"Nanti pinginnya punya anak berapa?"
"Ah, se-dikasihNya ajalah..."
"10? 11? " tanyanya menggoda saya.
"Yee... emangnya mau bikin kesebelasan sepak bola?" Saya balik bertanya retoris.
"Pokoknya yang banyak ya... biar rame... seru ada anak-anak yang mukanya mirip-mirip kita berdua."
Itu potongan percakapan di awal pernikahan saya dan suami. Masih teringat sampai sekarang meski sudah belasan tahun berlalu. Alhamdulillah kami dikaruniai empat orang anak, dua putra dan dua putri. Di artikel ini saya ingin membagikan sedikit pengalaman saat usia kehamilan trimester 3 .
|
Kehamilan trimester 3 / Freepik |
Usia-usia kehamilan
Usia kehamilan berbeda dengan usia janin. Kalau usia kehamilan bisa ditentukan dengan HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) sementara usia janin lebih sulit ditentukan karena tidak bisa dipastikan dengan akurat waktu pembuahan terjadi. Usia kehamilan atau usia kandungan dibagi menjadi tiga kategori trimester.
Trimester 1
Usia
kehamilan trimester 1 ini bisa dihitung mulai 0-13 minggu. Biasa disebut dengan hamil muda atau "mulai isi" kata orang-orang di daerah saya. Ngidam makanan tertentu dan ada kalanya berperilaku tidak seperti biasanya. Kehamilan di trimester 1 ditandai dengan pusing, mual-mual, dan muntah terutama di pagi hari yang kerap diistilahkan dengan
morning sickness.
Pada saat mengandung anak sulung, saya mengalami morning sickness yang bisa dibilang cukup parah. Sama dengan yang saya alami pada kehamilan anak bungsu, 3 tahun lalu.
Rasanya seperti naik angkot yang ada asap rokoknya tetapi tak kunjung turun. Kepala pening tujuh keliling, dan pilih-pilih makanan. Hal ini berbeda saat saya mengandung anak kedua dan ketiga. Relatif tidak ada keluhan, santai saja.
Trimester 2
Usia kehamilan trimester 2 sekitar 14-27 minggu. Di usia kehamilan tiga bulan kedua ini, hormon sudah terasa lebih stabil dan keluhan-keluhan yang dirasakan khas hamil muda, mereda.
Meski perubahan fisik mulai terlihat, namun secara psikis, justru seorang ibu hamil tampak bersemangat dengan kehamilannya. Fase ini familier sebagai fase bulan madu kehamilan.
Pada usia kehamilan trimester 1 masih repot dengan adaptasi hormon tubuh dari sebelum hamil menjadi hamil, dan trimester 3 sudah siaga dengan jadwal-jadwal periksa ke dokter dan mempersiapkan persalinan.
Di usia kehamilan ini pula waktu yang ideal untuk pasangan suami istri yang sedang menunggu kelahiran anak pertama, ingin melakukan baby moon.
Jika
honeymoon dilakukan saat pasutri baru menikah, maka
babymoon adalah tren wisata yang dilakukan pasutri sebelum mereka menjadi
orang tua.
Saat saya memasuki usia kehamilan trimester 2, saya disibukkan dengan jadwal mengajar, bikin proposal penelitian dan pengabdian masyarakat, berkomunitas dan ikut pengajian ibu-ibu kompleks.
Bahkan saya aktif menghadiri seminar internasional atas undangan seorang teman yang kebetulan waktu itu seorang dekan. Mumpung kampusnya sebagai tuan rumah, tentunya hal yang sangat menguntungkan ikut event mancanegara di dalam kota saja.
Di masa trimester 2 ini saya merasakan sama saja seperti saat-saat tidak hamil. Tetap bekerja seperti biasa, Alhamdulillah tidak mengalami masalah yang berarti. Kalau merasakan punggung mulai sakit karena kecapaian beraktivitas, saya langsung rebahan, tidur sampai terbangun sendiri dan tubuh pun segar kembali.
Trimester 3
Usia kehamilan trimester 3 berlangsung pada 28-42 minggu. Menurut saya, inilah fase yang paling ditunggu-tunggu. Terus terang mengalami empat kali kehamilan membuat saya sering penasaran bahkan jadi overthinking, saat usia kehamilan trimester 3. Saya sering mempertanyakan berbagai hal.
Misalnya sebagai berikut:
- ntar melahirkannya secara normal atau cesar ya
- melahirkan di klinik atau rumah sakit
- melahirkannya diinduksi lagi seperti sebelumnya atau tidak
- kalau mengalami episiotomi (prosedur menggunting jalan lahir), kali ini kena berapa jahitan ya
- jenis kelamin bayi, laki-laki atau perempuan
- namanya siapa ya
Syukurnya ada suami yang selalu menyediakan dirinya sebagai tempat menampung curhatan saya. Maka semua topik di atas didiskusikan berdua sampai saya merasa tidak ada lagi yang perlu dibicarakan.
Kondisi yang dialami ibu akibat pembesaran janin di trimester 3
Di trimester 3 ini Anda sudah sangat dikenali orang sebagai ibu hamil. Penampilan fisik dengan perut membuncit akibat pembesaran janin, jika keluar rumah untuk berjalan-jalan pagi misalnya, dengan sangat mudah orang mengetahui kalau Anda sedang berbadan dua.
Apa saja kondisi yang lazim dirasakan pada trimester 3 ini?
Susah tidur
Miring ke kiri salah, miring ke kanan kurang nyaman, tidur telentang tidak dianjurkan karena menyulitkan posisi janin di dalam rahim. Trus, harus gimana dong. Belum lagi mesti bolak-balik ke kamar mandi sebab kantung kemih sudah terdesak dengan besarnya ukuran janin.
Pegalnya punggung dan pinggul jangan ditanya lagi. Bertambahnya bobot ibu selama kehamilan membuat bergerak pun harus dilakukan secara perlahan.
Jujur, di trimester 3 ini saya sempat merasa tidak berdaya. Yang biasanya selalu gercep, lincah, dan enerjik. Dikondisikan harus bergerak pelan-pelan, berjalan lambat, dan terbatas tidak bisa naik kursi atau meja.
Maklum dalam keadaan tidak hamil sebelumnya, saya terbiasa naik turun tangga dengan sigap, menggeser-geser kursi, mendorong meja, bahkan memanjat, kalau sedang bersih-bersih. Momen hamil trimester 3 ini menjadi saat-saat merenungi diri bagi saya.
Jadi mengingat jasa orang tua terutama ibunda yang juga mengalami hal berat mengandung kami, kelima anaknya. Di samping itu saya berusaha memahami bahwa semua memiliki batasan kemampuan. Saat trimester 3 saya seolah disuruh Tuhan beristirahat dahulu dari kegiatan-kegiatan yang sebelumnya begitu mudah saya kerjakan.
Perdarahan
Perdarahan bisa saja terjadi pada usia kehamilan trimester 3 ini. Beberapa bisa menjadi faktor penyebabnya. Plasenta previa adalah ari-ari atau plasenta berada di bawah rahim, menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir.
Saat periksa ke dokter letak plasenta inilah salah satu yang terpenting dicek oleh dokter kandungan selain detak jantung janin (DJJ), volume air ketuban, usia kehamilan, prediksi kelahiran. Karena jika letak ari-ari di bawah, sudah pasti ibu harus menjalani cesar.
Alhamdulillah semua kehamilan saya di trimester 3 tidak pernah mengalami perdarahan. Partus lancar, berlangsung cepat, relatif tidak ada faktor penyulit lahir. Bahkan persalinan terakhir sama sekali tanpa jahitan. Sebab menurut DSOG, tidak diperlukan tindakan episiotomi.
Kontraksi ringan
Jelang kelahiran di trimester 3, ada kalanya bumil mengalami kontraksi (his) ringan. Hal ini wajar dialami bila tubuh terlalu lelah dan sebaiknya segera menghentikan pekerjaan dan beristirahatlah. Rasanya otot-otot rahim mengencang dan membuat Anda tidak nyaman.
Saat proses persalinan urusan kontraksi ini sangat penting diketahui. Ada his palsu yang berlangsung selama 30 detik selama dua jam sekali. Semakin tinggi intensitas frekuensi his yang dialami, maka semakin dekat pula detik-detik bertemu dengan wajah sang bayi yang telah lama dinanti-nantikan.
|
Menjalani kehamilan yang bahagia / Morinaga |
Tips menjalani kehamilan trimester 3 dengan bahagia
1. Perbanyak mendekatkan diri kepada Sang Pencipta
Banyak beribadah, berdoa, menyampaikan segenap keinginan dan harapan, akan menjaga kondisi mental dan spiritual
ibu hamil menjadi lebih tenang dan siap menghadapi kelahiran.
Sikap pasrah dan bersandar hanya pada Sang Pencipta menjadikan beban kehamilan dengan segala kemungkinannya, menjadi sedikit terkurangi.
Pada waktu mengandung anak pertama hasil USG pada trimester 2 menunjukkan janin kami sungsang. Namun dengan ikhtiar memperbanyak sujud di atas sajadah, Alhamdulillah pada jadwal USG berikutnya tepat akan memasuki trimester 3, posisi janin berputar, tidak lagi kepala di atas tetapi sudah berada di jalan lahir, siap menjalani kelahiran per vaginam.
2. Rajin berbagi dan berbuat baik pada sesama
Sebenarnya hal ini masih berkaitan dengan tips sebelumnya, sebagai bagian dari mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Banyak bersedekah dan berbuat kebaikan kepada orang lain diyakini akan memudahkan suatu proses persalinan.
Orang lain yang dibantu akan turut mendoakan semoga lahirannya menjadi lancar dan tidak ada faktor penyulit dan kendala lainnya.
3. Tetap beraktivitas seperti biasa, jangan menganggap diri lemah
Meski trimester 3 dengan berat badan yang semakin besar membuat ibu hamil merasa kepayahan, tetap lakukan aktivitas ringan seperti biasanya, sesuai dengan kemampuan. Jangan menganggap diri lemah dan terus menerus merebahkan diri di kasur.
Pengalaman saya pribadi meski sudah masuk trimester 3 tetap aktif bekerja di kampus seperti biasanya. Tidak adanya elevator membuat saya harus naik turun tangga ke lantai 4. Menurut DSOG saya, justru hal ini jadi exercise yang nantinya memudahkan saya lahiran normal.
4. Pilihlah ukuran pakaian yang pas dan bahan pakaian yang menyerap keringat
Pada usia kehamilan trimester 3, bumil biasanya merasakan rasa panas di bagian perut dan dada. Selain itu membesarnya payudara membutuhkan bra yang pas menyokong seluruh bagiannya.
Demi kenyamanan, sebaiknya memilih ukuran buste hounder yang memang khusus untuk ibu hamil. Dan yang paling penting terbuat dari bahan pakaian yang nyaman dan mudah menyerap keringat. Agar tidak mudah gerah dan mengurangi waktu beristirahat.
5. Gunakan maternity pillow
Untuk mengatasi gangguan tidur, ibu bisa menggunakan bantal khusus ibu hamil atau maternity pillow yang bisa dibeli di marketplace. Ibu akan merasa nyaman dan lebih nyenyak tidurnya karena bantal ini didesain spesial menyesuaikan dengan bentuk badan ibu yang sedang hamil.
6. Lakukan senam hamil
Banyak sekali manfaat senam hamil pada usia kehamilan trimester 3. Membantu tidur ibu lebih berkualitas, menjadi lebih bertenaga dan bugar dalam kegiatan sehari-hari, tubuh lebih rileks, dan menguatkan otot-otot panggul untuk mengurangi risiko episiotomi.
Di zaman sekarang sangat mudah mencari kelas senam hamil, bisa saling sharing dengan ibu hamil lainnya, dan di masa pandemi seperti ini tetap bisa mengikuti senam hamil, secara online.
Saat saya hamil, saya membeli buku panduan senam hamil dan melakukan senam sendiri mengikuti petunjuk pada buku dan berbekal informasi dari internet.
7. Delegasikan seluruh pekerjaan sebelum HPL
Bagi ibu bekerja, penting untuk mendelegasikan seluruh pekerjaannya sebelum Hari Perkiraan Lahir (HPL) atau ada yang menyebut juga TPP (Tanggal Perkiraan Persalinan).
Urusan pekerjaan tidak akan ada habisnya dan jika tidak segera dikoordinasikan dengan baik, akan merepotkan ibu di trimester 3. Biasanya pihak kantor akan memberikan cuti resmi 1,5 bulan sebelum HPL dan 1,5 bulan sesudah melahirkan.
Dimaksudkan 1,5 bulan sebelumnya agar pada trimester 3 ibu bisa mempersiapkan kelahiran bayinya tanpa harus dipusingkan dengan urusan pekerjaan.
Namun pada praktiknya, seringkali aturan ini diubah sendiri dengan menyatukan waktu cuti menjadi 3 bulan setelah melahirkan.
|
Siap menyambut kelahiran buah hati tercinta / Morinaga |
Kesimpulan
Saat usia kehamilan trimester 3 yang berlangsung pada 28-42 minggu, bobot tubuh ibu semakin bertambah seiring pembesaran ukuran janin di dalam rahim.
Kondisi yang kemungkinan dialami ibu hamil di trimester 3 adalah susah tidur, perdarahan, dan kontraksi ringan.
Tips menjalani kehamilan trimester 3 dengan bahagia, banyak mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, berbuat baik pada sesama, beraktivitas seperti biasa menurut kemampuan, pilih ukuran pakaian yang pas, gunakan bantal khusus untuk ibu hamil, melakukan senam hamil, dan jangan lupa untuk mendelegasikan seluruh pekerjaan sebelum HPL tiba. Agar ibu bisa lebih rileks dan siap menyambut kelahiran
buah hatinya.
Dulu saya pengen punya anak 3 atau 4, tapi pas baru punya 2 anak aja, udah mao pingsan dong ngurusnya hahaha.
BalasHapusBtw trisemester ketiga memang luar biasa ya, yang belum pernah saya rasakan cuman kontraksi, kedua anak saya caesar sebelum mereka ketok-ketok pintu keluar hahaha
Bener Mbak, punya anak bukan soal hamil n melahirkannya aja ya, tp mengurusnya, membesarkan dan mendidiknya. Itu harus betul2 optimal
HapusSeneng rasanya baca tulisan begini. Aku sendiri mengalami kebalikan dari tulisan ini :'(
BalasHapusSemoga para bumil jadi makin positif dan tenang menghadapi HPL ya :)
Tetap semangat Mbak Enno, insyaallah pasti berbahagia di tahap yg lain kan ya...
HapusHamil trimester 3 aku tetap mabok seperti trimester 1 dan 2 :))
BalasHapusPokoknya lama banget mengalami muntah-muntah tiap pagi hari. Tapi memang trimester 3 lebih bahagia karena makin dekat dengan waktu lahiran.
Semoga semua ibu hamil disehatkan di berapapun trimester, dan melahirkan bayi dengan sehat.
Eh, sama dengan aku Mbak Rien. Aku dua kali hamil maboknya sampai 7 bulan :D Begitu nggak mabok lagi, eh ... udah mau melahirkan aja :D
HapusHamil trimester 3 aku tetap mabok seperti trimester 1 dan 2 :))
BalasHapusPokoknya lama banget mengalami muntah-muntah tiap pagi hari. Tapi memang trimester 3 lebih bahagia karena makin dekat dengan waktu lahiran.
Semoga semua ibu hamil disehatkan di berapapun trimester, dan melahirkan bayi dengan sehat.
Sama kayak kakak ipar saya Mbak Kate, morning sickness nya terus aja sampe mau lahiran, kasian liatnya
HapusBener nih ya dulu ke 2 anakku juga punya cerita yg unik mba.. masa2 kehamilan hrs di bawa happy juga Dan aktivitas spt biasabiar pas lahiran lancar
BalasHapusInsyallah kl bumilnya hepi anaknya juga bakal lahir dan tumbuh jadi anak yang ceria. Anak nomor 3 saya gitu soalnya pas mengandung dia saya bawaannya seneng2 terus, ini anaknya periang jadinya
HapusBegitu ribetnya hamil, kalo diminta melahirkan anak 11 saya pasti menolak 😀😀😀
BalasHapusKebayang badan turun mesin 11 kali 😀😀😀
Jadi inget hamil kemarin ini. Trimester 3 paling susah cari posisi tidur yang pas hihihi tapi emang harus diingat sekali pada trimester ini untuk banyak gerak dan olahraga supaya pas lahiran gak keteteran
BalasHapusSebelum HPL, penting bgt buat ibu bekerja untuk mendelegasikan tugas.
BalasHapusYappp, sepakat bgt dgn hal ini mbaaa
karena daku dulu pas mau lahiran juga lumayan pontang/i soal kerjaan ini siikkk
makasiii tips dan sharing-nya ya
Trimester tiga tuh masa paling deg-degan ya dan excited karena sudah mau ketemu si baby di dalam perut huhu, memang harus diprepared buat mental dan fisik kita untuk persiapan hpl yaa
BalasHapusHamil itu sejuta rasa ya Mbak. Banyak cerita mengharukan dan sukacita di dalamnya meskipun kadang banyak juga perjuangannya. Tapi rezeki hamil itu berkah yang luar biasa. Kita merasakan diri kita lengkap sebagai wanita.
BalasHapusNah ini penting memahami setiap tahapan masa kehamilan untuk memaksimalkan tumbuh kembang anak di kandungan dan kondisi ibu sampai menjelang persiapan kelahiran
BalasHapusaku nih baru melewati masa2 itu, sekarang anakku udah jalan 2 bulan, nggak akan pernah bisa melupakan masa-masa hamil anak memang, semuanya punya kenangan manis
BalasHapusIntinya selama masa kehamilan, ibu mesti jaga keseimbangan emosi ya..dengan memperbanyak ibadah pada Tuhan. Setiap tahap fase semester kehamilan memiliki beragam cerita dan pengalaman yang menarik
BalasHapusTernyata ada perbedaan spesifik antara usia kehamilan dan usia janin. Sebelumnya saya sempat bingung, kirain sama, eh tapi beda ya.
BalasHapusKondisi kehamilan setiap ibu berbeda-beda ya.
Betapa besarnya perjuangan seorang ibu saat lagi mengandung
Wah, ternyata lengkap sekali artikel di atas. 3 semester ini memang agak was-was juga. Perlu sekali seorang ibu menjaga kesehatan fisik, mental dan juga spiritual ya. Tetap yakin bahwa persalinan nantinya akan semakin baik. Keep positive thinking ya kak di semster 3 ini :)
BalasHapusartikel yang sangat bermanfaat mba, nanti kalau saya hamil saya bisa menjalankan tips-tipsnya dan jadi tahu apa yang harus dna tidak boleh dilakukan, agar kehamilan tetap sehat dan lancar
BalasHapusSaat hamil trimester pertama adalah saat2 paling menguji karena mual muntah yang berkepanjangan setelah melewati masa itu mulai nyaman deh melewati masa kehamilan...baca tulisan ini mengingatkan akan semua kenangan itu
BalasHapusSaya dulu cuma mau punya anak satu saja. 15 tahun kemudian dikasih anak kedua. Nah di kehamilan kedua ini yang saya menikmatinya benar-benar. Bahkan di saat-saat yang paling berat di trimester ketiga. Alhamdulillah sehat dan lancar lahiran meskipun secara SC.
BalasHapusTrimester 3 emang waktu yang paling mendebarkan. Dan, semua pertanyaan di atas pasti ditanyakan juga sama ibu-ibu hamil lainnya.
BalasHapusSebelum kelahiran anak pertama, istri saya bawa ke rumah sakit daerah tempat saya tinggal. Waktu itu belum ada dokter kandungan, yang ada dokter umum. Eh, katanya, istri saya harus caesar. Akhirnya, dirujuk ke rumah sakit di ibukota provinsi yang jarak perjalanannya 3-4 jam.
BalasHapusWuih, benar-benar perjuangan! Istri yang sudah sakit sebelumnya, ditambah dengan perjalanan yang jalannya tidak bisa dikatakan mulus sepenuhnya. Alhamdulillah, berhasil lahir di rumah sakit ibukota provinsi, dan normal!
Hamil dan melahirkan itu perjuangan banget ya mbak Mia. Nah, yg paling berat walau happy adalah membesarkan.
BalasHapusSemoga selalu diberikan kesehatan ya kak, untuk ibu anak dan keluarga semuanya
BalasHapusSetiap hamil beda-beda sih rasanya yang ku alami, kalau saat hamil Kezia sampai trisemester 3 itu aku masih eneg muntah-muntah terus huhu.
BalasHapusAku salah baca rupanya selama ini. Kupikir trisemester, taunya trimester yah. Emangnya kuliah, semesteran. Haha...Alhamdulillah, selama kehamilan aku engga ada masalah. Paling yg kedua mabok malah di trimester II lho. Dan ada pendarahan sesudah melahirkan, jadi engga berani deh nambah.
BalasHapusBanyak para ibu yang mengalami susah tidur saat sudah masuk ke trimester 3 ya mbak, semoga semua para ibu hamil diberikan kesehatan dan kelancaran sampai persalinan tiba
BalasHapusOwalah jadi selama ini trimester ya? aku pikir Trisemester. Hehehe Kayak sekolah kan ada semesteran gitu. Semoga makin banyak calon ibu ataupun calon ayah yang paham ya mbak.
BalasHapusSaat hamil itu memang saat yg membahagiahkan dan tak bisa dilupakan ya Mbak. Karunia luar biasa yg kita terima, dan jadi tau dan bersyukur karena bisa merasakan perjuangan menjadi seorang Ibu yg sangat luar biasa.
BalasHapusSelalu teringat masa-masa di trimester 3, khususnya jelang kelahiran. Paling ga bisa dilupakan tuh saat-saat kontraksi, sedaaapp sekali ya. Sampai sekarang tak bisa lupa rasanya. :))
BalasHapusSaya menyimak artikel ini dengan seksama, agar mendapatkan info yang insyaa Allah berguna nanti. Terima kasih sudah berbagi mbak, memang mengandung itu tidak mudah ya
BalasHapus