Tips Tetap Eksis Di Dunia Industri Kreatif
Apa yang ada di benak kita mendengar kata kreatif? Menurut KBBI kreatif adalah memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk menciptakan.
Dunia kreatif atau bisa lebih dispesifikkan lagi menjadi dunia industri kreatif berarti proses penciptaan, kreativitas, dan ide dari seseorang atau sekelompok orang yang dapat menghasilkan sebuah karya, tanpa mengeksploitasi sumber daya alam, serta dapat dijadikan produk ekonomi yang menghasilkan.
Realita industri kreatif
Perbedaan yang cukup kentara antara industri pada umumnya dengan industri kreatif adalah, industri sangat tergantung pada faktor-faktor produksi sumber daya alam dan sumber daya manusia dalam skala besar. Sedangkan industri kreatif menitikberatkan pada softskill berupa ide-ide segar, kreativitas, dan bakat serta yang berkaitan dengan kualitas SDM.
Biasanya orang-orang yang berkualitas ini juga disebut dengan passionate people, selalu memiliki gagasan menarik, intelek, penuh minat dan sangat kreatif menghasilkan karya orisinil yang memenuhi permintaan pasar. Bidang-bidang dalam industri kreatif sangat membutuhkan kreativitas yang tinggi sehingga harus cepat beradaptasi agar tidak tergilas dengan pegiat lainnya.
Apa saja bidang-bidang yang termasuk industri kreatif itu?
Menurut media daring co-working space Uptown, ada enam belas contoh industri kreatif.
- Industri musik
- Industri kuliner
- Industri arsitektur
- Industri kerajinan (handycraft)
- Industri penerbitan
- Industri riset dan pengembangan
- Industri perfilman
- Industri seni pertunjukan
- Industri fotografi
- Industri televisi dan radio
- Industri fashion
- Industri video
- Industri desain
- Industri periklanan
- Industri layanan komputer dan perangkat lunak
- Industri gim daring
Di antara 16 bidang industri kreatif di atas, yang manakah yang sedang Anda geluti? Atau masih ingin masuk ke dalam industri kreatif?
Ancaman dan peluang digitalisasi
Digitalisasi membuat suram, seram, atau seru abiz?
Seperti yang kita ketahui bersama, perkembangan teknologi ibarat dua sisi mata uang, yang satu membawa ancaman, satunya lagi membentangkan peluang. Jika hanya terfokus pada ancaman maka yang menghampiri adalah masa depan yang suram.
Tidak peduli apakah Anda berasal dari generasi X, Y, atau Z. Selama terpuruk pada sikap pesimis, dan berhenti belajar, digitalisasi selamanya menjadi momok yang menakutkan.
Apa saja fakta yang menyeramkan dari digitalisasi dunia kreatif?
Menurut US Department of Labor Report, ada dua hal besar yang menjadi ancaman bagi dunia secara umum. Berikut ulasannya:
Hilangnya miliaran jenis pekerjaan
Secara global era digitalisasi akan menghilangkan sekitar 1-1,5 miliar pekerjaan sepanjang tahun 2015-2025 karena digantikannya posisi manusia dengan mesin otomatis. Demikian menurut Gerd Leonhard seorang futurist penulis buku Technology vs Humanity.
Adapun peluang kerja yang akan hilang adalah pekerjaan-pekerjaan yang rutin, berulang, dan dapat diprediksi. Pekerjaan dengan tingkat keahlian yang rendah di sektor manufaktur, logistik, dan retail.
Anak-anak kita akan bekerja di pekerjaan yang belum pernah ada di masa sekarang
Diestimasi bahwa di masa yang akan datang, 65% siswa SD di masa sekarang, akan bekerja di pekerjaan yang belum pernah ada di masa sekarang. Biasanya saat memasuki dunia kerja, meski bidang tersebut sudah ada sejak lama, seorang pekerja baru mengalami tantangan tersendiri. Berhadapan dengan senior, menjaga profesionalitas, dan peningkatan kompetensi terus menerus.
Di masa depan, anak-anak kita akan memasuki dunia yang sama sekali belum ada informasinya mengenai pengalaman terkait pekerjaan tersebut. Jadi generasi yang akan datang dikondisikan sebagai peletak dasar suatu bidang pekerjaan dan bukan tidak mungkin jenis pekerjaannya akan lebih dari satu.
Peluang digitalisasi
Di sisi lain, digitalisasi membawa sederet keberuntungan bagi dunia industri kreatif. Tidak sebatas dunia kreatif namun semua sektor kehidupan manusia. Apa saja?
Munculnya banyak pekerjaan baru
Sebagaimana yang dilansir World Economic Forum, era digitalisasi berpotensi memberikan peningkatan penyerapan tenaga kerja hingga 2,1 juta orang. Sebab munculnya banyak pekerjaan baru pada tahun 2025.
Pekerjaan-pekerjaan baru tersebut misalnya yang berhubungan dengan pengawasan alat-alat permesinan, atau robot, yang memerlukan keahlian khusus. Selain pekerjaan di bidang itu, ada juga pekerjaan yang mengharuskan berkomunikasi, berkoordinasi, dan memerlukan kepemimpinan.
Berkurangnya emisi karbon
Terdapat potensi pengurangan emisi karbon kira-kira 26 miliar metrik ton dari tiga industri yaitu elektronik (15,8 miliar), logistik (9,9 miliar), dan otomotif (540 miliar) dari tahun 2015-2025).
Hal ini tentu membawa kabar positif bagi kampanye ekonomi berkelanjutan tanpa karbon yang intensif digaungkan di seluruh dunia beberapa tahun terakhir. Keberadaan virus Covid-19 juga membantu berkurangnya emisi namun siapa yang menginginkan turunnya angka emisi ini dengan cara menyakitkan seperti sekarang.
Tips tetap eksis di dunia (industri) kreatif
Tips ini disampaikan secara umum tidak terbatas pada dunia industri kreatif saja. Bisa juga diterapkan untuk jenis pekerjaan dan kegiatan apapun.
Suka atau tidak suka semua orang dipacu untuk menguasai skill jika ingin eksis terus di dunia kreatif, terlebih industri kreatif. Ada tiga skill penting yang harus dimiliki untuk itu, apa saja?
1. Skill memecahkan masalah yang kompleks
Kemampuan memecahkan masalah baru yang belum banyak diketahui orang solusinya di dunia nyata. Apa misalnya? Dalam industri musik misalnya, cara menghindari pembajakan lagu, di bidang fashion cara cerdas mendaur ulang limbah pakaian, atau cara membuat buku dijamin pasti best seller di pasaran? Banyak hal di dalam sendi-sendi kehidupan kita yang masih merupakan ruang gelap dan butuh cahaya terang.
2. Skill sosial
Kemampuan berkoordinasi, bernegosiasi, persuasi, membimbing, kepekaan untuk membantu, kecerdasan emosional.
Pernah tidak bertemu dengan orang yang pintar tetapi kurang memiliki kemampuan berkoordinasi? Saya pernah disatukan dalam sebuah kepanitiaan dengan orang seperti ini. Akhirnya job descripton yang semestinya ia kerjakan dilimpahkan ke saya dan rekan lainnya.
Sebab ia merasa punya kesulitan untuk mengkoordinasikan personel yang satu dengan yang lain. Berkonsultasi dengan pihak di atasnya, serta tidak tegas mengambil sikap dan keputusan.
Jadi di masa depan kemampuan sosial seperti ini dituntut harus dikuasai oleh setiap yang ingin eksis di dunia industri kreatif, dunia kerja pada umunya, komunitas, dan kegiatan lainnya bahkan dalam skup keluarga sendiri. Tanpa social skill dipastikan Anda hanya menjadi beban bagi orang-orang di sekitar.
Jadi di masa depan kemampuan sosial seperti ini dituntut harus dikuasai oleh setiap yang ingin eksis di dunia industri kreatif, dunia kerja pada umunya, komunitas, dan kegiatan lainnya bahkan dalam skup keluarga sendiri. Tanpa social skill dipastikan Anda hanya menjadi beban bagi orang-orang di sekitar.
3. Skill proses
Kemampuan mendengar aktif, berpikir logis, mengamati diri dan orang lain juga penting untuk dimiliki agar tetap eksis di dunia kreatif.
Profesi-profesi yang berhubungan dengan kemampuan di atas akan sangat mendukung bidang-bidang industri kreatif yang mensyaratkan kreativitas tinggi. Sebab itulah yang membedakan manusia dengan robot.
Jika diperdengarkan kepada robot atau alat yang memiliki alat perekam, gampang saja memutarnya kembali. Namun bagaimana ia dapat mendengar aktif, berpikir logis dan mengamati diri, tentunya hanya dapat dimiliki oleh manusia.
Kesimpulan
Tips jika ingin tetap eksis di dunia industri kreatif, Anda harus mempunyai 3 skill dasar yaitu, problem solving, social skill, dan process skill. Tanpa ketiga kemampuan tersebut mustahil pegiat usaha di dunia kreatif, meski Anda melabeli diri jadi Gen XYZ, survive terus di belantara dunia industri kreatif.
Artikel ini ditulis setelah webinar daring bersama Blogger Sumut, Rabu, 2 Desember 2020 di Zoom Meeting, dalam rangka ulang tahun ke-2 Blogger Sumatera Utara (BlogSum).
Dalam kesempatan ini saya menjadi salah satu narasumber bersama Kak Siska Hasibuan, yutuber, owner industri kreatif kuliner Mumubutikue yang kue Rasidah, (kue khas Melayu Deli) buatannya, dinikmati Presiden RI Joko Widodo saat melawat ke kota Medan.
Selamat dan sukses, semoga berjaya terus sebagai wadah kreatif para bloger di Sumatera Utara. Amin
Agak merinding membacanya, tentang anak kita akan bekerja pada jenis pekerjaan yang belum ada sebelumnya. Jadi anaknkita mesti diajarkan berpikiran terbuka ya.
BalasHapusInsyaallah anak-anak kita bisa menghadapinya. Manusia itu adaptif kok
HapusPerubahan dunia memang cukup cepat, dan tentu akan memengaruhi target pasar dan insudtri kreatif juga lho. Skill perlu diupgrade supaya lebih melek dengan teknologi untuk bekal dalam berbisnis.
BalasHapusSaya setuju bahwa "dunia kreatif itu bisa seram, seru dan seterusnya", dan ini tentunya bisa dipengaruhi oleh banyak hal salah satunya adalah kebutuhan pengguna. Mungkin saat ini orang butuh produk dari industri kreatif X, namun pada suatu waktu maka tidak butuh lagi. Globalisasi dan kecepatannnya bertarnsformasi bisa menggerus kondisi pasar di industri kreatif yang ada saat ini.
Anak-anak kita mulai dari sekarang harus dilatih menjadi problem solver, gak dimanjakan sama teknologi dan segala kepraktisan. Biar otaknya gak tumpul. Soalnya di masa depan ya itu, mereka yg survive adalah yang bisa memecahkan masalah kompleks, memberikan solusi atas sebuah permasalahan, dan inovatif. Hebat euy Uni Mia jadi pembicara. Pasti seru abis nih kemarin.
BalasHapusSaya ada halangan ga bisa join. Jadi dengan adanya tulisan ini jd update dan dapat ilmu juga hehe
BalasHapusDari baca artikel ini saya jadi sadar kalau saya masih kurang dalam hal social skill. Sering banget ngerasa nggak enak mendelegasikan tugas kepada orang lain padahal saya sendiri kewalahan mengerjakan semuanya. huhuhu.
BalasHapusNah keren nih tipsnya mbak dunia kreatif di era digital ini harus jadi perhatian tersendiri ya karena sekarang semua kegiatan dilakukan dalam jaringan..sudah ga jaman kompetisi melainkan kolaborasi hehehe begitu yang sering saya dengar ... terlebih sebagi blogger ya klo ga kolaborasi bisa repot sendiri hehehe
BalasHapusBetul sekali. Jaman sekarang pintar secara akademis saja nggak cukup. Anak harus punya skill, harus punya kemampuan komunikasi, negosiasi, dan problem solving. Sayangnya semua itu jarang diarahkan di bangku sekolah. Umumnya mereka hanya dituntut cerdas secara akademis. Bersaing untuk mendapatkan nilai terbaik. Padahal, anak harus dibiasakan berkolaborasi.
BalasHapussepakat dengan artikelnya mbak. emang ya kalau mau eksis di dunia kreatif harus punya skill-nya. salah satunya social skill ini. Sebab banyak hal yang bakal terjadi saat menjalin relasi di dunia digital.
BalasHapusyupp benar sekali, bearti dengan memiliki bisnis di dunia kreatif pasti masih bisa survive atau bertahan hidup karena masih banyak bisnis kreatif yang bisa di hasilkan dan masih bisa tetap eksis
BalasHapusBerarti ga salah kalo saya memberi ruang seluas-luasnya kepada anak-anak saya untuk menjadi dirinya sendiri. Karena jamannya sudah berbeda. Mereka tidak bisa dibentuk seperti jaman emaknya dulu. Dan saya optimis anak-anak akan siang menghadapi masa depannya nanti.
BalasHapusBener Mbak miliaran pekerjaan menjadi hilang yang terutama karena adanya pandemi Corona ini ekonomi dunia menjadi semakin sulit dan industri kreatif itu membuka peluang yang besar bagi masyarakat cuman tergantung juga mereka punya skill apa nggak Kalau nggak punya ya ya sulit untuk bertahan hidup..
BalasHapusDunia saya bekerja tidak ada di industri kreatif. Namun job desc yang saya miliki terkadang mengharuskan mempunyai jiwa kreatif. Misalnya saja ketika saya ingin mempersingkat satu proses kerja yang terlalu lama dan terlalu ribet.
BalasHapusKarena itu penguasaan skillnya itu penting sekali meskipun kita tidak sepenuhnya bergerak di dunia itu, namun kreativitas ada di dalam banyak bentuk.
Kalau ngga kreatif sekarang bakalan ketinggalan banget yaa k mia, apalagi dengan majunya dunia digital itu semuanya sekarang beralih ke sana kalau ga mau belajar bisa ketinggalan. Setuju banget ini acara begini positif banget.
BalasHapusDi era digital seperti sekarang bagaimana kita mampu bertahan di dalam persaingan yang begitu ketat,kita emang perlu memili skill yang mumpuni.
BalasHapusKarena kalau kita gak memiliki skill pastinya akan cepat tersingkir dengan anak muda lainnya yang tentu memiliki daya saing yang oke.
Sangat setuju sekali kak, agar eksis di dunia kreatif kita memang harus memiliki skiil yang mumpuni ya kak, acaranya khusus blogger sumut ya kak, padahal pengen banget ikutan aslinya...
BalasHapusmasyaAllah Bu dosen dan blogger ipers sejati panutanku. Anak2 kita memang akan menghadapi dunia kreatif yang makin dinamis ya Bun...dunia itu akan seru seram atau suram tergantung kita menghadapinya. Makasih sharingnya Bun
BalasHapuswah para dosen yang juga blogger kalau membagikan ilmunya, pasti mantap.
BalasHapusTiga skill itu emang harus diasah sejak sekarang ya, agar anak-anak bisa sukses di masa depannya.
Aku mencari industri media online kok nggak ada ya haha. Soalnya dulu aku kerja di media online dan untuk urusan nulis berita, kita pun tiap hari dituntut kreatif. Membuat berita dr sudut pandang berbeda lalu dikembangkan yang bikin pusing tapi candu. Sepakat sih mbak, memang akan ada banyak sekali pekerjaan usang kalau era digital sudah masif terjadi. Mau nggak mau memang kudu mempersiapkan generasi Alpha, Beta dst jadi lebih punya skill ya
BalasHapusHalo, bu Mia. Saya jadi ingat sebelum lulus kuliah, dosen saya juga berpesan kalau bisa harus punya skill lain selain unggul di akademik. Karena supaya bisa bersaing di era industri kreatif seperti saat sekarang ini.
BalasHapus