Hari Bloger Nasional: Menulis Blog Menjadi Kegiatan Selama Pandemi
Tanggal 27 Oktober 2020 merupakan Hari Bloger Nasional, yang ditetapkan oleh Menkominfo Muhammad Nuh pertama kalinya pada tahun 2007, di pembukaan Pesta Blogger.
Tahun lalu event Pesta Blogger masih dilangsungkan dengan meriah. Berhubung tahun ini ada pandemi Covid-19, ya mau tidak mau perayaan pesta seperti tahun 2019 tidak bisa terlaksana.
Perjalanan Menulis Blog
Saya pribadi saat ini begitu menikmati menjadi bloger. Berproses bersama teman-teman, dari memakai subdomain hingga meningkatkannya menjadi TLD seperti sekarang. Apa saja yang sudah saya lalui di dalam perjalanan menulis blog?
Berikut ceritanya:
Bergabung di grup-grup bloger
Grup pertama kali yang saya masuki adalah Blogger Sumatera Utara atau Blogger Sumut alias Blogsum. Setelah itu mulailah dari sana ada teman bloger yang membagikan tautan grup WhatsApp grup bloger lainnya, lalu dari satu ke grup berikutnya terhubung kembali.
Ada juga yang bersepakat membentuk GWA baru (bahasa Indonesia dari WAG), agar bisa saling mengunjungi blog secara khusus, tidak mengganggu tujuan awal GWA sebelumnya. Join di GWA blog support merupakan suatu keunikan tersendiri.
Selain bisa meningkatkan trafik blog, kita juga bisa belajar dari artikel-artikel orang lain. Meskipun ada sisi negatifnya juga.
Keseringan BW bisa melambungkan rasio pentalan. Dan itu tidak baik bagi suatu blog. Biasanya demi mengejar tenggat waktu, seorang bloger bahkan tidak membaca artikel blog rekan yang dikunjunginya.
Hanya membaca sekilas judul artikelnya saja, lalu buru-buru menggulung layar ke bawah, mencari kotak komentar, dan meninggalkan komentar seadanya.
Meskipun ada juga beberapa teman bloger yang benar-benar membaca, menyimak konten yang ditulis, lalu berkomentar dengan relevan.
Saya pun memperlakukan artikel mereka dengan sebaik-baiknya. Menjadi blogwalker yang bertanggung jawab.
Menyambut baik setiap tawaran menulis
Bisa dibilang sejak membeli domain, sudah lumayan banyak juga tawaran menulis yang saya kerjakan. Maksud tawaran menulis di sini adalah job-job content writing dan content placement. Saya pribadi tidak pusing-pusing soal rate.
Bukan jadinya jual murah atau merusak harga pasar, saya senang sekali bisa bermitra dengan teman-teman brand, perusahaan, UMKM, dan sebagainya.
Di sisi lain jika dirasa tidak bisa mengerjakannya, saya tidak menerima tawaran menulis itu.
Sampai saat ini saya masih menjadi part time blogger. Ada pekerjaan utama yang membutuhkan dedikasi dan saya harus komitmen dengan itu.
Jangan sampai menjadi orang yang serakah, semua ingin diraup, akhirnya menulis asal-asalan, profesi pun tidak optimal. Akhirnya menjadi orang yang tidak profesional.
Belajar meningkatkan performa blog
Kalau dihitung-hitung sudah ada beberapa kelas ngeblog yang saya ikuti dan hampir semuanya berbayar.
Ada dari Ngoprek Blog suatu komuntas ibu-ibu, kelas gajian dari blog, jago SEO dalam 2 minggu, sampai ikut di Kelas Growth Blogger, baru-baru ini.
Semuanya saya upayakan mengikutinya dengan serius. Meskipun tidak semua terserap maksimal, karena saya menyadari tanggung jawab sebagai istri, ibu, dan dosen, sudah menyita waktu, tenaga, dan perhatian, setiap harinya.
Alhamdulilah di titik ini saya bersyukur DA/PA 36/40. Mudah-mudahan terus meningkat seiring konsistensi dan kualitas tulisan yang terus menerus berusaha ditambah lagi.
Kegiatan Selama Pandemi
Perjalanan menulis blog memang penting untuk diingat saat memperingati Hari Bloger Nasional. Rasanya produktif sekali jika kondisi yang mengharuskan kita semua berada di rumah saja, bloger tetap bisa berkarya lewat blognya.
Adapun kegiatan saya selama pandemi adalah sebagai berikut:
1. Menulis 126 artikel
Bersyukur Allah SWT memudahkan saya hingga bisa menghasilkan 126 artikel selama pandemi.
Terhitung bulan Maret 2020 lalu sampai tulisan ini dipublikasikan. Topiknya macam-macam, tentang lifestyle, parenting, pendidikan, product review, dan sebagainya.
Republik SEO |
2. Membaca buku
Alhamdulillah meski WFH kegiatan membaca tetap dapat dilanjutkan. Saya dan Ririn, si putri ketiga selalu tidur dengan buku-buku kalau malam.
Rasanya kurang lengkap jika tak ada selembar pun yang dikunyah sebelum mata terpejam.
3. Merawat wajah
Mulanya dari menuruti si anak sulung yang sedang digandrungi berbagai macam urut-urutan skincare ala Korean Beauty.
Akhirnya saya kok ikut-ikutan. Meskipun sedari gadis yang namanya cleansing milk, toner, dan moisturizer selalu dipakai.
Cuma kaget pas anak ABG sudah piawai menggunakan essence water, serum, ampoule, eye mask, exfoliator, dan sebagainya. Nggak salah nih, pikir saya.
Sembari sharing dengannya saya sampaikan kalau kulit wajah remaja itu sepertinya belum perlu deh dikasih macam-macam.
Eh jawabannya, justru sejak dini-lah, Mi... wajah itu mesti dirawat. Twew!
4. Mencoba resep masakan
Bagi saya yang anak pertama dari lima bersaudara dengan semata wayang adik laki-laki, memasak sudah menjadi pekerjaan sehari-hari sejak remaja.
Kebetulan ibu kami termasuk yang tegas soal keterampilan keputrian.
Setiap anak perempuan wajib hukumnya turun ke dapur, mengerti dasar-dasar menjahit, berbenah rumah, dan merawat tanaman.
Setelah menikah malah merasa "merdeka" haha... Alhamdulillah dikasih rezeki suami yang rada santai, tidak ada menuntut harus ini dan itu.
Kendati demikian didikan orang tua selalu diingat dan dilaksanakan. Pesan ibu saya, jadikan rumah tempat kembali yang meneduhkan.
Ada "restoran" di dalamnya, ada "sekolah" bagi anak-anak, ada "hotel" yang menawarkan kenyamanan beristirahat semua anggota keluarga, menjadi tempat melepas segala penat.
Maka salah satunya dengan selalu menyediakan makanan. Selama pandemi saya membuat mie ayam ala warung, sempol ayam wortel, donat kentang, ager pelangi, cilok, dan sebagainya. Sayang tak semuanya sempat dituliskan di blog.
Baru mau niat mengambil foto-fotonya, eh smartphone kehabisan daya, mesti diisi dulu. Anak-anak ya nggak kuat menunggunya, tak lama yang tersisa hanya piring sajinya saja, alias ludes. Alhamdulillah.
5. Ikut berbagai webinar dan kelas daring
Kalau dari sertifikat yang terkumpul, dua digit ada deh webinar dan kelon eh kelas online yang sudah saya ikuti.
Mulai tema parenting, penulisan jurnal ilmiah, penerbitan buku, video editing, optimasi blog, perawatan diri, dan sebagainya.
Beberapa tema belajar online itu saya ikat dengan menjadikannya postingan blog.
Sehingga bisa dibaca lagi kapan saja, syukur-syukur juga bisa dinikmati pembaca blog, memperluas faedah dari ilmu yang diperoleh.
Senang sekali bisa meng-update ilmu dan memperluas wawasan meski di rumah saja.
Namun belakangan saking banyaknya promosi kelas-kelas daring, saya mulai merasa terjadi tsunami aktivitas.
Justru saat ini jika ada waktu luang, saya gunakan untuk beristirahat bersama suami dan anak-anak.
Demikian perjalanan menulis blog saya setahun belakangan ini dalam rangka berkontemplasi di Hari Bloger Nasional plus menjadi salah satu kegiatan yang paling rutin saya lakukan di masa pandemi ini.
Selamat hari kita yaa, Teman-teman narablog.
Semoga media blog tetap eksis meski sudah ada vlog.
Mudah-mudahan blog saya, blog teman-teman, dan bloger seluruh Indonesia semakin cantik, produktif, dan konsisten update postingan bermanfaat.
Sukses selalu bloger Indonesia!
Salam,
Selamat Hari Blogger Nasional yang ke-tiga belas kak Mia
BalasHapusUwaaaaau
126 tulisan artikel yang dihasilkan.
Betul-betul lah kak Mia ini panutan dalam perbloggeran
Semoga bisa terus belajar mengembangkan ilmu blogging sebaik mungkin sesuai ilmunya ya kak
Haissh masih banyak yg lebih cetar lho Shis... di dunia blogging, hehe... yup betul, skuy sama2 belajar kita yaa
HapusLuar biasa mi.. dosen teladan beud.. Ibu Dan istri idaman.. kakak panutan jugag. Alhamdulillah pandemi bisa menjadi wadah saling menyebarkan ilmu bermanfaat ya.. barakallah Mia inspirasinya...
BalasHapusHaissh dosen teladan masih jauh lah Kak... H-indeks blm ada apa²nya, wkwk
HapusPecah rekor, gada lawan lah kk Mia, produktif gaess,,
BalasHapusKebetulan lg sempatnya Mak Kos ^^
HapusKeren kak Mia. 120an artikel dengan da/ pa 36/40.
BalasHapusAduuuuh gak terkejar ahh. 😍😍😍
Diam diam saya terinspirasi lagi, semangat lagi setelah membaca rutinitas artikel ini. Saya ngefans dan ingin juga bisa memanfaatkan waktu seperti Bu Mia. Selamat hari blogger nasional juga Bu dosen. Tetap menginspirasi melalui tulisan ya.
BalasHapus126 artikel selama pandemi saja? Kereennnn. Duh aku hanya sepersekian persen dari itu kak. Semangat kak Mia semoga tertular aku biar DAnya jadi 50. Hahahh
BalasHapusSelamat Hari Blogger kak mia :)
BalasHapusNgerih kali ah liat DA/PAnya bu dosen ni, artikel awak selama pandemi aja gak sampe setegahnya punya kakak wkwk 😂
Harus lebih semangat nih awak
Saya pengeeeennn sekali belajar meningkatkan kualitas blog seperti mba Mia itu.
BalasHapusTapi saya takut waktunya kurang pas, sehingga belajarnya jadi ndak maksimal. hiks...
masya Allah 126 artikel. selalu takjub lah kalo soal tulisan. awak 1% nya aja pun belum :( udah berapa bulan cuma 1 artikel aja di postingan blog pribadi haha.
BalasHapusmerasa ditegur habis baca tulisan kak mia ini lah. mau coba rutin menulis lagi di blog pribadi.
DA 36 itu sesuatu ya kak,, saluteeeee.... Dv pengen ikutan kelas SEO, tapi kayaknya kok belum bisa manage waktu dengan baik untuk menulis dan kewajiban lainnya. Padahal nge-drakor udah nggak, hehe.. Doakan bisa konsisten nulis kek kakak yaaaa
BalasHapusBaca DA/PA Mia...hmmm auto mengerut akak... Apalagi 126 artikel. Bener2 blogger yang udah on the right track ya mi....salut deh dengan konsistensi Mia. Selalu menginspirasi
BalasHapusproduktiflah kak mia yaaaa, DA PA sampe begitu tingginya wkwkwk mantap kak lanjutkan produktifnya di webinar jg. pengen sekali2 dengerin kk mia jd pembicara wkwk
BalasHapusSalam kenal ya kak, kalo aku taun sekarang pengen konsisten 10 postingan perbulan heheh
BalasHapus