Mempererat Cinta Keluarga di Kawasan Puncaknya Orang Medan

Tanggal merah kemarin kami sekeluarga berlibur di kawasan puncaknya orang Medan. Dalam rangka mempererat rasa cinta dan bonding bersama suami dan anak-anak. Di mana tuh, lokasinya? Yup, Brastagi itu anggaplah seperti Cisarua di Bogor yang cuaca dinginnya sampai ke tulang. Bosan juga dengan udara kota Medan yang tak menentu. 

Sepertinya tidak hanya di Medan saja demikian ya, seluruh Indonesia bahkan dunia sedang mengalami perubahan iklim. Pagi pukul 11 sudah seperti pukul 15, dan pukul limabelasnya mendadak hujan melanda. Sebaiknya menjaga kesehatan, makan dengan gizi seimbang dan cukup istirahat, menghadapi cuaca ekstrem seperti akhir-akhir ini.

Tampak kamar-kamar hotel dari kejauhan dari sisi kolam / dokpri

  

Paling senang itu kalau nge-tripnya full team / dokpri

 

Oya, di perjalanan menuju ke Brastagi, ketemu Devi Prasetya, author-nya Jendela Mamak yang ramah. Malah Devi-nya yang menyapa duluan karena saya lagi repot menggendong Ocean. Ah, senangnya berjumpa dengan salah seorang member Blogger Sumut ini, seperti sudah kenal lama dan aura baiknya itu lho... terasa sampai ke hati. Jadi makin ter-love-love deh.

 

 

Ketemu Devi yang baik / dokpri

Dua minggu sebelumnya saya memesan kamar hotel melalui OTA langganan, OYO Hotels Indonesia. Hmm mudah sekali, tinggal tap-tap saja kamar pun diperoleh. Berhubung saat liburan kami terbiasa kruntelan tidur di satu kamar, maka meski squad-nya enam orang, berjejalanlah kami di deluxe room lantai tiga Sinabung Hills. 

Anak-anak senang bukan main sebab view kamarnya langsung ke area kolam renang nan cantik nun jauh di bawah beserta hamparan rerumputan hijau yang dilengkapi banyak fasilitas permainan untuk anak-anak dan dewasa. Tepatnya untuk keluarga.

 

Pemandangan dari kamar / dokpri

Perjalanan kurang lebih dua jam plus macet jadi tiga jam-an itu, jadi tak terasa lelahnya demi menghirup udara segar di rerimbun pepohonan yang ada di sana. Saya mengurus check in hotelnya, suami mengawasi anak-anak yang langsung berlarian ke arah kolam air mancur dan playground. 

Namanya juga anak-anak, tidak bisa menunggu barang sebentar, yang tertib duduk-duduk di lobby hotel. Gak bangetlah, haha… malah Ocean kecil sudah berani lari nonstop pingin nyemplung ke kolam, padahal ke sananya menuruni tangga. Oh, No… syukurlah langsung secepat kilat digendong ayahnya. 

Lincahnya Ocean... lari ke sana ke mari / dokpri

 

Kalau ingin memperkuat kasih sayang antar-anggota keluarta, menghabiskan waktu bersama di daerah Brastagi yang dingin, dan Anda sedang membawa anak-anak kecil, jangan lupa membawa barang-barang berikut ini: 

1. Minyak kayu putih

    Udara yang dingin dapat memicu flu dan pilek bagi anak-anak. Namun bisa juga diganti dengan minyak telon atau essential oil yang lagi happening belakangan ini. 

     

    2. Jaket anak

    Ini sepertinya auto-dibawa sebab saat malam dan pagi hari udara bikin tubuh menggigil kedinginan.

 3. Baju ganti adik lebih banyak dari kakak-kakaknya

.    Sudah jadi kebiasaan kalau bepergian ke mana-mana pasti baju ganti si adik dilebihkan beberapa potong. Sebab belum apa-apa yang ketumpahan air minumlah, kena remah-remah makanan dan seperti hari itu, baju Ocean sudah kecipratan air mancur akibat jarak yang terlampau dekat dengan semburan air.

       

    4. Camilan

     Saat malam, di kamar hotel yang tak perlu pendingin udara karena sudah serasa berada di dalam kulkas bagian sayuran, hihi… kalau malas keluar hotel cari makanan ringan untuk anak-anak, snack yang dibawa dari rumah pun bisa menjadi selingan makanan, menunggu waktu makan malam. 

Teorinya sih anak-anak tidak dianjurkan diberi camilan ya sebelum makanan utama, tetapi apa boleh buat, hawa dingin membuat keempat buah hati kami melahap semua yang bisa dimakan, haha.

    5. Wadah makanan

    Khusus Anda yang malam harinya ingin hunting durian di Pasar Buah Brastagi, bawalah wadah makanan dan sendok dari rumah. Sebab pengalaman kami waktu itu, sehabis makan bakso panas-panas, suami menawarkan pesta durian pula. Ya gak ada tempat dong di perut, sudah diisi bakso. Lalu kami minta isi buah duriannya dibawa pulang saja. Maksudnya sesampainya di kamar hotel, bisa makan part II lagi. 

Apa yang terjadi, si bapak penjual duren malah meminta suami mencari wadahnya sendiri. Repot, kan… mau liburan malah jadi berasa jadi peserta Reality Show “Uang Kaget” berlomba dengan waktu mencari toko yang menjual wadah plastik buat tempat si durian-durian itu. Untunglah ada toko kelontong penjual bolu, yang merelakan  bahan kemasan barang dagangannya dibeli. 

Maka kembalilah si ayah dengan membawa wadah plastik dan memindahkan sendiri dengan tangan kanannya isi buah berduri itu. Tak ada sendok, tak ada apapun yang bisa digunakan. Haha, legend deh jadinya.

     

Apa saja yang bisa Anda nikmati di area taman Sinabung Hills?

1. Kolam renang

Area kolam dewasa / dokpri

 

Sudah pasti wajib nyemplung ke arena ini. Meski airnya dingin (kalau mau hangat ke Lau Debuk-Debuk-lah, haha). Ada dua kolam dewasa yang jadi satu lalu kolam anak yang dibelah sebuah jembatan. Ocean memang luar biasa, meski udara dingin, anak usia hampir tiga tahun itu biasa saja, menceburkan diri mengobok-obok air di kolam yang setinggi dadanya. Tak ada rasa takut, Ocean tertawa sambil tangannya menyibakkan air.

 2. Ayunan raksasa

Asyiknya main ayunan, karena talinya besar, tinggi banget dan kokoh, gak takut roboh deh, haha / dokpri

Kalau yang ini uminya yang bisa memainkan. Ayunan ini dipasang di beberapa tempat. Sesekali umi pinginnya juga diayun-ayun ayah di bawah pohon. Btw, kalau ngomongin suasana romantis di taman jadi ingat film Bollywood yang fenomenal itu, muter-muterin pohonnya wajib dong, haha.

Pererat cinta suami-istri dengan liburan #loveOYO / dokpri

             

     3. Playground

 

Ada yang telaten sekali mengawasi anak-anaknya, priwwiitt... / dokpri

     Nah ini lokasinya di bawah sebelah kanan setelah kolam renang. Ada ayunan, perosotan, jungkat-jungkit dan terowongan batu yang dibentuk seperti Ulil (dulu zaman uminya kecil ada serial anak Si Komo Lewat. Nah, teman Si Komo namanya Si Ulil, ulat jahil). 

Ocean dibimbing kakak dan abangnya jumpalitan mencoba semua mainan, saya dan suami duduk berdua dia ayunan. Ayahhh… lihat nih Ocean lari… jauh tuh… Si Ayah pun refleks cepat tanggap memburu Ocean yang mencoba menapaki anak tangga dengan tertatih. Yahh, baru lima menit duduk kayak orang pacaran, anaknya udah teriak, manggil ayahnya, wkwk.

 4. Bersepeda

Pihak hotel menyediakan sepeda gunung untuk pengunjung dengan tarif Rp. 50,000/jam-nya. Menarik juga tuh, sepedaan barengan mengelilingi Sinabung Hills. Berhubung kami ada enam orang, dan sepedanya cuma dua jadi gagal deh sepedaan bareng. Lagian Ocean kecil gimana bawanya kalau semua kebagian sepeda. Masa’ digendong di belakang kayak ransel, ya gak mungkinlah, haha.

Rute bersepeda / dokpri

5.  Rumah pohon

     

Di rumah pohon / dokpri

    Yeayy, spot ini cukup disenangi anak-anak, tangga kayu menuju ke atasnya amat tinggi, kami tak mengizinkan anak-anak yang masih kecil naik sendirian. Khusus si kakak pertama dan si abang nomor dua, diperbolehkan. Itu pun tidak berlama-lama apalagi sampai nongkrong di atas sana. Hanya melongok beberapa detik lalu turun kembali. 
  
    Dari atas rumah pohon yang benar-benar seperti rumah, ada lampunya, terminal listrik untuk mengecas ponsel dan ada pula dispenser air untuk minum. (Sebenarnya itu rumah pohon atau rumah orang sih, hihi... seperti ada penghuninya. Jangan-jangan kami mampir ke kos-kosan tuh, wkwk).

 

Sunrise yang aduhai, sangat memanjakan mata / dokpri

Jadi itulah sepenggal cerita tentang liburan kami di Sinabung Hills. Yang tak kalah mengesankan adalah sunset dan sunrise yang live in bisa disaksikan dari kamar. Wuih, itu membuat bibir auto-berdecak kagum, bagus banget. Haadzaa min fadhly rabbik. 

Pas nanya ke anak-anak, gimana dengan liburan bersama LoveOYO, oke apa gak? Serentak mereka mengacungkan jempol ke atasnya. Okayyyy!!! Sebelumnya kami pernah menginap di The Hills Sibolangit, anak-anak juga senang sekali, bisa memperoleh pengalaman berlibur yang menyenangkan dalam rangka mempererat cinta keluarga. 

Berminat liburan seperti kami, tinggal booking saja OYO Hotels. 

 

Nah, ini salah satu kota pilihan kalau Anda mau staycation. Skuyy... siapa yang setuju...

View this post on Instagram

Kalau ditanya pinginnya staycation di mana, ya di Yogyakarta-lah. Kota tempat saya kuliah S1 dulu. Kota budaya, kota pelajar, kota sejuta kenangan, kota rindu dan tentunya banyak tempat wisatanya. . . Termasuk Bukit Bintang ini, saya dan keluarga pingin nih berkunjung di sini. Menginap di hotel dan menyaksikan pemandangan suasana malam kota Jogja dari kejauhan. Hwaa... pengennnn.... soalnya dulu saya taunya cuma kuliahnya, kakinya gak lasak ke mana² wakakak. . . Jogja, tunggu kami kembali yaa♡♡

A post shared by Nurhilmiyah | Mom of 4r (@nurhilmiyah14) on Feb 11, 2020 at 3:16am PST

#LoveOYO

Location:

Berbagi :