menulis
Cara-cara menulis memang bisa diperoleh dari mana saja, tetapi bukan berarti seorang penulis pemula merasa cukup dengan ilmu yang ada. Maka jika ia berhenti belajar, memperbaharui ilmu pengetahuannya, memperluas wawasannya, ibarat daun ia akan segera menguning, dan akhirnya layu, jatuh ke tanah.
Ketika semangat menulis mulai terasa loyo, bergabunglah kembali di grup-grup kepenulisan. Diutamakan di kelompok yang berisikan penulis baru. Di sana bisa terjadi transfer spirit, dan saling support untuk terus menulis.
Melakukan plagiat karya
Jangan melakukan plagiat terhadap karya orang lain. Yang namanya tulisan, bisa dianalogikan dengan sidik jari. Spesifik, unik dan personal sifatnya. Meski membahas isu yang sama, jika ditulis oleh dua orang penulis maka hasil akhir tulisannya pasti akan berbeda.
Peraturan perundang-undangan di Indonesia cukup tegas mengatur persoalan plagiarism ini. Di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) disebutkan bahwa lulusan perguruan tinggi yang karya ilmiahnya digunakan untuk memperoleh gelar akademik, profesi, atau vokasi terbukti merupakan jiplakan:
- Pasal 25 ayat (2): pencabutan gelar
- Pasal 70: pidana penjara paling lama 2 tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp. 200 juta rupiah.
Selain itu ada pula Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta yang mengatur tentang sanksi pidana pelanggaran hak cipta sebagai berikut:
- Pidana penjara paling singkat 1 bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1 juta, atau pidana penjara paling lama 7 tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5 miliar.
Baru menulis sudah ingin dibayar mahal
Para penulis terkenal yang kita kenal saat ini tentunya menjalani proses terlebih dahulu hingga bisa berada di puncak karir kepenulisannya. Berkali-kali menerbitkan buku best seller. Setelahnya akan datang masa-masa diundang menjadi narasumber di berbagai event yang berkaitan dengan dunia menulis. Mengisi training, workshop, dan sederetan acara yang menambah pundi-pundi uang si penulis.
Medium |
Berbeda halnya dengan penulis pemula, untuk sampai ke posisi seperti itu, perlu jam terbang yang cukup. Sebagaimana teori 10.000 jam terbang yang dikemukakan Malcolm Gladwell dalam bukunya Outlier. Kesimpulan dari teori tersebut, untuk menjadi ahli seseorang memerlukan jam terbang selama 10.000 jam.
Jadi termasuk "don't" bagi penulis pemula jika baru saja masuk ke dunia menulis, menghasilkan hitungan jari tulisan, sudah langsung sudah ingin dibayar, mahal pula. Menyadari bahwa diri masih harus banyak belajar lebih bijak ketimbang memaksakan suatu kondisi yang berada di luar kendali kita.
Kesimpulan
Do and don't bagi penulis pemula berupa hal-hal yang sebaiknya dilakukan oleh penulis pemula, dan yang tidak boleh dilakukan. Do-nya yaitu banyak membaca, menulis terus sampai terbiasa, dan bersedia menerima kritikan. Sementara don't-nya adalah berhenti belajar menulis, melakukan plagiat karya, dan baru menulis sudah ingin dibayar mahal.
Salam,
Syukron kak miii.. kalau untuk mencari mentor itu apakah ada wadahnya kak?
BalasHapuspengen banget jadi rajin membaca buku agar rajin menulis juga :') 2021 yuk bisa yuk
BalasHapus