Menjadi Orang Tua Kompeten Dalam Mendampingi Anak Belajar
Pembelajaran di era pandemi Covid-19
Artikel ini menuliskan tentang hal-hal yang bisa dilakukan untuk menjadi orang tua kompeten dalam mendampingi anak belajar di rumah pada masa pandemi. Kurang lebih enam bulan telah dilalui dalam kondisi masih merebaknya Covid-19 di bumi pertiwi.
Di masa ini pula anak-anak sekolah tidak lagi bisa mengikuti pembelajaran dengan tatap muka sebagaimana sebelum masa pandemi. Meski demikian proses belajar harus terus berlangsung demi sama-sama mewujudkan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sekolah-sekolah dianjurkan mengadakan pembelajaran daring dengan berbagai macam media/platform. Semuanya disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan peserta didik dan keluarganya. Bahkan di desa-desa yang anak-anak sekolahnya tidak memiliki fasilitas sambungan internet dan ponsel pintar, guru-guru melakukan home visit demi melaksanakan pembelajaran.
Hal ini tentu harus mendapat dukungan penuh dari orang tua. Sebab sebenarnya meski untuk urusan pendidikan anak sudah diserahkan orang tua kepada lembaga sekolahnya, tanggung jawab mendidik anak tetap menjadi tugas pokok orang tua. Bapak ibu guru sebagai mitra orang tua dalam menyukseskan pendidikan anaknya.
Kewajiban Orang Tua terhadap Anak
Menurut Undang-Undang Perlindungan Anak
Selain menurut keyakinan agama yang telah jelas mengatur kewajiban orang tua terhadap anak, ada empat kewajiban orang tua terhadap anak menurut UU Perlindungan Anak, yaitu:
- Mengasuh, memelihara, melindungi, dan mendidik anak
- Menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, minat, dan bakatnya
- Mencegah anak menikah pada usia dini
- Memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti anak.
Jelas sekali betapa besarnya kewajiban dan tanggung jawab orang tua terhadap anak. Namun sayang terkadang di dalam kehidupan sehari-hari masih ditemui orang tua yang acuh terhadap kewajibannya.
Ada pula yang masih beranggapan orang tua hanya sekadar mengandung, melahirkan dan mengasuh anak saja, sementara merasa tidak perlu terlibat di dalam pendampingan anak belajar di rumah. Apalagi dengan alasan kesibukan mencari nafkah maka anak terpaksa dibiarkan belajar sendiri tanpa pendampingan dan perhatian orang tuanya.
Tentunya kita tidak ingin menjadi orang tua yang asal menjadi orang tua. Di masa pandemi seperti sekarang ini anak-anak sangat membutuhkan orang tua yang peduli, orang tua yang sadar kewajiban dan tanggung jawabnya terhadap anak, yaitu orang tua yang kompeten dalam mendampingi anak-anak, termasuk dalam menyukseskan anak belajar di rumah.
Menjadi Orang Tua Kompeten dalam Mendampingi Anak Belajar
Menurut psikolog klinis, Roslina Verauli, dalam webinar yang diadakan Pusat Penguatan Karakter Kemdikbud RI bersama empat narasumber lainnya yang dipandu Hilbram Dunar, di masa pandemi sekarang ini dibutuhkan orang tua yang kompeten dan efektif dalam mengajarkan dan mengasuh anak sesuai kebutuhan usia dan kemampuan orang tua tidak sekadar mengasuh anak, tetapi terlibat langsung dalam pendidikan anak.
Apa saja strategi orang tua kompeten dalam membangun lingkungan yang kondusif untuk belajar anak?
- Mengupayakan agar saat anak sedang belajar lingkungan fisik minim distraksi
- Menciptakan iklim yang menjadikan anak termotivasi
- Memberikan limit yang masuk akal
- Kegiatan berpusat pada "on-task behavior"
- Memonitor anak secara berkala
- Bila instruksi tidak efektif, lakukan modifikasi
Benar kak, masih banyak orang tua bahwa itu tugas sekolah pada hakekatnya pendidikan anak adalah tanggung jawab utama orang tua
BalasHapusIya emang orang tua harus kompeten ya
HapusMenjadi orang tua yang kompeten, bagus sekali materinya. Fokus ke limit yang masuk akal saya, Mbak Mia. Saat pandemi saya beneran nurunin standar buat anak, ga mau kasih batas pencapaian yang tinggi seperti sebelum pandemi...disesuaikan dengan kondisi saja
BalasHapusIya mba, kasian anaknya kl jor2an disuruh belajar terus, gak efektif
HapusNah saya setuju. Maka saya tidak banyak menuntut guru harus begini, harus begitu karena saya sadar, orang tua punya peranan penting. baru setelah itu guru.
BalasHapusKalaupun gurunya kurang kompeten misalnya, adalah tugas orang tua untuk mencukupkan pemahaman anaknya.
Iya Mba Mugniar.. sebab tanggung jawab utama tetap ada pada orang tua kan ya
HapusMemberikan limit yang masuk akal itu kudu kerjasama antara guru dan ortu banget ya.
BalasHapusKadang memang ortu bingung, secara bukan SPD kan ye, hehehe.
Menurut saya kolaborasi antara sekolah, ortu dan pemerintah dan menciptakan kurikulum sederhana tapi mengena selama pandemi ini agar semua happy :D
Nahh sepakat Mbak, Mas Menteri sendiri sudah mengesahkan penyederhanaan kurikulum kan
HapusMasih jauh kali awak dari orang tua yang baik kak.. apalagi berkompeten. Hiks kadang di urusan emosi aja masih sering kelepasan. Sampe bolak balik bilang ke anak buat ingetin emaknya kalo udah keterlaluan menurut mereka..
BalasHapusEmaknya salehah kl gitu, masih mau menerima kritik dan saran dr anaknya hihi
HapusJustru di saat pandemi, tanggung jawab orang tua semakin besar ya mbak. Orang tua harus dituntut sabar dalam mendidik anak selama berada di rumah saja.
BalasHapusBenar sekali Mba Maria... sabar dan kompeten menemani anak
HapusSetuju sekali mba, tugas pendidikan yang utama justru harusnya ke orangtua ya.. By the way saya masi jatuh bangun nihh jalaninnya huhuhu.. Jabarin lebih detail 6 strategi diatas dong mba ^_^
BalasHapusNanti saya buatkan artikel lanjutannya ya Mbak, ini dibatasi jumlah kata, hehe
HapusMakasih Mbak sharingnya. Menajdi orang tua kompeten, saya masih harua belajar banyak untuk hal ini. Karena meskipun secara usia saya dah lumayan, etapi pengalaman memiliki anak baru 3 tahunan
BalasHapusiya ya mba ngurusin belajar anak di rumah tuh PR banget, aku aja ngikutin kuliah online PR banget.
BalasHapus6 strategi orang tua kompeten dalam membangun lingkungan yang kondusif untuk belajar anak bakal saya inget terus ini mbak. Senang selama pandemi ilmu parenting via webinar banyak. Nambah ilmu. Secara menjadi ortu itu gak mau hanya jadi ortu biasa maunya jafi ortu yang kompeten. Aamiin
BalasHapusMakasih sudah berbagi strategi yaa. Emang mesti banyak belajar lagi nih saya untuk menjadi orangtua yang kompeten, terutama dalam situasi seperti ini.
BalasHapusTulisan ini agaknya perlu dibaca oleh para orangtua yang berjuang mendampingi anak anaknya dalam belajar daring di rumah. kadang, banyak orangtua yang kurag tepat dalam mendampingi anak anaknya belajar. 6 poin ini waji diterapkan
BalasHapus4 point itu harus sudah bisa menjadi orang tua secara mental dan fisik sudah dewasa dan harus bisa kontrol emosi pada si anak apabila mekaukan kesalahan
BalasHapusWebinarnya bermanfaat dan bergizi banget ya Kak. Saya juga ikutin 4 serinya yang keren banget, jadi banyak wawasan.
BalasHapusMenjadi orang tua kompeten sangat bagus diketahui para orang tua ya kak, dimana ada saja tingkah orang tua tidak masuk akal sekarang ini. Dari menyediakan les ke anak yang berlebihan karena sekolah tatap muka tidak ada. Kemudian emosi orang tua yang mudah sekali muncul akibat belajar tatap maya sekarang ini.
BalasHapusPoin penting menitikberatkan pada on task behavior ini agaknya sangat menarik dan cukup penting diadopsi banyak orangtua.
BalasHapusPola pengasuhan dan input beragam dari masyarakat di sekitar kita perlu jadi sorotan
Menjadi orangtua saja sudah cukup berat ditambah harus menjadi orangtua yg kompeten, sungguh luar biasa ya. Semoga kita semua selalu diberikan kesehatan agar menjadi orangtua yg kompeten. Aamiin
BalasHapusBener bgt nih mba makin2 di masa kaya gini walau kita sudah jadi orang tua tp kita juga bisa jadi guru juga
BalasHapus