Buku Solo Perdana dan Kedua
Dimulai
sejak 2011
Buku perdana dan kedua saya |
Sebenarnya menulis buku
telah saya mulai sejak tahun 2011. Waktu itu saya masih bertugas di Universitas
Asahan (UNA), PTS milik Pemkab Asahan, Sumatera Utara. Saat itu UNA kedatangan
detaser Dikti dalam program detasering. Detasering adalah program bimbingan
dosen-dosen senior PTN kepada dosen-dosen PTS di daerah-daerah.
Beruntung sekali saya
mengenal bapak/ibu dosen yang berbaik hati sekali membagikan ilmunya tentang
wawasan dan pengalaman mereka berprofesi sebagai dosen. Kala itu masa kerja
saya sebagai dosen kira-kira 6 tahunan dengan status baru saja lulus S2.
Berbagai macam program
kerja mereka laksanakan, kelakar salah seorang dari mereka, detasering ini
mirip KKN orang-orang tua. Selama dua bulan keberadaan mereka saya berusaha
belajar setiap harinya. Mumpung berkesempatan menimba ilmu dari professor dan
doktor yang sebagiannya lulusan dari luar negeri.
Mengenai cara mengajar,
cara cepat lulus sertifikasi dosen, semangat meneliti dan mengabdi kepada
masyarakat, dan tentang printilan yang amat banyak terkait profesi dosen.
Khusus cara cepat lulus sertifikasi dosen, benar-benar saya serap dan ikuti
saran-saran para detaser.
Hingga akhirnya Alhamdulillah di tahun depannya,
2012, saya merupakan satu-satunya dosen yang lulus sertifikasi dosen dari 12
orang yang diajukan universitas waktu itu. Tips dan triknya insyaallah akan
saya tuliskan tersendiri di artikel selanjutnya.
Meraih
Kembali Ilmu Kepenulisan: Belajar Nulis Lagi
Jadi dosen, kalau tidak
menyempatkan diri (baca: memaksakan diri) menulis buku ajar, maka yakinlah,
sampai pensiun sekalipun bisa jadi tidak akan pernah menerbitkan buku karya
sendiri.
Sebab selain mengajar, pekerjaan dosen juga mencakup penelitian dan pengabdian masyarakat yang tak kalah menyibukkan. Saya pernah mengupasnya di postingan Alasan Dosen Ngeblog.
Sebab selain mengajar, pekerjaan dosen juga mencakup penelitian dan pengabdian masyarakat yang tak kalah menyibukkan. Saya pernah mengupasnya di postingan Alasan Dosen Ngeblog.
Seperti saya yang naskah bukunya
sempat mangkrak selama bertahun-tahun. Ya hikmahnya sih jadi bisa menambah dan
mengurangi plus meng-update terus
bahan ajarnya.
Tetapi hal ini merupakan kondisi yang jauh dari ideal. Dosen yang baik mestilah memiliki instrumen pengajaran yang lengkap termasuk, punya buku.
Tetapi hal ini merupakan kondisi yang jauh dari ideal. Dosen yang baik mestilah memiliki instrumen pengajaran yang lengkap termasuk, punya buku.
Maka berbekal semangat
pelatihan buku ajar di 2011 silam saya pun menguatkan tekad akan melahirkan
suatu karya berupa buku. Memang ya, selalu saja ada godaan yang datang.
Waktu itu tahun 2012 buku tak kunjung jadi, saya dan suami tertarik pula terjun ke dunia bisnis. Kami mencoba membuka toko busana muslim dengan mengusung nama Azza Hijab Store. Insyaallah mengenai hal ini akan saya bahas di tulisan berikutnya juga.
Waktu itu tahun 2012 buku tak kunjung jadi, saya dan suami tertarik pula terjun ke dunia bisnis. Kami mencoba membuka toko busana muslim dengan mengusung nama Azza Hijab Store. Insyaallah mengenai hal ini akan saya bahas di tulisan berikutnya juga.
Sampai di tahun 2017 saat
sedang cuti melahirkan anak keempat, saya mengikuti pelatihan buku ajar kembali
tetapi secara daring di Telegram.
Bersama rekan-rekan sejawat yang tergabung di dalam Facebook Group (FBG) Dosen Menulis, Dr. Amie Primarni menggagas mengadakan pelatihan secara marathon event-event sejenis.
Mulai dari Pelatihan Menulis Buku Ajar, Pelatihan Menulis Efektif, Pelatihan Menulis dari Nol Sampai Jadi Buku, Pelatihan Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Internasional.
Bersama rekan-rekan sejawat yang tergabung di dalam Facebook Group (FBG) Dosen Menulis, Dr. Amie Primarni menggagas mengadakan pelatihan secara marathon event-event sejenis.
Mulai dari Pelatihan Menulis Buku Ajar, Pelatihan Menulis Efektif, Pelatihan Menulis dari Nol Sampai Jadi Buku, Pelatihan Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Internasional.
Kesemuanya adalah
pelatihan berbayar. Selain itu saya juga mengikuti Wonderful Writing Class (WWC) bersama Pak Cahyadi Takariawan dan Bu
Ida Nurlaela di GWA (Grup Whatsapp).
Meski sedari kecil saya sudah menyukai dunia kepenulisan namun saya berniat
mendapatkan ilmu kepenulisan kembali.
Sesuai hakikat ilmu, ilmu itu dijemput, maknanya mesti dibarengi dengan niat yang kuat untuk mendapatkannya. Walaupun bisa saja belajar menulis secara
otodidak dan gratis, saya menjalankannya secara paralel. Saya ikuti juga
pelatihan menulis yang free sembari
terus menerus mengasah pena, praktik menulis terus.
Menulis
di 14 buku antologi
14 buku antologi dan 2 buku solo |
Menurut KBBI, buku
antologi adalah buku yang berisikan kumpulan tulisan pilihan dari seorang atau
beberapa orang pengarang. Total buku antologi yang memuat tulisan saya ada 14 buku sejak mulai semangat lagi menulis di tahun 2016.
Sebelumnya banyak menulis karya ilmiah di jurnal-jurnal nasional terakreditasi, sejak pertama kali menjadi dosen. Sebagiannya saya tuliskan di rekam jejak menulisku.
Sebelumnya banyak menulis karya ilmiah di jurnal-jurnal nasional terakreditasi, sejak pertama kali menjadi dosen. Sebagiannya saya tuliskan di rekam jejak menulisku.
Mengenai buku antologi, menurut kaca mata saya, penulisnya tetaplah menjadi seorang penulis buku. Agak kurang sepakat dengan pendapat rekan yang mengklaim layak disebut penulis buku jika sudah berhasil menelurkan buku sendiri atau lazim dinamakan buku solo.
Seratus kali Anda mengikuti pelatihan menulis, itu belum menjamin Anda bisa menjadi penulis. Tetapi, sekali Anda mencoba menulis, itu sudah mengantarkan Anda menjadi seorang penulis. #BeraniMenulisItuHebat
Pengalaman Mengajar Tak Terlupakan |
Berdasarkan pengalaman sebagai kontributor penulis antologi, ada beberapa hal yang mesti disiapkan jika ingin menerbitkan buku antologi:
1. Kesesuaian konten tulisan dengan tema sentral
Biasanya koordinator kontributor akan memberikan semacam brief bagi para kontributor yang telah disatukan ke dalam suatu GWA/Telegram.
Di dalam ketentuan penulisan tersebut akan disebutkan tema sentral. Misalnya tentang hukum, pengalaman mengajar, parenting, maupun tema-tema yang disepakati lainnya.
Di dalam ketentuan penulisan tersebut akan disebutkan tema sentral. Misalnya tentang hukum, pengalaman mengajar, parenting, maupun tema-tema yang disepakati lainnya.
Catatan Kecil Seputar Hukum di Indonesia |
2. Koordinator harus tegas dengan tenggat waktu
Terbitnya buku antologi tidak lepas dari ketegasan sang koordinator penulis dalam mengontrol dan mengakumulasikan tulisan-tulisan dari masing-masing kontributor.
Kenyataannya, jika benar-benar berpegang teguh dengan deadline, konsekuensinya tulisan yang terkumpul bisa jadi tidak sesuai target. Namun jika diulur-ulur terus mengikuti kemauan para penulisnya, maka bisa saja buku antologi tak kunjung terbit.
Kenyataannya, jika benar-benar berpegang teguh dengan deadline, konsekuensinya tulisan yang terkumpul bisa jadi tidak sesuai target. Namun jika diulur-ulur terus mengikuti kemauan para penulisnya, maka bisa saja buku antologi tak kunjung terbit.
3. Membiayai penerbitan secara patungan
Menulis buku bersama pada umumnya memang bayar sendiri. Namun ada juga proyek antologi yang sukses menembus penerbit mayor. Tergantung kapasitas para penulisnya.
Kalau semuanya memang sudah terkenal sebagai penulis, pakar, orang-orang yang kompeten di bidangnya, maka penerbit tidak segan-segan menerbitkan meskipun bukunya adalah buku keroyokan.
Kalau semuanya memang sudah terkenal sebagai penulis, pakar, orang-orang yang kompeten di bidangnya, maka penerbit tidak segan-segan menerbitkan meskipun bukunya adalah buku keroyokan.
Lalu, apa untungnya sih berpartisipasi dalam buku antologi?
1. Menambah portofolio plus kenalan sesama kontributor penulis
Menulis antologi relatif cepat terbitnya. Tak terasa menjadikan jejak karya kita semakin bertambah. Selain itu rasanya senang punya teman-teman sesama penulis di satu buku yang sama. Yang tadinya belum kenal jadi saling tahu informasi. Yang sudah kenal bisa jadi lebih akrab, meskipun sebatas di dunia maya saja.
2. Ongkos cetak menjadi lebih ringan
Sudah tentu jadi lebih murah, kan. Tinggal dibagikan saja sesuai dengan jumlah kontributor penulisnya, beres deh. Dengan hanya mentransferkan uang sebesar yang ditentukan koordinator setelah berdiskusi bersama penerbit, plus ongkir, maka karya kita yang beberapa lembar bisa dibukukan bareng tulisan teman-teman yang lain.
3. Memperoleh wawasan baru
Menurut saya buku antologi itu sangat kaya perspektif. Membahas satu topik dengan berbagai macam sudut pandang.
Ada yang kebetulan sama namun tentunya tidak sama persis, kan. Dengan demikian tak terasa kita memperoleh wawasan baru dari rekan-rekan penulis lainnya.
Jadi, mana nih buku solonya?
Ada yang kebetulan sama namun tentunya tidak sama persis, kan. Dengan demikian tak terasa kita memperoleh wawasan baru dari rekan-rekan penulis lainnya.
Jadi, mana nih buku solonya?
1. Hukum Perdata
Buku ini berawal dari modul kuliah yang saya sampaikan ke mahasiswa pada saat tatap muka di kampus. Rasanya kok sayang jika bahan-bahan berserakan di banyak media.
E-learning, slide-slide powerpoint dan diktat kuliah. Maka sekalian saja dijadikan satu buku sehingga mahasiswa menjadi mudah belajarnya.
E-learning, slide-slide powerpoint dan diktat kuliah. Maka sekalian saja dijadikan satu buku sehingga mahasiswa menjadi mudah belajarnya.
Hukum Perdata |
Saya selalu mengingat quote dari sejawat yang sudah malang-melintang di dunia buku ajar ini.
Tulis apa yang diucapkan, ucapkan apa yang ditulis. (Amirullah, dosen STIE Indonesia, Malang, 2018)
2. Hukum Dagang dan Bisnis
Buku kedua ini pun sama seperti buku yang pertama. Sama-sama disusun karena dasarnya adalah modul kuliah.
Bedanya, Hukum Perdata telah sejak lama menabung naskahnya. Sedangkan Hukum Dagang dan Bisnis baru tiga tahun terakhir ini saja. Itu pun perlu penyempurnaan lagi sebab harus mengakomodasi ketentuan UU terbaru.
Bedanya, Hukum Perdata telah sejak lama menabung naskahnya. Sedangkan Hukum Dagang dan Bisnis baru tiga tahun terakhir ini saja. Itu pun perlu penyempurnaan lagi sebab harus mengakomodasi ketentuan UU terbaru.
Hukum Dagang dan Bisnis |
Oya, ini wujud si "anak pertama" saya ya:
Demikian sharing mengenai buku perdana dan kedua saya, Teman-teman. Dengan jarak terbit dua bulan di tahun yang sama, Januari 2020 dan Maret 2020. Namun rencananya sudah sejak lama, sebab satu dan lain hal, banyak sekali tantangannya hingga akhirnya bisa punya buku sendiri.
Meskipun demikian saya selalu bersyukur ke hadirat Allah SWT. Pasti semua ini memiliki alasannya tersendiri. Yang terpenting adalah, keep writing. Salam literasi.
Meskipun demikian saya selalu bersyukur ke hadirat Allah SWT. Pasti semua ini memiliki alasannya tersendiri. Yang terpenting adalah, keep writing. Salam literasi.
Salut banget dengan ibuk dosen yang tiada henti²nya belajar menulis. Slalu menciptakan karya-karya hebat sehingga orang-orang bisa memetik kebaikan dari pengalaman berharga. dan ini harus sllau diingat “ Bahwa dengan sekali kita menulis bisa mengantarkan menjadi seorang penulis”. Hebat banget
BalasHapusThank you for comment, Nur
HapusSalut banget dengan ibuk dosen yang tiada henti²nya belajar menulis. Slalu menciptakan karya-karya hebat sehingga orang-orang bisa memetik kebaikan dari pengalaman berharga. dan ini harus sllau diingat “ Bahwa dengan sekali kita menulis bisa mengantarkan menjadi seorang penulis”. Hebat banget
BalasHapusMakasih Nuraini... keep writing ya... repeat terus nulisnya, gak cm sekali hehe...
HapusMenyempatkan waktu di tengah aktivitas yang padat dengan menulis.
BalasHapusInilah yang akan membuat kita tambah bermanfaat buat orang lain.
Iya Mbak,, insyaallah.
HapusMasya Allah Mbak Mia..ku speechless bacanya. Semangatnya luar biasa. Semoga banyak dosen saat ini yang sperti Mbak Mia ya..biar makin mumpuni generasi negeri ini .
BalasHapusSelamat untuk buku perdana dan keduanya. Semoga bermanfaat karyanya tak hanya buat mahasiswanya juga buat sesama. Aamiin
Aamiin, makasih yaa Mbak Dian..
HapusDitunggu karya-karya selanjutnya ya Mbak Mia, bukan hanya yang ada kaitannya dengan ilmu yang dipunya..karena tulisan Mbak memang selalu menginspirasi, keren untuk dibukukan
HapusSaya angkat topi dengan orang-orang yang telah berhasil menghasilkan karya berupa buku, yang merupakan pemikiran yang tidak sederhana tentunya. Semoga bukunya membawa manfaat dan keberkahan
BalasHapusLama juga kan ya Mbak,, prosesnya.. Huhuu
HapusMasya Allah, saya salut nih dengan pencapaiannya, bisa menerbitkan buku solo. Semangat selalu berkarya mbak, apalagi menulis sesuai bidang keilmuannya, kereeeen
BalasHapusAlhamdulillah Mbak Hidayah,, makasih
HapusTerima kasih bu Dosen atas sharingnya. Saya tertarik dengan artikel yang Class Generator, menjadi pengajar yang tidak horor. Mengingat diri saya kurang piawai dalam hal Ice Breaking. Saya nanti cari bukunya ^_^
BalasHapusIya, biar anak didiknya gak bosan ya Pak hehe
HapusSaya salut dengan dosen yang mau menulis buku, Kak. Karena di buku itulah tertuang buah-buah pikirannya dalam mengajar.
BalasHapusBener bu dokter,, sebab ilmu pengetahuan mengalami perkembangan terus menerus kan
HapusSelamat atas terbitnya buku solo 1 dan 2 nya mba, semoga sangat membantu mahasiswa atau yg memerlukan memahami ilmua.
BalasHapusSemangat menulis yg perlu dicontoh oleh dosen-dosen lainnya. Tetap berkarya, mba.
Aamiin, makasih Mbak
HapusBarakallahu fiik kak Mia. Betul-betul salut melihat kk begitu produktif. Semoga bisa mengikuti jejak kakak ya.. Awesome n inspiring
BalasHapusMakasih Shisca,, anti pun awesome, ibu zaman now yg ikhlas punya anak 7, masyaAllah...
HapusInilah waktunya untuk menulis dan menebarkan penganlaman dengan tulisan agar bermanfaat bagi orang banyak
BalasHapusBener Mbak,, kl gak dibela²in, kaga terbit² bukunya ^^
HapusSalam kenal ya Bu Dosen...
BalasHapusSelamat atas keluar buku solo perdana dan keduanya. Makin moncer saja nih pembelajarannya hehehe...
Kalau sudah ada passion menulis, rintangan apapun tetap menulisnya jalan ya
Salam kenal kembali Teh Okti... Iya nih,, kl udah niat jalan terbuka satu per satu
HapusWahhh keren sekali ibu dosen. Selamat dan sukses biat launchong buku solo perdana dan keduanya.
BalasHapusInspiratif sekali semangatnya.
Makasih Mbak Rafahlevi
HapusKeren banget bisa bikin buku, semoga aku juga bisa meniru semangat kamu kak, biar aku juga bisa bikin buku.
BalasHapusHayukk,, semangatt
HapusSalam literasi
BalasHapusImpianku nih nerbitin buku
Sayang draft saya hilang bareng laptop yang diambil maling
Harus mulai dari awal lagi deh
Innalillahi,, semoga diganti dg yg lebih baik yaa Ambu
HapusWah, Bu Dosen satu ini bikin makin terinspirasi dan tambah semangat nulis. Meski sibuk mengajar bisa menerbitkan buku sendiri.
BalasHapusSalah satu impian saya dari kecil adalah menjadi penulis. Makanya, sampai sekarang senang menulis. Mohon doanya Bu Dosen, supaya segera menyusul punya buku solo juga.
Siap,, semoga punya buku jg ya Mbak
HapusMasya Allah, salut sekali dengan semangat menulisnya. Apalagi dosen. Dengan kesibukannya yang luar biasa. Semoga bisa menular minimal ke saya sendiri untuk membuat buku Solo berikutnya.
BalasHapusAamiin, ditunggu karyanya Mbak
HapusKepingin bngt mba Aku nulis buku,, sukses terus y mba,, udah lama Juga Aku gk nulis ini kpingin bngt diterbitin kyk ginj
BalasHapusInsyaallah kl diniatkan akan bs Mbak
HapusKeren sekali dirimu mba produktif bikin buku. Bikin buku itu buatku jadi kaya jejak diri yang nantinya akan bisa dikenang dan pastinya bermanfaat buat orang banyak yang baca buku kita ya mba? Semoga kelak bisa menelurkan minimal 1 buku
BalasHapusIyep Mbak, menyemarakkan dunia literasi
Hapuswah.. dah banyak bukunya ternyata... alhamdulillah.... salam literasi mbak.
BalasHapusSaya mulai dr 14 antologi Mbak, buku karya bersama
HapusSuka banget bagian ini:
BalasHapus"... sesuai hakikat ilmu, ilmu itu dijemput, maknanya mesti dibarengi dengan niat yang kuat untuk mendapatkannya. Walaupun bisa saja belajar menulis secara otodidak dan gratis, saya menjalankannya secara paralel!"
Sekali lagi, sesuai hakikat ilmu, ilmu itu dijemput!
Note, ibu dosen!
Iya Mbak,, ilmu gak datang sendirim contohnya aja kuliah, mesti didatangi kampusnya kan. Atau kulwap, mesti ikut di grup WA n baca juga kan, intinya ada kemauan meraih ilmunya
HapusMasyaAllah semangat menebar ilmunya sungguh, semoga berkah pahala ilmu-ilmu yang ditulis dalam Buku-bukunya . Salut
BalasHapusAamiin yra
HapusSelamat ya mba untuk bukunya semoga menginspirasi semua pembacanya, diwaktu yang padat tetap bisa menulis buku, keren banget mba, bikin saya terinspirasi
BalasHapusHarus disediaka waktunya Mbak
HapusMenulis buku ajar tentu berbeda ya kesulitannya dengan buku dengan tema propuler. Salut mbak Mia, di antara kesibukan mengajar masih semangat menulis bukun antologi juga. Kerennn!!!
BalasHapusSebenarnya krn udah direncanakan lama sih, Kak Tika..
HapusMemang hidup ini kita perlu banget buat rencana ya, biar gak ambyar dan fokus. Aku juga pingin seperti mbak Mia punya buku solo, tapi masih belum terbayang buku yang seperti apa
HapusHayukk semangat, kak tika
HapusSelamat ibu Mia, semoga setelah ini bisa cetak ulang berulang ulang karena memang ilmunya sang at dibutuhkan oleh semua orang
BalasHapusInsyaallah, makasih Mba Aisyah
HapusAhh salut aku sama kakak ini laaa
BalasHapusGa ketiru awak hahaha
Moga awak bisa buat buku traveling lah ya, yg ringan2 aja
Siapa bilang traveling ringan,, ke lokasinya, ambil fotonya,, lbh spesifik lagi tantangannya yaa
HapusRingan lohhh hehe ga perlu mikir kali tinggal crita hihi
HapusSalut dengan produktivitasnya, apalagi bisa konsisten menulis ditengah kesibukan sebagai dosen. Kayaknya harus sering - sering main ke blog ini supaya terinspirasi saat males - malesan melanda.
BalasHapusSama² kita Mbak,, sy juga ada malasnya
HapusWow pertama tama selamat untuk terbitnya dua buku.Ini buku hukum yang dimata pembaca " harus benar " jadi kebayang totalitas pengerjaanya.ok ditunggu buku buku selanjutnya
BalasHapusDari 2011 Mbak,, lama banget hehe
HapusKeren masya Allah.. Memang benar mbak.. Nggak ada cara paling baik untuk belajar menulis selain menulis. Kalau bisa tiap hari.. Tulisan bagus lahir dari latihan terus menerus..
BalasHapusKrn menulis itu banyakan praktiknya ya Mbak Muy,, bukan teori hihi...
HapusSalam kenal sebagai sesama dosen yang nge-blog. Kalau saya nulis blog buat memaksa diri saya menulis. Walaupun belum membuat buku ajar. Doakan tidak lama lagi mulai mbak.
BalasHapusSalam kenal Mbak Amel, owhh dosen juga ya... salam kerjaan sakdos gaji saksen deh yaa wkwk #justkidding... btw homebase nya di mana Mbak?
HapusMasyaallah. Barakallahu fiik mba. Sukses selalu sama karya-karyanya. semoga semakin dimudahkan dalam menebar kebaikan lewat tulisan.
BalasHapusAamiin yra, makasih dukungannya Mba.. btw mba siapa yahh ini...? ga ada namanya
HapusMasyaallah. Barakallahu fiik mba. Sukses selalu sama karya-karyanya. semoga semakin dimudahkan dalam menebar kebaikan lewat tulisan.
BalasHapusyg anonim tadi Mbak Steffi kah? kok mirip kalimatnya hehe
HapusMashaallah salut banget. Udah punya banyak buku terbit. Semoga sy bisa segera menyusul. Dan semoga tulisannya bermanfaat bagi banyak orang. aamiin
BalasHapusAamiin, NAD Mas,, Nulis Aja Dulu, hehe
HapusMemiliki 4 anak, mengajar, ngeblog juga dan menulis buku juga. Masyaallah Mba, produktif sekali waktunya. Kapan-kapan bikin tips membagi waktunya dong Mba. Terima kasih.
BalasHapusHmm sama aja dg yang teman2 yg lain kok... cm pakai target gitu aja hehe
HapusKeren mbak dan salut bisa seproduktif itu menulis. Mudah mudahan saya bisa mengikuti jejak mbak juga
BalasHapusAamiin, jd bloger juga udah keren kok Mbak... nulis blog kl kurang baca ya jd gak menarik kan yaa
HapusmasyaAllah tabarakallah selamat atas buku solonya Bu Mia. Mudah mudahan bermanfaat bagi umat. Terima kasih juga tipsnya untuk menulis, cita cita saya pun tahun ini bisa nulis buku (antologi dulu). Mudah2an bs ketularan sprti Mbak...
BalasHapusAamiin yra, makasih doanya Mbak Shafira... gpp mulai aja dulu dr antologi ntar ketemu sama penulis2 hebat jd terinspirasi nulis terus lohh
HapusKeren nih Mbak Mia. Sudah terbit beberapa buku ajar. Bisa lhoo, mengajukan Hibah Buku Ajar ke pemerintah. Saya belum nyoba juga padahal. Hehe...Masih nyusun niiih. Doakan yaa semoga selesai naskahnya
BalasHapusIyes Mba Hani... emang targetnya ke sana, Hibah Buku Ajar Dikti yg memang selalu buka di setiap bulan April tiap tahunnya. Doakan bs ikutan yaa hehe... makasih
HapusSaya selalu salut dengan penulis buku, apalagi plus sederet karya non fiksinya.Membagi waktu dengan mengajar dan tugas sebagai dosen gimana bu? Mantap sudah
BalasHapusMengajar emang tugas sehari2nya dosen ya Mbak Vika.. mengajar dengan menulis kali yaa hehe... pagi sampai siang ngajar, sore sampe malam nulis. Tp seringnya sih mlm. sore sampe abis maghrib waktunya nemenin suami n anak2 juga
HapusProduktif sekali ibu dosen ini. Aku juga kepengen nulis buku nonfiksi belum kesampaian.
BalasHapusKl Kak Pring mah buku fiksinya udah banyaak yaa, sampe menghadiri launchingnya di Jogja yaa tahun lalu
HapusAlhamdulillah... turut seneng banget aku mbak, saat membaca mbak bisa menyelesaikan tidak hanya satu buku .. tetapi dua! Sukses terus mb Mia :)
BalasHapusMakasih Mas...
HapusMeski sibuk tidak menghadangi diri untuk terus menulis dan menghasilkan karya yang bermanfaat ya Mbak.
BalasHapusWah, saya jadi belajar dari semangat Mbak Mia nih. Terima kasih.
sama-sama belajar kita Mbak Asih...
HapusPerjalanannya usaha menulisnya sangat mengesankan. Meskipun banyak godaan, jika niat dan tekad awal sudah kuat pasti bisa tercapai, meskipun prosesnya tahunan.
BalasHapusiya nih Mas, lama banget yahh, huhuu.
HapusMantap Mba. Dari 2016 sudah meluncurkan 14 buku antologi. Saya baru lima... hehehe
BalasHapusIni ada lagi 3 yang masih proses penerbitan Mbak sebenarnya. Ada yang jeda2 juga sih. Banyak krn nulisnya hampir setiap hari Mbak hehe
HapusAduh jadi malu. Mbak produktif sekali, jadi dosen dan menerbitkan buku. Masya Allah benar-benar pecutan buat yang semua yang mager-an. Salam kenal ya mbak
BalasHapusKadang sy ada saat2 magernya juga kok Mbak,, hehe
HapusKeren kak. Dosen juga harus pinter menulis menurut saya, karena itu jg utk melihat sejauh apa kualitasnya kan, bukunya jg udh banyak
BalasHapusJd teringin lagi buat lanjut S2, tp ya gituu mudah2an kedepannya deh
Semoga dimudahkan Allah SWT niat baiknya ya Bg
HapusSerem ya buku Solonya tentang hukum. Hihi Masya Allah menginspirasi sekali
BalasHapusSaya ada juga sih nih naskah buku nonfiksi, tp merasa bersalah aja kl blm menerbitkan buku ajar terkait bidang sendiri, hehe
HapusSelamat buat buku solonya,Mbak Mia. Ibu dosen yang keren. Memang iya, seseorang harus punya keberanian untuk menulis. Semoga sukses dan laris manis buku solonya
BalasHapusAamiin, makasih ya Mbak Lia
HapusAku salut sama orang yang mampu menulis buku, apalagi yang memiliki ratusan halaman. Salut sama wawasan dan ketelatenannya
BalasHapusHuhu,, begadang-begiding itu Mbak,, hihi
HapusBarakallah mba Mia... InsyaAllah karya2nya jadi kran pahala yang terus menhalir karena telah mengantarkan ilmu yang bermanfaat ke orang lain.. makin sukses ya mba..
BalasHapusAamiin, makasih yaa Mba Novri...
HapusKerennnn mbaaa, produktif sekaliiiii!
BalasHapusBarakallah ya mbaa
Dengan berbagi melalui buku, artiny ilmu yang mbak kuasai pun tersampaikannnn
InsyaAllah, thanks yaa
BalasHapusGak heran sama ibu dosen satu ini.. ya Allah bikin makin semangat aja. Jadi malu kalo awak gak sempat nulis
BalasHapusSebenarnya kl menyerah kalah dengan keadaan, mmg gak bs nulis, Cha... huhuuu (tsurhaatt)
HapusKeren bener2 wonder women, semoga bisa ketularan womens power nya.
BalasHapusMbak Maulinda pun keren lohh
HapusWih, keren juga nih udah ada 2 karya solo. Jadi iri deh. Kapan ya saya bisa begitu juga
BalasHapusHai Mbak Walas, skuy ikutan nulis solo
HapusProduktif sekali mba, udah sibuk ngajar plus masih konsisten ngeblog ditambah nerbitin buku. Selamat yaa atas launching buku-buku perdananya. Doakan 'anak 'saya juga segera lahir di penerbit impian :)
BalasHapusSiap,, saya juga punya penerbit impian nih hehe
HapusWow keren mbak, sukses selalu ya ....
BalasHapusSip, sama-sama yaa Mbak Puji
HapusKeren dan produktif sekali kak. Aku juga beberapa kali nulis buku khusus perpajakan tapi untuk internal perusahaan. Wah jadi pengen menulis lagi abis baca artikel ini kk.
BalasHapusHaishh Kak Arda udah wow kali lohh di dunia blog tp masih sempat juga nulis sesuai bidang ilmu ya, mantul Kak
HapusmasyaAllaaaah semoga semua tulisannya bermanfaat bagi orang banyak ya kak. ditunggu tips & tricknya ;D
BalasHapusTips nya apa ya, nulis terus, hehe... triknya gak ada huhuuu... nyari waktu nulis nunggu semua family member terlena
HapusMasyaAllah, sekalinya menelorkan buku solo langsung dua gitu ya Mbak, kereeeen.. semoga ilmunya makin berkah, buku-buku solo selanjutnya bisa segera terbit :)
BalasHapusAamiin yra, makasih Mbak Diah
HapusSelamat ya mbak atas kelahiran bukunya. Semoga bermanfaat untuk pembaca, aamiin
BalasHapusAamiin...makasih Mba Yeti
HapusSalut ama kak Mia yang udah punya 2 buku solo. Dv masih sekali ikut dalam project antologi kak. Kok jadi semangat ikutan lagi ini. Makasi telah menginspirasi kembali.
BalasHapusHayukk nulis terus Devi, outputnya lewat blog dan buku hehe
HapusHebat mba sudah bisa terbitkan buku solo perdana dan kedua, kita aja suka sekali bisa terbitkan buku seperti mba, jadi semangat untuk mencoba menulis dan menerbitkan buku ke depannya. amiin.
BalasHapusAamiin, ini juga ditulis biar buat nyemangatin diri nulis terus mbak
HapusSaya baru setahun ini ngeblog. Kalau mau ikutan nulis buku antalogi masih minder aku mba.. Salut buat mba dosen
BalasHapusKeep writing Mbak Dyah...
HapusMasyaAllah..keren mba..kesibukan sebagai dosen tak menghalangi kesempatan buat nulis..salut..salam kenal dari newbie..
BalasHapusSebenarnya nulis itu salah satu kegiatan harian dosen sih Mbak cm ya tergantung orangnya juga sih hehe...
Hapus