Hari Raya Di Tengah Corona
Suasana Hari Raya yang Berbeda
Allahu akbar...
Allahu akbar...
Allahu akbar...
laailaaha illallah...
huwallahu akbar...
Allahu akbar wa lillahilhamd...
Alhamdulillah kita diberikan kesehatan dan kesempatan menyelesaikan puasa Ramadan dengan lancar meski di tengah pandemi. Dan kini hari kemenangan pun dilewati dalam kondisi wabah Covid-19 belum berlalu.
Malam lebaran kemarin, semua perasaan bercampur aduk. Antara haru karena telah berhasil mencapai gerbang akhir Ramadan, sedih sebab Ramadan yang 11 bulan dinanti ternyata sekelebat saja tak terasa sudah pergi.
Rindu almarhum ayah dan bunda yang sudah beberapa tahun ini telah tiada dan tentu saja gembira melihat raut kebahagiaan anak-anak menyambut hari besar umat Islam ini.
Saat maghrib pada tanggal 30 Ramadhan tiba, maka hari berganti bulan pun berganti. Masuklah 1 Syawal 1441 Hijriah. Tanda betul-betul berakhir bulan Ramadan dan kita pun dianjurkan mengumandangkan takbir memuji asma Allah.
Berikut hal-hal yang berbeda sekali, hari raya di tengah pandemi Coronavirus dibandingkan dengan idulfitri tahun-tahun sebelumnya:
Melaksanakan salat Ied di rumah saja
Biasanya di pagi hari raya suami mengajak saya dan anak-anak bersiap-siap untuk pergi ke alun-alun kota, ke Lapangan Merdeka, Medan. Untuk turut bergabung dengan jemaah lainnya, mendirikan sunnah muakkad ini bersama-sama.
Rasanya bahagia sekali, salat idulfitri bisa semarak dan ramai pertanda hari raya berjalan dengan meriah.
Batal Open House
Sebenarnya tahun ini giliran kami yang menjadi tuan rumah open house. Tradisi di keluarga suami setiap tahunnya akan dijatah sesuai nomor urut kelahiran.
Suami saya anak nomor enam dari tujuh bersaudara. Setelah menantikan selama satu tahun tentunya kami sangat berbesar hati menjadi ahli bait menerima kehadiran seluruh anggota keluarga.
Namun sehari sebelum lebaran dengan terpaksa rencana itu dibatalkan oleh para saudara. Ada salah seorang anggota dari keluarga besar yang terkonfirmasi positif Coronavirus.
Bak palu godam rasanya kaget sebab selama ini beliau telah menerapkan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat), juga aktif bergerak setiap harinya. Demi kemaslahatan bersama, kumpul keluarga di hari yang fitri pun di-cancel, kami pun memilih bertemu secara virtual.
Silaturahmi Virtual
Selain bersilaturahmi bersama keluarga dari pihak suami, kami juga tak luput menyambung tali persaudaraan dengan keluarga saya. Meski orang tua sudah meninggal dunia, masih ada saudara-saudara dari pihak ayah dan ibu, juga para sepupu. Saya dan keempat adik sendiri tinggal di lima kota yang berbeda.
Kami di kota Medan, adik nomor dua di Kabupaten Pandan, Tapanuli Tengah. Adik nomor tiga di Provinsi Aceh, nomor empat di Kabupaten Tanah Karo dan si bungsu yang masing single, berdomisili di Depok, Jawa Barat. Terhalang peraturan tidak boleh mudik ke Medan.
Meski sudah menetap di Depok, biasanya setiap tahun dia mengusahakan agar bisa berkumpul dengan kami dan base camp-nya itu di rumah saya, selaku anak sulung.
Jadi meski hanya lewat video call WhatsApp (WA) kami bisa saling memaafkan, bersalaman daring dan bercanda lumayan lama. Dengan keluarga suami kami menggunakan aplikasi Teamlink, yang bisa digunakan untuk mengakomodasi lebih banyak orang. Untuk video call WA yang update versi terbaru bisa menampung 8 peserta.
THR pun Jadi Online
THR atau Tunjangan Hari Raya biasa diberikan kepada para pekerja, tetapi di kota saya, THR dimaksudkan menjadi semacam angpau lebaran. Istilah lainnya adalah salam tempel. Kalau putri sulung saya mengatakannya Tabungan Hari Raya. Karena kalau dapat THR dari om dan tantenya, mereka akan menyimpannya menjadi tabungan.
Sebagai bekal untuk membeli mainan, buku atau disatukan menambah simpanan yang sudah ada.
Nah, berhubung keluarga besar sedang masa isolasi mandiri, alhasil THR yang sedianya dibagi-bagikan secara langsung ke para ponakan, tetap utuh, belum dibagikan.
Sebenarnya sih bisa ditransferkan online. Dengan berbagai macam aplikasi e-money. Bisa melalui penambahan saldo Gopay, Ovo, DANA Shopee Pay, Jenius, sampai pulsa telepon.
Makanan Dinikmati Bersama Keluarga Inti
Dua hari sebelum lebaran saya sudah memesan beli bahan-bahan masakan ke ibu warung tetangga. Berhubung kabarnya pasar tradisional dekat rumah amat sangat padat pengunjungnya, lagian sedang puasa kok berlelah-lelah ke pasar, maka saya titip belanja saja.
Daging, kelapa kukur, gori untuk dibuat gulai kuah lontong, cabai merah, cabai hijau, udang, dan semua bahan baku yang terkait dengan menu lebaran yang saya sediakan untuk keluarga besar.
Adapun lontongnya kendati bisa saya buat sendiri, lebih praktis saya pesan saja ke nenek penjual lontong biasanya yang menjadi langganan kami sekeluarga.
Esoknya menerima kepastian kabar bahwa open house dibatalkan, menu yang sudah kami siapkan berupa rendang daging, lontong, gulai nangka rencah cincang sapi, tauco udang dan kembang tahu, miehun, kering tempe, serundeng, kerupuk merah dan buah-buahan akhirnya disantap bersama keluarga inti kami saja. Saya, suami dan anak-anak.
Apakah bahan segitu banyaknya terbuang percuma? Alhamdulillah tidak. Ada ART yang bersyukur sekali ketiban rezeki. Sungguh rezeki setiap orang telah tertulis.
Kebetulan karena ia tidak masak di rumahnya dan juga hampir seharian bantu-bantu saya memasak, maka sebagian makanan dibawanya pulang dan disedekahkan juga ke tetangga yang tidak mampu. Kami sangat bersyukur terhindar dari perilaku mubazir.
Demikianlah hari raya di tengah Corona tahun ini. Menimbulkan kesan khusus di hati, sembari senantiasa berharap agar vaksin antivirus Covid-19 ini dapat ditemukan dan yang terpenting bisa didistribusikan ke masyarakat luas dengan adil dan merata. Dengan begitu barulah kita semua bisa berharap wabah pandemi segera berlalu dan lebaran-lebaran di tahun mendatang dapat kembali ceria dan semarak pertanda umat Islam meraih kemenangannya.
Selamat lebaran, Teman-teman...
taqabbalallahu minna wa minkum,
kullu 'aam wa antum bi khayr,
minal 'aidin wal faidzin.
*** Mohon maaf lahir dan batin ***
Salam,
Maaf lahir batin ya mbak, sekalian salam kenal :)
BalasHapusMeskipun semua dilakukan di rumah dengan keluarga Alhamdulillah masih bisa melaksanakan idul fitri ya. Setelah shooat Ied di rumah lgs silaturahmi online juga.
Tapi hari itu aku gak keluar rumah sama sekali seharian.
Maaf lahir batin dan salam kenal yaa Mbak Lidya... iya nih, semua-mua di rumah aja. Tp insyaallah tetap khidmat idulfitrinya ya
HapusHappy eid mubarak mba , mohon maaf lahir batin, samaa mba aku pun begitu emang puasa dan lebaran tahun ini berbeda mana nggak bisa mudik, semua serba online , semoga pandemi ini segera berlalu ya mba, bisa berkegiatan seperti semula lagi . Aamiin
BalasHapusIya nih, saya bersyukur juga udah beberapa thn terakhir ini pindah tugas ke kampung halaman jdnya gak perlu mudik. Dulu sempet ngerasain mudik juga hee
HapusMinal 'Aidil Wal-Faizin, kak Mia... Selamat lebaran, mohon maaf lahir batin.
BalasHapusLebaran tahun ini emang sedih karena tak bisa kemana mana. Tak bisa liburan, sungkeman, dan lainnya. Namun hal itu bisa diatasi dengan tips dari kak Mia. Bisa kumpul bareng keluarga inti, video call sama keluarga lainnya. Tapi kalau THR online, itu ditransfer ya kak? Hahahaha
Btw lontongnya masih ada kak? Bagi dong. #eh
THR nya diubah ke bentuk penambahan saldo Gopay, OVO dan Shopee Pay hehe... lontong? udah ga ada, huhuuu
Hapusmasyaallah kak..walaupun ramadhan kali ini berbeda dari tamadhan sebelumnya, tidak lepas dari menebar manfaat dan kebaikan serta berbagi bahagia ke orang sekitar..minal aidzin walfaidzin mohon maaf lahir dan batin
BalasHapusMohon maaf lahir dan batin juga yaa Sil^^
BalasHapuswah masih alhamdulillah ya ka bisa berkumpul dengan keluarga inti dan ibadah idul fitri dengan keluarga, aku jauh ga bisa ketemu sama orangtua dan adek aku, sedih banget sampai sekarang belom bisa pulang, semoga pandemi ini segera berakhir ya ka, aamiin, mohon maaf lahir bathin ya ka
BalasHapusmomen bagi2 thr virtual cemnya bsa pakek e banking yakan kak mi. hahahhaa. klo cuma nunjuk2 duet gt kok keknya gk terasa. 😊
BalasHapusAnak-anak di rumah pun terobati karena bounya pada gak mudik.. terobati karena uang THR langsung transfer kak Mia , hehehe
BalasHapusbeda di tempat saya kak di sidimpuan orang2nya gak ada tahat aturan disini masih mudik tidak takut sama corona, org perantau pun bepulngan pokoknya disini beda la :(
BalasHapusMohon maaf lahir dan batin mba ,🙏 kemarin aku dan keluarga juga silaturahmi lewat video call, paling ga lepasin kangen
BalasHapusmaaf lahir batin ya... dan seumur hidup ini adalah lebaran yg tak terlupakan antara sebel haru terpaksa ikhlas dan amazing bagt..
BalasHapusMohon maaf lahir bathin ,alhamdulillah yah pada saat pandemi gini masih bisa berkumpul yah
BalasHapusMemang tahun yang berat ini ya, corona tak jua pergi nih. Di Semarang sini aja yang terindikasi kena makin tinggi mba sejak lebaran kemarin. Perilaku abai dari sebagian besar orang memang amat menyulitkan pengendalian paparan virus ini.
BalasHapusAku juga silaturahmi dengan keluarga besar melalui WA vidcal rame-rame. Alhamdulillah kita syukuri aja lah ya mba kondisi yang ada. Semoga tahun depan sudah tidak seperti ini lagi.
auto fokus sama kursinya kak mia. sama kali kayak di rumah 🙈 alhamdulillah smoga usaha kita berbuah manis ya kak, melakukan PSBB, lebaran dirumah, smoga segera berakhir wabah ini.
BalasHapusHuhuhu..sedih nye kalau tau salah satu keluarga terkena virus ni. Semoga cepat sembuh ya kak. Seru baca cerita kaka..zik pon smalam tu hark raya pertama vicall ama teman2 di Batam hehehe..hilang rindu. Salama hari raya minal aidil walfaizin ya kak
BalasHapusAku juga nih sekeluarga besar untung waspada sholat jamaah dirumah,untung rumah kita deketan. Bisa dilihat diyoutube channelku wijayastuti vlog channel kak. Seru juga ya.
BalasHapusZaman sekarang walaupun gak bisa mudik tapi tetep bisa bagi-bagi THR secara online ya kk. Ya itung-itung berbagi rezeki.
BalasHapusSelamat hari raya idul fitri ya mba dan buat semua keluarganya. Silaturahminya secara virtualan di rumah ya. Keren deh ya tetap dirumah aja.
BalasHapus