Cara Mengatur Uang Belanja Agar Semua Cukup
Gambaran Uang Belanja Ideal
Artikel ini membahas tentang cara mengatur uang belanja agar semua cukup. Cukup artinya dapat memenuhi kebutuhan atau memuaskan keinginan, dan sebagainya. Bisa juga bermakna tidak kurang atau sudah memadai.
Siapa sih yang tidak ingin segala sesuatunya berjalan sempurna. Wow... padahal tidak ada yang perfect ya di dunia ini. Selalu saja ada yang kurang, kerap ditemui ketidaksempurnaan di sana-sini. Yup, karena itulah kita disebut manusia ya.
Ilustrasi mengatur keuangan / emasblog |
Uang belanja yang ideal tentunya yang bisa membiayai semua pengeluaran, bisa menyisihkan sejumlah uang untuk tabungan, dan ada surplusnya pula. Wah, yang begini pasti bikin mupeng ibu-ibu sejagad nyata dan maya ya.
Auto-ingat Nia Ramadhani yang supertajir melintir. Bisa dibayangkan uang belanjanya bukan lagi kelebihan ya tetapi apalagi ya sebutannya.
Menurut para perencana keuangan, katanya uang belanja ideal itu jika pengeluaran lebih kecil dari pemasukan, dan kekayaan bersih positif. Maksudnya utang lebih kecil daripada jumlah penghasilan.
Butuh beli sembako uangnya ada. Mau membayar spp anak-anak tinggal transfer. Melunasi tagihan rutin bulanan seperti listrik, air, gas, TV berlangganan, semuanya ada dalam genggaman, alias tap-tap saja di aplikasi dompet digital yang diunduh di ponsel pintar. Mau bayar tunai atau digital uangnya ada. Semuanya cukup.
Bagaimana cara mengatur uang belanja agar semua cukup? Berikut ulasannya.
Cara Mengatur Uang Belanja Agar Semua Cukup
Sebenarnya cukup itu relatif, kurang baru mutlak, haha.. (becanda yaa). Poinnya begini, cukup atau kurang itu disesuaikan dengan kemampuan seseorang.
Tentunya tidak bisa digeneralisasi karena sangat tergantung dengan faktor-faktor seperti jumlah penghasilan, jumlah anggota keluarga, gaya hidup, dan sebagainya.
Berikut cara mengatur uang belanja agar semua cukup yang bisa dibagikan berdasarkan penelusuran di berbagai media daring dan sebagian dari pengalaman pribadi.
1. Menetapkan anggaran belanja keluarga
Ada tiga pilar pengeluaran rumah tangga, makanan, transportasi, dan utilitas. Utilitas adalah jumlah kepuasan atau manfaat yang diperoleh konsumen dari mengkonsumsi barang atau jasa.
Mudahnya, kalau membeli deterjen berarti kita mengambil manfaatnya untuk mencuci pakaian. Jika menggunakan jasa ART berarti kita merasakan manfaat lebih mudah membersihkan rumah, dan sebagainya.
Menetapkan anggaran belanja keluarga selama sebulan sangat membantu dalam mengatur keuangan. Berarti menunjukkan kepada kita jumlah nominal yang bisa dibelanjakan, sekaligus memberikan batasannya.
Harapannya, agar batasan ini tidak dilanggar dan keuangan bisa diatur sedemikian rupa, sehingga semua cukup.
2. Menekan pengeluaran
Dilansir di Kompas.com, banyak jutawan mengatakan rahasia membangun kekayaan adalah menekan pengeluaran hidup. Maka tidak ada salahnya bagi kita untuk membatasi keinginan membeli barang-barang konsumtif yang sebenarnya tidak perlu. Apalagi barang yang dibeli tersebut hanya ditujukan untuk mengesankan teman.
Bergayalah sesuai isi dompetmu. Berbicaralah sesuai dengan isi kepalamu
Membahas tentang membelanjakan uang demi barang-barang yang diinginkan bukan yang dibutuhkan, saya teringat dengan film Confessions of Shopaholic yang dibintangi Isla Fisher pada tahun 2009 silam
Film ini berkisah tentang seorang perempuan muda., Rebecca Bloomwood yang kecanduan berbelanja dan ingin mengobatinya.
Amazon |
Nah, Ms. Bloomwood saja menyadari bahwa berbelanja barang-barang itu mestinya secara rasional, bukan emosional semata. Maka dimulailah ikhtiarnya agar tidak gila belanja lagi.
3. Mengurangi utang
Masih terkait dengan cara nomor di atas, tidak membeli secara emosional, yang artinya tidak menambah cicilan baru lagi. Bayangkan saya kalau demi memuaskan rasa memiliki suatu barang, yang ternyata diperoleh dengan cara kredit, pengeluaran jadi membengkak.
Seorang yang kerap menulis rubrik finansial di media cetak, pernah mengatakan, jika Anda belum mampu membeli suatu barang lantas mencicilnya, sebenarnya ia dikategorikan tidak mampu beli.
Namun pengertian mampu secara umum sepertinya sudah diperluas. Yang penting kan mampu bayar cicilan, kan mampu juga itu. Atau mungkin kita familier mendengar ungkapan ini, "Kalau nggak dibeli dengan cara kredit, ya bakal nggak punya barang."
4. Saat berbelanja bawa uang seperlunya
Momen berbelanja seringkali dianggap sebagai hiburan bagi sebagian orang. Sembari belanja bulanan melihat-lihat produk terbaru, frying pan yang lebih kekinian, sprei motif yang lucu banget, dan berbagai household appliance lainnya yang menarik perhatian kaum hawa khususnya ibu-ibu.
Nah, saat berbelanja tentunya sudah membuat catatan to buy list yaa... prakirakan jumlah uang yang akan dihabiskan. Boleh dilebihkan sedikit mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, tetapi jangan terlampau banyak.
Sebab saat ketemu barang yang lucu-lucu tadi, dan uang pun ada, ibu-ibu langsung kalap biasanya.
5. Ingat prioritas keuangan jangka panjang
Terkadang kala mendapatkan rezeki lebih, uang yang agak banyak, nyaris melupakan prioritas keuangan jangka panjang. Pendidikan anak, tabungan haji, menambah aset.properti, dan sebagainya.
Maka selayaknya mengalokasikan uang untuk yang prioritas dulu ketimbang yang lain-lainnya. Agar tidak salah mengambil langkah dalam keputusan keuangan keluarga.
Membelanjakan uang secara rasional sangat diperlukan demi menjaga semuanya cukup. Mampu mendeteksi want dan need saat akan memutuskan membeli suatu barang, membantu sekali bagi anggaran belanja rumah tangga yang sehat.
Kesimpulan
Cara mengatur uang belanja agar semua cukup, bisa disesuaikan dengan kebiasaan masing-masing orang.
Secara umum ada lima cara yaitu: menetapkan anggaran belanja keluarga, menekan pengeluaran, mengurangi utang, saat berbelanja membawa uang seperlunya, dan mengingat prioritas keuangan jangka panjang.
Salam,
Kalau udah berkeluarga harus lebih terinci lagi bikin pos posnya. Memang bikin pos atau catatan pengeluaran kudu dibiasakan dari muda. Untungnya aku belajar juga pelan pelan
BalasHapusBener Mbak... kl mengalir aja bakalan kepake uang buat yg penting2
HapusSaya sampai menerapkan cara konvensional yaitu anggaran rumah tangga saya amplopi satu per satu sesuai peruntukannya. So far, lumayan aman terkendali.Saya juga berusaha jauh-jauh dari kebiasaan ngambil kreditan. Selalu bawa catatan saat belanja, tidak tergoda diskonnnn :)
BalasHapusAlhamdulillah ya kak, uang belanja suami awak yg kelola wkwkw, oiya poin 5 PR banget nih huhu
BalasHapusMengurangi utang dan prioritas jangka panjang yah sepertinya itu yang paling penting. Mudah diucap tapi sulit dilakukan. Banyak belajar lagi aku mbak, makasih yah
BalasHapusBetul2 harus perhitungan sejak masa pandemi ini. Secara keuangan kami goyang kebawah hehe
BalasHapusMakasih sharingnya kak
sulit kadang mengurangi utang apalagi di saat pandemi ini dimana pemasukan gak sebanding dengan pengeluaran. tapi sebisa-bisa mungkin mengubah pola hidup dan mengurangi pembelajaan yang tidak perlu ya kak
BalasHapusBawa uang lebih pas mau belanja. Dari rumah niatnya buat jaga2 tapi pulang2 ya bablas.
BalasHapusAyah saya selalu bilang, orang kaya itu adalah orang yg gak berutang. Hehehe. Ngmong-ngomong soal belanja bulanan, saya yakin kalo sudah diposkan dengan baik, kita tinggal ikut rules-nya aja setiap bulan. Insya Allah berapapun penghasilan akan cukup. Asal nafsu tak mengalahkan logika ya uni.
BalasHapusbetul ya ka mia harusnya bisa mengatur uang belanja dengan baik. tapi kalau denger kata uang belanja jadi pengennya di belanjain kak. kalau dikasih uang nafkah jadi harus dipisah uang amal, uang belanja, uang investasi haaha #ngeles
BalasHapusIni bener banget ya bun, kalo belanja emang harus bawa uang pas, kalo gak gitu auto kalap mata
BalasHapusTipsnya bener banget tuh kak. prioritas untuk masa depan. jauhkan yang namanya gengsi. Belanja bukan karena ingin tapi emang bener karena butuh.
BalasHapusNah kalau belanja itu suka khilaf.Dari rumah sudah niat mau beli apa. Eh sampai di spot,malah kalap beli apa saja. Hehehe...
BalasHapusPaling gak bisa menekan pengeluaran kalau udah ketemu jamblang camilan yang enak hahaha
BalasHapus