Kisah Inspiratif Perempuan Kreatif
Kisah Inspiratif Perempuan Kreatif
Kegiatan kami di hari Minggu
Hari Ahad kemarin kami sekeluarga setelah berolahraga di Lapangan Merdeka Medan, berkunjung ke rumah sepupu, Lia, si perempuan kreatif di Desa Pematang Johar, Kabupaten Deli Serdang.
Sebenarnya sekalian melawat rumah warisan orang tua di kawasan Griya Martubung, di bilangan Medan Utara. Melalui Jalan Pasar VII, melewati batas wilayah Medan-Deli Serdang, tak berapa lama kami pun tiba di lokasi.
Hamparan sawah di Desa Pematang Johar Deli Serdang, Sumatera Utara |
Sesampainya di sana melihat hamparan sawah hijau yang membentang rasanya adem sekali. Menapaki pematang sawah sambil menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Jalan setapak tak memungkinkan kendaraan roda empat melaluinya.
Tak terasa kami sudah berjalan jauh ke pemukiman di tengah area persawahan. Kebetulan rumah kerabat berada di sana, orang-orangnya saling mengenal semua satu sama lain, semacam kompleks keluarga.
Kami mampir di rumah Wak Iman, kakak sepupunya ayah saya. Putrinya bernama Lia, usianya terpaut hanya beberapa tahun di bawah saya. Tentang Lia ini yang ingin saya bagikan melalui artikel kali ini.
Lia tidak pernah makan bangku universitas. Namun uniknya dia kerap diundang ke forum-forum diskusi yang melibatkan perguruan tinggi, menjadi narasumber.
Mengapa sharing Lia begitu dinanti-nantikan oleh kampus, pegiat UMKM, LSM, dan banyak organisasi nonpemerintah lainnya?
Memiliki banyak keterampilan
Lia layak dijuluki perempuan kreatif yang serbabisa, sebab selain bisa mandiri secara ekonomi meski masih berusia muda, ia juga memiliki lebih dari satu ketrampilan yang membuatnya produktif dari rumah.
Apa saja yang bisa dilakukan Lia sehingga ia banyak didapuk menjadi narasumber dalam acara-acara sekelas seminar di hotel-hotel?
1. Membuat tempe
Saya berfoto di lokasi pengolahan tempe di rumah Lia |
2. Mengelola kebun sayuran dan sawah di ladang
3. Beternak unggas
Selain memiliki sawah, keluarga Lia juga beternak ayam dan bebek. Kami lumayan sering dikasih telur bebek yang kerap dibuat minuman TST (Teh Susu Telur) oleh suami untuk diminum sendiri.
Kalau memberi telur itu satu papan, wah, wah, jadi tidak enak dong dikasih gratisan terus, saya selipkan saja sejumlah uang buat anaknya yang kecil saat menyalami saya ketika berpamitan akan pulang.
Saya salut sekali melihat kegigihan dan kemandirian Lia dan suaminya. Telur-telur ayam kampung yang tidak dierami induknya, dibuatkan suami Lia mesin pengeram telur dengan seadanya.
Menurut Lia bahkan bukan mesin penetas itu saja hasil karya suaminya, ada pula mesin penyetrum ikan yang dipesan orang pada mereka.
Padahal, kata Lia, suaminya itu cuma lulusan SD tetapi bisa membuat berbagai macam mesin, dengan modal spare part pesan di market place.
Untuk ini mereka berdua pernah diminta menjadi pembicara mengenai usaha-usaha yang dijalannya termasuk tentang mesin penetas telur ini. Yang mengundang dari kantor Gubernur (Dinas Koperasi dan UMKM Provsu), lumayan katanya dengan polosnya. Diberi uang saku Rp. 350,000 dan fasilitas menginap di hotel berbintang.
Saya tersenyum kagum dengan sosok Lia ini. Dengan segala kiprahnya bisa membagikan sesuatu yang bermanfaat di depan forum yang tentunya tidak sembarang pula memintanya berbicara di sana.
4. Menerima pesanan masakan khas dalam acara pernikahan adat
Halua (manisan) khas suku Melayu |
5. Menggantikan ibu jadi bilal jenazah
Lia sedang menggendong anaknya, memeriksa kondisi telur-telur di dalam mesin tetas telur. Membuat manisan asam glugur, tempe, bertani di sawah, ternak bebek, semuanya dilakoni Lia dengan bersemangat. |
Mbak Mia...terima kasih sudah membagikan cerita tentang Lia ya...Speechless akutuuu. Masya Allah, kreativitasnya beneran jempolan. Pendidikan bukan hanya bisa didapatkan dari bangku sekolah saja ya, dari pengalaman dan belajar dari lingkungan pun hasilnya warbiyasa. Ilmunya pun sama, bisa bermanfaat bagi sesama. Semoga kisah inspiratif seperti ini bisa memotivasi banyak orang terutama perempuan...
BalasHapusDan, ku jadi kebayang manisan cabe dan kawan-kawan dong. Wah, enaknya!
Mbak Dian pasti pernah icip2 halua kan ya,, wong pernah tinggal di Brandan kok yaa
HapusEeeh baru tau mba Dian pernah tinggal di Brandan ya..
HapusHalua itu makanan kreatif awak bilang kak Mia..
Cabe, jeruk kesturi hingga pucuk pepaya bisa manis dibuat. Aaah jadi ngences.
Masya Allah..salut banget sama semangat dan perjuangannya Lia. Benarbenar bekerja keras. Kalau baca kisah inspiratif gini tuh berasa kecambuk sayanyahh biar gak gampang mager lagi :(
BalasHapusMakanya saya blow up di blog Mbak, reminder juga buat diri sendiri nih
HapusSungguh kisah yang sangat inspiratif. Segala macam dikerjakan dan berhasil. Padahal mungkin buat kak Lia juga pasti tidak mudah awalnya, tapi saya yakin dikerjakan dengan penuh ketekunan dan tidak banyak mengeluh.
BalasHapusJikalau kak Lia membuat pelatihan, ingin rasanya saya ikut.
Iya nih mba Renov... Sosok yg gigih dan gak gampang menyerah ya
HapusPengen deh aku tinggal untuk beberapa waktu di desa seperti ini dan ikut kegiatan yang dilakukan mba Lia. Pasti banyak banget pelajaran yang bisa diambil
BalasHapusWah sumpah penasaran sama Halua. Cabai bisa di uat manisan, kan gemes banget hehehe
BalasHapusSalam untuk mba Lia ya, Mba. Sehat terus
Lia ini keren banget kak Mia.. MasyaAllah.
BalasHapusYang bikin saya salut Lia memang tipe pembelajar. Makanya ia maju dan juga berilmu. Aaaaah apalagi ia dan suami saling dukung. Duh senang banget liatnya..
Pertama lihat sawah hijaunya, memang bikin adem, Mbak Mia. Dan Alhamdulillah dekat rumah saya banyak sawah hahaha.
BalasHapusDan pantas saja Mbak Lia ini wanita inspiratif, Mbak. karena banyak kelebihannya. Makanya tidak heran selalu diundang jadi pembicara. Kisahnya sangat menginspirasi banyak orang.
MasyaAllah kak Mia,seneng banget bisa baca tulisan ini banyak terinspirasi dari Bu Lia ini, sebenernya banyak banget yang bisa kita kerjakan ya kak
BalasHapusdengan memiliki kreatifitas yg tinggi past membuat wanita bisa berkarir dan berdagang apapun karena memiliki otak yg kreatif
BalasHapusMasyaAllah ... Benar-benar multitalenta. Orang-orang seperti Kak Lia ini lah yang sebenar-benarnya manusia bermanfaat. Menjalankan semua usaha yang memang bisa dilakoninya dengan tulus ikhlas. Bukan hanya kreatif tapi menurutku Kak Lia dan suaminya ini cerdas. Memanfaatkan komponen yang ada untuk membuat sesuatu yang bernilai tinggi. Ah, rasanya uang saku jadi pembicaranya nggak seberapa dibandingkan hasil wawancara itu sendiri.
BalasHapusKeren banget mba Lia 😍 Menginspirasi dan menyemangati wanita lainnya untuk berkarya dan bermanfaat bagi sesama.
BalasHapuswahhh mba Lia ini memang inspiratif sekali.
BalasHapusserba bisa. dan langsung dikerjakan.
gak kek saya hiks.
niat bertanam apotek hidup di halaman rumah saja, ditunda-tunda.
blom satupun yang saya tanam...
MasyaaAllah Mbak Lia bikin saya jadi malu sendiri. Beliau benar-benar perempuan kreatif, produktif dan luar biasa. Beliau bisa memanfaatkan waktu dengan segala hal yang bermanfaat masyaaAllah
BalasHapusOrang tua mba Lia orangnya inspiratif juga gak mba? Paling keren yg bisa jd pemandi jenazah, aku pernah belajar juga lupa urut2annya karna jarang praktek
BalasHapusWak Iman, ibunya Lia juga tak kalah inspiratif, tipe perempuan serbabisa juga
HapusBerarti memang bener ya kak.. buah jatuh gak jauh dari pohonnya.
HapusInspiratif sekali sosok mbak lia ini. Tapi saya sebagai seseorang yang penakut kok agak ngeri ya kalau biasa memandikan jenazah. Tapi mbak Lia malah melakoninya dengan ikhlas, berbekal pengalamannya menemani sang ibu. Salut.
BalasHapusMAsyaAllah seketika aku ketampar karena mengeluh sana sini karena pekerjaan yang ngga habis-habis. Di saat orang lain punya segudang kegiatan yang bermanfaat ngga hanya untuk dirinya sendiri. Salut untuk mba Lia.
BalasHapusSungguh inspiratif sekali mbak Lia ini. Super produktif. Bener2 seperti disadarkan, kalau di luar sana ada banyak orang hebat yang mungkin tidak banyak yang tahu. Beruntung rasanya bisa ketemu kayak mbak Lia ini ya
BalasHapusMasya Allah. ternyata manusia itu memang luar biasa ya. di tengah keterbatasan, bisa menjalani rutinitas seabrek. kalau dipandang sekilas kayaknya gak bakalan mampu. tapi kalau dijalani selalu bisa. Ada tangan Allah nih yang mempermudah segalanya. semangat ya mbak.
BalasHapuslengkaaaaap. sosok yg ikut menjaga kebaikan di muka bumi. salut..jempol. sehat selalu. salam utk Lia dan keluarga yaaa
BalasHapusMantap sosok pembelajar banget ini.. Pagi2 baca cerita menginspirasi tuh sesuatu.. Bisa buat mood boster
BalasHapusku penasaran gmn mnajemen waktu yg dibuat kak lia ini kak mi. pengen kali bsa a smpe z, cuma ya gt, lebih banyak excuse nya manusia ini kak e.
BalasHapusmasyaAllah auto inget pas jalan2 ke sana sebelum covid, kak Mia. super produktif sekali ya mbak Lia ini. smoga Allah limpahkan rahmat dan karunia padanya. jadi pengen belajar banyak hal langsung sama mbak Lia ini hehe
BalasHapusJadi kepikiran buat inspiratif juga ya kan. Mulai dari bertani, berternak, sampai kulineran. Nggak kebayang sibuk dan lelahnya gimana. Saya yang ngerjain ranah domestik saja sering kewalahan. Semangat-semangat. Pasti bisa juga mengispirasi suatu hari nanti.
BalasHapusUdah jarang lah wanita macem kak lia ini, gada cerita hengot2 lagi keknya ni hahaa, duh apalah aq yg butisan debu ni
BalasHapusMasyaallah kak mia, cerita yang inspiratif dari seorang ibu RT yang inspiratif pulak, ini mengingatkan saya bahwa kita bisa berkarya walaupun bekerja dari rumah saja, sejak awal baca saya jadi penasaran kayak mana tampang ibuk aktif itu, keren sekali ckck
BalasHapusProduktif sekali kk lia ini, ga kebayang dia ngerjain semua itu...memang kalau dituliskan dan dijabarkan banyak sekali perempuan produktif seperti ini yang bisa menjadi inspirasi kita ya.
BalasHapusMasya Allah bener bener produktif dan kreatif pasangan mba Lia dengan suaminya yaa. Patut dicontoh ini. Karena memiliki keterampilan itu amat diperlukan di zaman yang serba cepat ini. Kalo gak punya skill gak akan bisa bertahan deh
BalasHapusKak Lia patut dicontoh. Dan ini dekat banget dari rumah Alfie, kak. Kog ga mampir? Hahahaha
BalasHapus