Menemukan Sahabat
Tidak terasa sudah lima minggu belajar di kelas Bunda Cekatan (Buncek) Institut Ibu Profesional. Banyak hal yang dipelajari, banyak wawasan yang diperoleh, terutama untuk kemajuan diri sebagai ibu yang bisa mendidik buah hatinya dengan sebaik-baiknya. Setelah dua minggu memilih kelas-kelas yang disukai, para peserta didik diminta sharing mengenai kelas favoritnya kepada rekan Buncek kelas lain, bahkan dianjurkan lintas regional, lintas benua.
Selama dua pekan belajar di Kelas Sastra dan kelas Web-Blog-SEO, saya tetap berupaya membuat diri nyaman meski waktu-waktu ngobrol di kelas sering dibarengi dengan kegiatan-kegiatan offline lainnya. Mengapa saya menjadikan Keluarga Cinta Sastra sebagai kelas favorit, sebab saya bergabung di kelas ini sejak awal, dalam rangka ingin men-support Ririn, putri ketiga kami, yang sedang bersemangat menulis ceritanya. Ini hasil karya perdana Ririn yang agak panjang, sebelumnya sudah banyak namun belum rapi seperti ini. Cerita ini sudah pernah dibagikan di linimasa Facebook saya dan disimpan di Google Dokumen juga.
Sahabat-Sahabat Berkemah
Inilah kelima sahabat yang berhasil ditemukan dan menemukan saya. Kami saling mencari, proaktif agar bisa bertegur sapa meski lewat berbagai media, Messenger Facebook dan Whatsapp.Keluarga Manajemen Emosi
Alasan menjadikan kelas Manajemen Emosi ini sebagai kelas favorit adalah agar lebih tenang dan fokus dalam menjalani hari-hari.
2. Dyah Kusumastuti Utari - IP Sidoarjo
Keluarga Manajemen Waktu
Alasannya: mau belajar fokus dan mampu menentukan prioritas
3. Agnes - IP Malang tetapi saat ini sedang bekerja di Malaysia
Keluarga Public Speaking
Alasan memfavoritkan public speaking karena kelas ini ramai orangnya dan ada challenge kirim voice note di GWA, belajar cuap-cuap.
4. Susi Firdausa - IP Malang
Keluarga Literasi dan Sastra
Alasannya, suka kedua-duanya, sebab mendukung mind map.
5. Rahmah - IP Surabaya Madura
Keluarga Web-Blog-SEO (WeBS)
Sebenarnya juga ikut di dua grup, satu lagi Keluarga Camlicious, kelas video dan fotografi. Masih berkaitan juga dengan ngeblog, cuma alasan memilih keluarga WeBS karena butuh penguatan tentang blog.
Demikianlah sahabat-sahabat saya di Camping Ground yang cukup luas ini. Tidak saja berasal dari seluruh nusantara tetapi juga seluruh dunia. Sebenarnya saya menemukan lebih dari 10 orang sahabat, namun dengan berat hati saya memilih lima saja sebagai representasi sahabat-sahabat dalam berkemah.
Dari bincang-bincang wapri (Whatsapp pribadi) dengan teman-teman tersebut, maka bisa dibuat diagram batang sebagaimana di atas. Yang paling banyak adalah kelas Uluwatu (Ulat Waktu), diikuti kelas Camlicious (Video dan Fotografi), lalu keluarga Web-Blog-SEO, literasi dan Manajemen Emosi. Yang anggota keluarganya tidak begitu banyak dari yang saya interviu adalah kelas Sastra dan kelas public speaking. Mungkin kebetulan yang saya temukan sahabat yang mengikuti kelas-kelas tersebut saja.
Berdasarkan hasil penelitian ilmuwan psikologi yang dirilis laman Hello Sehat ada 2 (dua) alasan penting memiliki sahabat:
Hasil penelitian yang dimuat di Journal Child Development ini menyebutkan, biasanya orang-orang ini tingkat kebahagiaannya lebih tinggi karena merasa dihargai dan meningkat pula kemampuan akademis atau performa di bidang yang sedang digandrunginya saat ini. Mereka saling menjaga harga diri sahabatnya, mendapatkan penerimaan diri yang baik di lingkungan sosialnya, saling support sehingga terbebas dari cemas dan depresi.
"Seorang mukmin terhadap mukmin yang lainnya seperti bangunan yang saling mengokohkan satu dengan yang lainnya." (HR. Bukhari - Muslim)
Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya perselingkuhan yang tidak bisa dihindari jika bersahabat sampai terlampau dekat dengan istri atau suami orang. Bukan berarti kita dilarang berinteraksi dengan lawan jenis, dalam hubungan sosial, pekerjaan dan pertemanan dipersilakan asal taat pada rambu-rambunya. Saya pribadi menjadikan suami sendiri sebagai sahabat, insyaallah sahabat sampai ke surga.
"Perumpamaan mukmin dalam hal saling mencintai dan berkasih sayang adalah ibarat satu tubuh, apabila suatu organnya merasa sakit, maka seluruh tubuhnya turut merasakan hal yang sama, sulit tidur dan merasakan demam." (HR. Muslim)
"Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harumnya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap." (HR Bukhari Muslim)
Tentunya memahami hadits ini tidak dengan pemikiran yang sempit. Bisa-bisa tukang pandai besi complain, profesinya didiskreditkan. Ini hanya sebagai contoh, bahwa hadits ini memiliki dua makna. Jika berteman dengan orang yang baik maka kita akan mengikutinya menjadi baik, jika belum ikut jadi baik, paling tidak kita mendapatkan kebaikan dalam dirinya.
Di kehidupan sehari-hari misalnya, jika bersahabat dengan orang-orang yang suka berpikir positif maka tanpa sadar kita pun mengikuti jadi orang yang gemar mengedepankan positive thinking. Namun sebaliknya jika lingkaran pertemanan kita adalah orang-orang yang suka neting (negative thinking), suka tidak suka kita pun meniru cara berpikir mereka.
Jadi gimana, Teman-teman... masihkah merasa perlu memiliki sahabat? Ditunggu sharing-nya di kolom komentar ya.
#janganlupabahagia
Mengapa Memiliki Sahabat Itu Penting?
By the way, mempunyai sahabat-sahabat yang sefrekuensi amat sangat dibutuhkan. Selain untuk menjaga semangat, beriringan dengan orang-orang yang seirama dan sejalan itu menjadi suatu penyemangat tersendiri bagi kita. Meski sudah memiliki pasangan hidup dalam membina rumah tangga, sahabat surga suami atau istri, sebenarnya tidak ada salahnya jika tetap bersahabat dengan orang-orang positif di circe kita.Berdasarkan hasil penelitian ilmuwan psikologi yang dirilis laman Hello Sehat ada 2 (dua) alasan penting memiliki sahabat:
1. Terhindar dari stress, cemas dan depresi
Menurut Rachel K. Narr, Ph. D, peneliti dari Fakultas Psikologi University of Virginia, Amerika Serikat, orang yang punya sahabat cenderung tidak gampang stress, karena ia sering berbagi, bercerita soal suka dan dukanya. Tidak memendam sendiri hal-hal yang mungkin menyesakkan dada.Hasil penelitian yang dimuat di Journal Child Development ini menyebutkan, biasanya orang-orang ini tingkat kebahagiaannya lebih tinggi karena merasa dihargai dan meningkat pula kemampuan akademis atau performa di bidang yang sedang digandrunginya saat ini. Mereka saling menjaga harga diri sahabatnya, mendapatkan penerimaan diri yang baik di lingkungan sosialnya, saling support sehingga terbebas dari cemas dan depresi.
Senangnya punya sahabat / Hello Sehat |
2. Bisa menjadi kunci kesehatan mental di masa depan
Pernah merasa mudah marah, senggol-bacok cepat tersinggung, gampang lelah, dan suasana hati sering berubah-ubah? Hati-hati kemungkinan penyakit mental tengah menghampiri. Leslie Becker-Phelps, psikolog klinis di Basking Ridge, Amerika Serikat, menyatakan bahwa punya sahabat bisa memulihkan penyakit mental yang diidap seseorang. Sahabat yang senantiasa menerima dan mendukung dapat mengurangi kegelisahan dan menambah rasa bahagia. Meskipun gangguan mental illnes bisa menyerang siapa saja, baik yang memiliki sahabat maupun tidak, namun paling tidak, orang yang punya sahabat, peluang dan risiko terkena gangguan kesehatan mental, lebih kecil.Persahabatan dalam Islam
Lalu, bagaimana Islam memandang sebuah persahabatan? Apakah perlu menjalin persahabatan di saat status kita sudah sebagai istri/suami? Islam sebagai rahmat bagi semesta tentunya mengatur semua hal dalam sendi-sendi kehidupan manusia termasuk tentang persahabatan. Rasulullah SAW terkenal dengan para sahabat-shahabiyahnya. Banyak sekali anjuran untuk memiliki sahabat di dalam Islam. Sebagaimana yang dimuat di situs Dalam Islam, ada beberapa alasan mengapa memiliki sahabat itu penting;1. Sahabat itu saling mengokohkan
Punya sahabat tapi sukanya menjatuhkan, mungkin ia tak benar-benar sahabat. Sebab, sahabat itu sejatinya saling menguatkan dan saling mengokohkan, sesuai hadits Nabi Muhammad SAW."Seorang mukmin terhadap mukmin yang lainnya seperti bangunan yang saling mengokohkan satu dengan yang lainnya." (HR. Bukhari - Muslim)
2. Sahabat itu saling menyayangi
Saling menyayangi bagaimana nih yang dimaksud? Tentunya saling menyayangi dalam konteks bersahabat, bukan dalam hubungan cinta antar-anak manusia. Makanya dianjurkan bersahabat itu sebaiknya sesama jenis kelamin. Perempuan bersahabat dengan perempuan, laki-laki dengan laki-laki juga.Sahabat surga / Muslimorid |
Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya perselingkuhan yang tidak bisa dihindari jika bersahabat sampai terlampau dekat dengan istri atau suami orang. Bukan berarti kita dilarang berinteraksi dengan lawan jenis, dalam hubungan sosial, pekerjaan dan pertemanan dipersilakan asal taat pada rambu-rambunya. Saya pribadi menjadikan suami sendiri sebagai sahabat, insyaallah sahabat sampai ke surga.
"Perumpamaan mukmin dalam hal saling mencintai dan berkasih sayang adalah ibarat satu tubuh, apabila suatu organnya merasa sakit, maka seluruh tubuhnya turut merasakan hal yang sama, sulit tidur dan merasakan demam." (HR. Muslim)
3. Sahabat itu cerminan diri
Mungkin sudah sering membaca hadits populer tentang sahabat sebagai cermin diri,"Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harumnya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap." (HR Bukhari Muslim)
Tentunya memahami hadits ini tidak dengan pemikiran yang sempit. Bisa-bisa tukang pandai besi complain, profesinya didiskreditkan. Ini hanya sebagai contoh, bahwa hadits ini memiliki dua makna. Jika berteman dengan orang yang baik maka kita akan mengikutinya menjadi baik, jika belum ikut jadi baik, paling tidak kita mendapatkan kebaikan dalam dirinya.
Di kehidupan sehari-hari misalnya, jika bersahabat dengan orang-orang yang suka berpikir positif maka tanpa sadar kita pun mengikuti jadi orang yang gemar mengedepankan positive thinking. Namun sebaliknya jika lingkaran pertemanan kita adalah orang-orang yang suka neting (negative thinking), suka tidak suka kita pun meniru cara berpikir mereka.
Jadi gimana, Teman-teman... masihkah merasa perlu memiliki sahabat? Ditunggu sharing-nya di kolom komentar ya.
Sahabat untuk selamanya / Brilio |
#janganlupabahagia
#jurnalminggu4
#materi4
#kelasulat
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional
Semangat camping Bu Dosen 🏕
BalasHapusLet's go to camp together Bu Doktor hehe
HapusMasya Allah teman dunia maya akhirnya bersua di dunia nyata. Hikmah silaturahmi begitu banyak ya mbak.
BalasHapusCampingnya online lohh Mbak.. Cm imanijer aja, wkwk
HapusSemangat kk, moga nyelesaian bunnda cekatan dengan sukses. Doain juga ya newbie ini bisa ikutan bunsay nanti.
BalasHapusAamiin
HapusSipp lanjut terusss
Waah senangnyaa menjalin silaturahmi ya mba. Menurut aku punya sahabat itu penting banget untuk saling menguatkan.
BalasHapusIya Mbak, saling support ya
HapusSahabat yang baik juga bisa menolong kita di akhirat nanti ya mba Mia..
BalasHapus😍
Nahh itu yg penting
HapusItu Rahmah Surabaya yang blogger juga itu ya Mba, saya kenal dong hahaha.
BalasHapusSenangnya ya kalau ikutan komunitas-komunitas berfaedah banget kayak gini, bikin auto jadi merasa lebih penuh manfaat, penuh positif dan bahagia :)
Iyepp, di FBG Mbak Rahmah perwakilan kelas Web blog SEO buat go live
HapusSaya sangat setuju bahwa sahabat adalah cerminan diri. Waktu masih bersekolah dulu, saya sempat juga dicap pilih-pilih teman. Padahal, saya aslinya mau bergaul sama siapa aja, mau bertemu sapa, tapi kalo urusan sahabat dan pertemanan saya memang selektif banget. Misalnya, saya gak mau berteman sama teman sekolah yg sukanya motoran mulu, pergi jalan-jalan mulu, sementara kita kan masih anak sekolah yg punya kewajiban belajar dan bikin PR. Saya juga gak mau temenan sama anak yg suka cabut di kelas, ntar bisa-bisa saya ketularan suka cabut. Itu contoh sederhana sih. Banyak lagi contoh lainnya.
BalasHapusYg suka cabut mirip analogi si pandai besi, hihi
HapusSeorang mukmin terhadap mukmin yang lainnya seperti bangunan yang saling mengokohkan satu dengan yang lainnya." (HR. Bukhari - Muslim)
HapusYa cocoklah seperti yg Mba Mia tuliskan di atas. Kalo teman-teman kita kokoh, kita pun akan semakin kuat. Kalo teman-teman kita seperti bangunan yang cuma dibangun dari semen doang, gak pakai rangka dan batu bata, ya wassalam, kita pun akan seringkih mereka nanti.
Teman2 itu pengaruh banget sama kokohnya kita yo Ni...
HapusTerus terang aku masih sulit membedakan antara teman baik dan sahabat. Dalam pertemanan, terus terang aku sangat pemilih. Lebih karena aku nggak mudah akrab dengan orang. Bukan hanya orang baru. Pertemanan yang sudah terjalin lama tapi aku merasa nggak 'klik', susah untuk bisa dekat.
BalasHapusSelain itu tentunya memilih sahabat yang memberikan pengaru positif kepada diri kita. Meskipun manusia nggak ada yang sempurna, ya.
Saat bersahabat, aku lebih suka mengikuti kebiasaan baik mereka yang menurut aku bermanfaat untukku juga. Kalau curhat, aku sangat minimalkan. Terkadang, aku merasa nggak adil kalau teman dijadikan tempat curhat terus-menerus. Agak aneh, mungkin, tapi memang begitu adanya, hahaha ...
Bener Mbak Mel,, gak baik asal curhat
HapusPenting banget sahabat ini. Bisa saling support dan jadi tempat curhat, hehe.. Dv pengen ikutan juga kelas ibu2 itu lah kak. Kayaknya bisa buat improve kemampuan diri.
BalasHapusSipp, ikuti aja official website nya Devsay
HapusSeru yah IP ini. Sudah sering baca2 kegiatan IPnya teman2 maya. Apakah ini bisa buat yg masih single ya?
BalasHapusBisa banget Mbak.. Ada kelas pranikah juga
HapusBener ya. Sahabat itu sangat diperlukan apalagi yang satu frekuensi. Karena kalau lagi ada masalah atau butuh diskusi sahabat bisa jadi menolong. Bukan cuma meet-up, nonton, makan dan langsung pulang.
BalasHapusBtw, kelas kayak gini bagaimana cara daftarnya?
Ikuti official websitenya IP aja kak. Biasanya ntar ada pengumuman
HapusSeru ya Mbak dapet ilmu dan keluarga baru. Meskipun cuma di online namun pasti berasa nyatanya. Saya iri, kenapa saya tidak ada di dalam keluarga kamian ini. Himz hikz sedih.
BalasHapusHaha dikit² kami-kami gitu ya Mbak... Kamian haha
HapusBerkemah bersama komunitas bisa mendapatkan sahabat yang banyak dari berbagai macam karakter manusia, sehingga kita bisa menerima perbedaan itu untuk saling kenal mengenal.
BalasHapusCm ini kemah imajiner Mbak
HapusSahabat itu memang bisa dijadikan sandaran saat suka dan duka ya, Mbak Mia. Dan zaman now, sahabat juga bisa didapat dari dunia maya. Tapi sampai saat ini, saya belum ada punya sahabat. Kalau teman banyak hehehe.
BalasHapusDan kelasnya ini keren, Mbak. Pastinya akan banyak ilmu dan manfaat lain yang didapat ya, Mbak Mia.
Gpp teman juga banyak yg baik² kan Mas... Hehe
HapusSahabat itu, dia yang menemani di dunia hingga nanti menemani bersama-sama di Syurga.. Aamiin
BalasHapusWahh sahabat surga dong
HapusEh keren anaknya udah bisa nulis cerita yang panjang ya mbak Mia? Coba difasilitasi dengan blog mbak hehe. Ini rencananya kalau anakku udah lancar baca tulis aku mau belikan semacam buku diary dan mau aku bikinin blog sederhana :D
BalasHapusSoal sahabat, keknya sahabat terdekatku suami hahahaha, emang enak kalau ada sahabat buat sharing yaaa
Kl yg sulung nulis di Wattpad Mbak April, nah yg no 3 ini di G-doc nya hp saya. Iya ya... Dibikinin blog aja ah
HapusSahabat itu memang penting, meski yang kita butuhkan kadang hanya untuk didengarkan.
BalasHapusTd ada teman komen di atas, sahabat itu saling mendengarkan, hihi...kali bosan jg yaa kl dicurhati terus
HapusKeluarga Uluwatu memang pastinya yang terbanyak, ya. Wajar, sih, kebanyakan memang para ibu itu butuh banget manajemen emosi dan yang pertama harus diselesaikan agar sukses menjadi ibu.
BalasHapusMbak Mia keren, pilih sastra demi putrinya.
Semoga kelak menjadi penulis andal, ya...
Aamiin yaa Rabb. Tp hari ini kami berdua masing² belum ada menulis. Mengutamakan istirahat di hari libur dan quality time, Mbak Susi ♡♡
HapusYang penting membuat aktivitas bahagia bersama anak, Mbak. Mereka akan selalu mengenangnya dan menjadikan mereka pribadi bahagia dan sukses. Insya Allah.
HapusSepakat sekali Kak, punya sahabat itu penting pakai banget. Saya ada lho Kak, sahabat dari jaman SD ampe sekarang. Walau berjauhan, kita tetap saling sapa dan saling suport
BalasHapusSenengnya yaa... punya sobat sejak kecil, yang tau kita sejak belum jadi apa-apa yaa
HapusSetuju banget mbak, sahabat bisa membuat hidup kita jadi lebih berwarna. Support system yang baik, dan pengingat dikala lalai.
BalasHapusBener Mbak, hehe... punya sahabat yg baik itu rezeki juga bagi kita
HapusSahabat alias inner circle yang biasanya tidak lebih dari 5 orang ini beneran merupakan kunci kehidupan. Aku beruntung memiliki mereka, mba.
BalasHapusKalau sang adik sudah 2 tahun, aku juga merencanakan berkemah
BalasHapuskebetulan di bogor banyak bumi perkemahan
atau kapan kita rame2 berkemah
Selalu salut dengan Ibu-ibu yang ikut komunitas-komunitas seperti ini untuk upgarde diri. Pengen juga bisa ikutan. Tapi di daerah kalau offline belum ada sih
BalasHapusKeren banget ada program begini ya Mbak, bisa dapat sahabat di dunia maya walaupun tak pernah bersua. Bisa saling mendoakan dan berbagi manfaat. Sungguh dunia sudah sangat berkembang, membantu kita meretas batas.
BalasHapusYup..persahabatan penting banget terutama yang memiliki visi dan misi serupa... jadi ngejar targetnya semakin semangat...
BalasHapusKalo saya sahabat itu yang penting kualitas, bukan kuantitas. Sahabat yang baik itu yang berani ngomongin kejelekan kita langsung di depan kita, bukan ngomongin kejelekan di belakang kita
BalasHapusPertama kali membaca artikel ini, dalam hati langsung berujar, wahhh asyik nih bisa kemah bareng-bareng teman dunia Maya. Eh gak taunya kemahnya ini di dunia Maya juga.
BalasHapusKalau bisa ketemu langsung pasti asyik nih
Keren, punya banyak sahabat itu membahagiakan ya, mbak. Apalagi sahabatan sama orang-orang yang satu minat.
BalasHapusBnyk sahabat bnyk teman bnyk rejeki hehe apalagi skrg bnyk teman dumay blogger yg berbagi ilmu tanpa batas nanya apa aja ttg blog pasti ada jwbnnya hehe..
BalasHapusDengan berbagai macam kegiatan membuat sehat pikiran...
BalasHapusAku dulu punya sahabat SMA. Tapi ya makin tambah usia, dan terpisah jarak juga, terus kita bergaul juga dng orang-orang lain. Ditambah lagi habis pemilu kemarin. Waah udah deh, itu mah sahabat, you and me = end. Haha...Sahabatku udh bertahun-tahun ini adalah suamiku. Enak aja ngobrol ama dia, tempat curhat dan engga ember ke orang lain. Hihi...Seneng ya kalau bisa bertemu sahabat pas camping...Kompak selalu...
BalasHapusMemiliki sahabat yg sehoby, sefrekwensi sangat menyenangkan. Kita bisa saling bertukar pikiran dan saling memberikan solusi jg sahabat yg lain memiliki problematika.
BalasHapusPersahabatan tidak hanya terjalin pada jarak yg berdekatan, meskipun jauh jaraknya tapi jika sudah sehati terasa dekat ya.
MasyaAllah, sahabat itu ternyata bukan hanya manusia ya. lingkungan juga bisa jadi sahabat dan manfaatnya banyak banget. Saya termasuk introvert sehingga takut menjalin persahabatan dengan orang lain. dengan baca artikel ini saya jadi sadar kalau selama ini saya keliru. Terima kasih.
BalasHapusSetuju sekali bu, saya mahasiswa baru. Awal kuliah semester kemarin sempat down dan sedikit stress karena belum dapat teman yang benar" sefrekuensi, pengennya balik ke zaman SMA lagi karena punya sahabat yang bener" bisa bikin boost semangat. tapi pada akhirnya juga bisa saya bisa klop dengan salah satu teman di kelas.
BalasHapusPernah nge camp rame2 sama temen di bromo.. Dan itu salah satu pengalaman paling asik dan Indah sepanjang hidupku. ..hihi
BalasHapus