Rencana Traveling Keluarga
Mengapa keluarga butuh traveling?
Setiap keluarga pasti memiliki rencana traveling keluarga. Pergi berjalan-jalan ke suatu tempat bersama-sama. Baik di dalam kota maupun luar kota. Dekat, jauh tidak masalah selama traveling-nya bersama yang tercinta. Bukan pergi kemananya tetapi bersama siapanya, demikian kata orang bijak.
Keluarga butuh traveling karena:
1. Ingin melepaskan diri sejenak dari rutinitas
Yup, ayah dan ibu bekerja setiap hari, anak belajar daring, meski fisik tampak bersama-sama namun karena fokusnya pada menyelesaikan tugas masing-masing. Akhirnya percakapan tak lepas dari kegiatan keseharian juga.
Hal ini akan berbeda jika sekeluarga pergi berlibur ke suatu tempat. Suasana yang berbeda, perasaan yang lebih bahagia, dan tentunya bebas dari target, laporan, dan tenggat waktu.
Memandang tenangnya permukaan Danau Toba dari sisi lain / Dokpri |
2. Mengurangi stres
Melakukan kegiatan yang sama setiap harinya tentu membosankan. Alih-alih di rumah bisa bersantai lepas dari tuntutan pekerjaan, malah jadi stres. Maka perlu rencana traveling keluarga. Apalagi bisa menginap di daerah pegunungan yang alamnya masih asri, udara yang sejuk, segala stres akan sirna.
Cuma khusus bagi ibu-ibu yang sedang punya anak balita kayak saya, liburan berarti memindahkan kerepotan di rumah ke tempat wisata. Berusaha menyikapi dengan jiwa besar dan hati yang lapang saja.
Meski sibuk mengurusi printilan jelang berangkat maupun saat akan pulang liburan, bagi seorang ibu, pengertian dan bantuan dari suami dan anak-anak yang sudah besar akan membuatnya tersenyum bahagia.
3. Traveling ajang relaksasi diri
Bermalam di hotel yang nyaman, berenang di kolam, atau memanfaatkan fasilitas sauna & spa hotel dapat memberikan relaksasi bagi tubuh.
Menurut kamus Oxford, relaksasi adalah ketika tubuh dan pikiran bebas dari ketegangan dan kecemasan. Berlibur dapat menurunkan ketegangan, menetralkan emosi, serta meredam energi negatif yang ada di dalam diri.
4. Mengukir kenangan indah seumur hidup
"Eh ini kan foto-foto waktu kita ke Jogja, Banda Aceh dan Pekanbaru dulu ya, trus ini yang pas kita nginap di hotel di Danau Toba sama yang di Brastagi, kan" seru anak saya saat melihat-lihat kembali foto liburan kami sebelum pandemi.
Memandangi keceriaan dalam foto itu saja sudah membuat matanya berbinar-binar.
Selamanya pasti akan terkenang saat-saat liburan bersama, menikmati suasana kota atau negara lain, saat ia masih kecil atau remaja. Akan diceritakannya pada teman-temannya, pada anak-anaknya saat ia besar nanti.
5. Mengeratkan kembali hubungan keluarga
Liburan keluarga pas sekali untuk menjalin kedekatan antaranggota keluarga. Mungkin selama ini jarang ngobrol dari hati ke hati, nah selama liburan bisa tanpa jarak sama sekali. Sejarah tempat wisata, asal-usul sebuah danau, dan peristiwa yang pernah terjadi dahulu di tempat wisata. Semuanya akan mengeratkan kembali hubungan keluarga.
6. Traveling membuat anak lebih cerdas dan bahagia
Hasil riset psikolog Oliver James menyebutkan bahwa hadiah luar biasa yang efek bahagianya lebih besar dan membekas di benak anak dari mainan apapun, adalah pergi liburan.
Sambil liburan anak belajar tentang perjalanan, memperluas wawasannya mengenai suku bangsa lainnya, kuliner yang tidak setiap hari dilihatnya dan kebiasaan-kebiasaan setempat yang jarang dijumpai anak.
Orang tua saking sayangnya menghadiahkan mainan yang mahal, namun sayang tak seberapa lama mainan itu pun berakhir di tempat sampah.
Namun jika kadonya adalah liburan, dan di liburan itu bisa bermain bersama ayah bundanya, diabadikan dalam foto atau video, yang bisa dilihat-lihat kembali, itulah hadiah yang membahagiakan bagi ananda.
Liburan bisa menjadi sarana menstimulasi anak lebih cerdas secara kognitif, melatih psikomotoriknya, dan mengasah aspek afektifnya, di lokasi wisata.
Lalu ke mana nih rencana traveling keluarga kami ya?
Rencana Traveling Keluarga
Sebelum pandemi, tepatnya pasca lebaran tempo hari, kami sudah punya rencana traveling keluarga. Namun untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, awal Maret 2020 mewabah pandemi Covid-19.
Padahal di bulan Juni kami rencananya akan mengunjungi Istano Rajo Basa Pagaruyung, di Batu Sangkar, Sumatera Barat.
Adik saya sudah sampai di Istana Pagaruyung, 2019 / Facebook Ulfa Halim |
Kebetulan di keluarga suami, hanya saya menantu yang bukan orang Minang, tetapi Melayu Deli. Kakek buyut berasal dari Pasaman, Sumatera Barat, yang berbatasan langsung dengan Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara.
Sementara nenek keturunan Sembiring Pelawi, Tanah Karo, Sumut. Ayah saya lahir dan dibesarkan di kota Medan.
Adapun keluarga suami meski berasal dari suku Jawa tetapi sejak zaman perang Diponegoro, kakeknya suami sudah hijrah ke Sumatera.
Minang dan Melayu banyak yang mirip budayanya. Bahkan resto-resto besar di kota Medan banyak menuliskan seperti ini "Rumah Makan Minang/Melayu". Karena semua saudara ipar berasal dari Sumatera Barat, seringnya mereka berliburan sambil pulang ke kampung halaman.
Sepulangnya dari liburan biasanya mereka sharing foto-foto liburannya. Ada yang di Pantai Gasan di Padang Pariaman, Lobang Jepang di Bukittinggi, dan di Istana Pagaruyung.
Siapa yang tidak tergoda dengan kekayaaan budaya dan keindahan alam darat, gunung, lembah, pantai, danau, dan laut Sumatera Barat.
Kami sekeluarga pun ingin ke sana juga, Tour de Sumbar ceritanya. Tidak mau kalah dari Tour de Singkarak 2019, persatuan balap sepeda internasional yang diselenggarakan setiap tahunnya di Sumatera Barat.
Tentunya kami memercayai bahwa setiap pertemuan, langkah, jodoh, dan ajal pastilah ditentukan oleh Allah SWT. Meski kecewa karena tidak jadi berliburan ke Sumbar, tak apalah, yang penting saat ini fokus menjaga kesehatan keluarga dulu.
Wabah pandemi ini bukan main-main. Yang taat pada protokol kesehatan saja ada yang terinfeksi Covid-19, bagaimana pula yang meremehkan.
Wabah pandemi ini bukan main-main. Yang taat pada protokol kesehatan saja ada yang terinfeksi Covid-19, bagaimana pula yang meremehkan.
Insyaallah akan ada gilirannya kami sekeluarga pun berfoto di halaman Istana Pagaruyung, seperti foto adik saya dan keluarga kecilnya.
Gimana dengan Teman-teman...? Adakah rencana traveling yang tertunda? Saya tunggu sharing-nya di kolom komentar ya, terima kasih.
Salam,
Iya nih Mama, banyak sekali rencana travelling yang tertunda gara-gara ada pandemi covid. Maunya sebentar lagi bisa segera berakhir pandeminya supaya kita bisa leluasa pergi travelling ke mana saja.
BalasHapusDoa kita bersama nih Mom. Aamiinn
HapusHahaha, iya ya kak.. terkadang bagi emak ni liburan/traveling berarti pindah momong anak 🤣
BalasHapusKadang pulang ke rumah dengan badan lelah karena bawa pakaian kotor hasil traveling. Namun, bahagia karena abis liburan ternyata mampu meredam rasa lelah emak.. ❤️
Iyes, dibawa hepi aja kan yaaa
HapusPasti kak. Namanya kumpul dengan keluarga. Anak dan suami. Meski lelah namun tetap happy karena kebersamaan itu.
HapusAkupun kangen banget traveling mbak, selama hamil aku ga traveling sama sekali, lahiran pas udah mulai pandemi, sampe skrg anak udah 6 bulan belum pernah diajak kemana2 selain imunisasi, ngenes bgt rasanya. Mudah2an pandemi ini segera berakhir ya mbak
BalasHapusIya nih... semoga Coronce cepat berlalu, huhuuu
HapusTraveling bersama keluarga itu buatku semacam bonding dan juga menjaga mental agar tetap sehat. Selain itu juga menghindari stres karena menjalani beberapa rutinitas harian.
BalasHapusYupsss jadi makin erattt bondingnya kalau pergi barengan ya
HapusMasya Allah Uni Mia ternyata unyang-nyo berasal dari Pasaman. Masya Allah, masya Allah. Beneran sekampung ini keluarga kita uni. Hihihi. Sementara ini travelingnya sekitar rumah aja dulu ya uni, mentok-mentok traveling dalam kota. Hehehe. Kalo keluar kota kayaknya masih harus bersabar dulu.
BalasHapusAda mbak... kami ada rencana ke Bali sekeluarga atau bermalam di Karimunjawa. Bahkan masih punya cita2 bisa murah sekeluarga. Semoga mimpi2 kami bisa diwujudkan segera setelah corona pergi
BalasHapusAda banget, traveling tertunda niiih. Maret 2020 rencananya saya dan teman-teman ke Pantai Ora di Maluku Tengah. Itu mah seminggu sebelum berangkat, lockdown. Langsung canceled dan refund semuanya. Ada yg engga bisa direfund, bisanya reschedule, yaitu booking akomodasi di pantai Ora. Untung baru dibayar 50%. Haha...segitu masih untung...Tapi siapa yg berani berangkat yaaa, walaupun reschedule...
BalasHapusHehe. .. Aku kalo travelling bareng anak2 suka kayak pindahan nih, mom. Semua barang di bawa. Padahal perginya juga gak lama dan jaraknya deket doang 🤣
BalasHapusGiliran pergi sdr cuma bawa dompet kecil doang. Tapi seneng sih klo bareng keluarga.
Setuju banget mbak, karena saya salah satunya yang selalu ingin mengajak keluarga traveling agar pikiran penat hilang dan juga menjaga hubungan harmonis dengan keluarga salah satunya adalah traveling
BalasHapusHal yang luput dari pikiran saya adalah bahwa travelling bisa bermanfaat untuk kecerdasan anak. Bener juga. Setiap pergi ke tempat berbeda, maka ada pengalaman dan hal-hal baru bagi anak-anak.
BalasHapusKadang banyak orang tua terlalu memikirkan budget. Padahal, travelling bisa jadi seperti mengasah gergaji bagi seorang pemotong kayu.
Mengeluarkan uang 100 hingga 500rb untuk travelling, bisa jadi mendatangkan nominal yang lebih besar karena keluarga yang bahagia dan semangat. (bukan alibi mamak yg pengen piknik kok ini.. jujur hehhe)
Traveling bareng keluarga emang bikin happy dan rasanya kangen jalan2 apalagi masa pandemi kek sekrang duh semua rencana tertunda btw viewnya bagus banget mbaa
BalasHapusBaca ini jadi kangen banget travelling. Tapi masih mundur buat rencanain liburan bareng anak-anak. Padahal anak-anak udah minta, plus emaknya juga udah gatal nih kaki hehehe...
BalasHapusHuhu, kepengen banget deh bisa traveling. Tapi di sini, tempat wisata pada penuh terus. Jadinya khawatir kalo ke sana. Semoga deh pandemi ini bisa segera berakhir ya. Kasian anak-anak deh udah kebosanan diem di rumah terus. Sehat-sehat selalu semuanya, ya :)
BalasHapusWah, Istana Pagaruyung, udah 2 kali ke sana, 2018 dan 2019
BalasHapusSaya dan suami termasuk yang menjadikan aktivitas traveling sebagai kegiatan wajib keluarga, Mbak Mia. Karena banyaaak manfaatnya. Awalnya tiap mudik selalu nambah singgah sekalian berlibur ke kota yang dilewati atau terdekat. Kemudian jadi terpisah, mudik sendiri, jalan-jalan sendiri. Dan tahun ini harusnya ada 2 jadwal pergi, eh dari awal tahun masih ragu mau cek tiket dll. Ternyata bener..pandemi tiba. Semoga segera balik normal dan kita bisa traveling lagi ya Mbak Mia
Traveling oh traveling kyknya hal yang susah dilakukan di masa sekarang hehe.
BalasHapusTapi insyaAllah nanti kalau bener2 udah aman, pengen juga traveling sama keluarga gitu, nginep di vila atau sewa apartemen rame2.
Semoga ada aja rezeki dan kesempatannya :D
Ada mbak, rencana pengen banget ke bandung. Apa daya lagi corona
BalasHapusBetul banget, kak. Traveling itu harus banget bukan hanya untuk hiburan tapi jadi sarana menabung momen bersama keluarga
BalasHapusKalau dulu pas single pengen Traveling yang sejauh mungkin...sekarang ternyata pas udh berkeluarga traveling tmpt Deket pun menyenangkan memang traveling itu banyak manfaatnyaa
BalasHapusKalau travelling tergantung anak, ia suka apa? Main ke tempat hiburan/museum/makan-makan/nginap di hotel.
BalasHapusTravelling selalu ada cerita yang bisa di tulis di dalam blog.
Mbak Mia,aku lihat foto mbak memandang danau toba jadi kepengen ke sana hehee. Mudahan ada rezeki bisa ke Medan jalan2. Aamiin.
BalasHapusIya doonk...
BalasHapusAku inget juga momen Tour de Singkarak, karena kerjasama sama Genpi angkat momen itu.
Serunya...travelling di Sumatera.
Semoga pandemi segera berakhir yaa, kak Mia.
Jadi kangen jalan jalan ya kak... aku belum berani keluar bawa keluarga... tapi kalau gowesan udah lumayan...meskipun masih tipis2 sekitaran jakarta aja sich...
BalasHapusMudah-mudahan pandemi segera berakhir, aamiin. Udah gatel juga pengin jalan-jalan bareng keluarga. Meskipun udah banyak tempat wisata yg buka
BalasHapus