Jalan-Jalan Ke Masjid Jogokariyan
Jogja... We're Coming!!!
Rabu sampai dengan Sabtu 22 Januari sd. 25 Januari 2020, suami saya diminta hadir di kota Yogyakarta untuk urusan pekerjaannya. Biasanya pertemuan para Korwil bagian Keuangan itu kalau tidak di Jakarta, diadakan di Surabaya juga. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, mendadak diinformasikan kalau pertemuan diselenggarakan di kota Jogja.Tak perlu waktu lama, suami pun menghubungi saya, mengajak ikut serta saya dan anak-anak. Seakan bait awal lagunya KLA Project bersenandung di telinga saya.
Pulang ke kotamu
Ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat,
Penuh selaksa makna
Jogja, I'm in Love |
Bagi kami tidak setiap keinginan harus dituruti. Ada hari kerja atau hari sekolah, dan ada pula hari libur. Tidak serius melulu, namun tidak juga santai setiap hari. Hidup itu mesti seimbang, bukan. Seperti Yin dan Yang, sebagaimana juga Allah mengatur terang dan gelap, begitu juga antara sibuk dan santai.
Berhubung saya tidak kebagian mengajar di kelas Remedial, saya pikir tidak ada salahnya juga kalau saya memanfaatkan hari Jumat dan Sabtu berangkat ke Jogja bersama anak-anak. Surat permisi Ririn sudah saya antarkan ke guru wali kelasnya, dan saya juga sedang tidak ada sangkut-paut urusan kampus, kecuali hari Senin dan seterusnya, karena kami masuk semester genap dan tanggal 27 Januari 2020 adalah hari perdananya. Seluruh dosen wajib masuk tanpa kecuali,. demikianlah disiplinnya kampus kami.
Sebenarnya saya tidak enak juga sih, tanggal 24 Januari lalu ada undangan menghadiri arisan gabungan di Pengadilan Negeri Medan. Kegiatan para istri yang mendukung karir para suami. Namun bagaimana jika si suami sendiri malah meminta saya menyusulnya ke Jogja, akhrinya dengan berat hati saya tidak ikut acara ibu-ibu kantor. Mudah-mudahan ibu pimpinan bisa memaklumi.
Dua minggu sebelum berangkat e-ticket sudah saya urus, kami berangkat dengan penerbangan pertama di hari Jumat, pukul 06.00 WIB. Syukurnya Ocean kecil bisa dikondisikan, jadi selama proses check in di Kuala Namu International Airport (KNIA), dia gak rewel atau nangis-nangis. Oya, khusus membawa penumpang batita, check in tidak bisa dilakukan secara daring. Mungkin petugas bandara ingin melihat secara langsung juga anaknya.
Hal ini baik menurut saya, sebab bisa meminimalisasi kemungkinan human trafficking dan penculikan bayi. Dari rumah meski tidak diminta saya sudah membawa fotokopi akta kelahiran Ocean dan Kartu Keluarga (KK) kami. Mengantisipasi apabila diminta. Karena anak-anak saya belum memiliki KIA (Kartu Identitas Anak). Sebenarnya KIA sendiri biasanya dibutuhkan untuk keberangkatan keluar negeri.
Pukul 04.00 saya, Ririn dan Ocean sudah antre di loket maskapai penerbangan yang akan menerbangkan kami. Setelah boarding pass aman, kami pun berjalan menuju pemeriksaan selanjutnya menuju Gate yang ditentukan. Kebetulan dekat sekali, begitu turun dari eskalator langsung ketemu Gate 7.
Tas saya tidak banyak, jadi tak perlu bagasi. Hanya tas tangan tempat ponsel, dompet dan sedikit perlengkapan Ocean. Lalu ransel Ririn yang berisikan baju Ririn dan Ocean sendiri. Dan satu lagi tas tempat baju saya. Jadi total cuma membawa tiga buah tas ukuran sedang. Ririn menyandang sendiri ransel ungunya.
Hal ini baik menurut saya, sebab bisa meminimalisasi kemungkinan human trafficking dan penculikan bayi. Dari rumah meski tidak diminta saya sudah membawa fotokopi akta kelahiran Ocean dan Kartu Keluarga (KK) kami. Mengantisipasi apabila diminta. Karena anak-anak saya belum memiliki KIA (Kartu Identitas Anak). Sebenarnya KIA sendiri biasanya dibutuhkan untuk keberangkatan keluar negeri.
Salut lihat baby Ocean nih, pagi buta tetap semangat aja! |
Tas saya tidak banyak, jadi tak perlu bagasi. Hanya tas tangan tempat ponsel, dompet dan sedikit perlengkapan Ocean. Lalu ransel Ririn yang berisikan baju Ririn dan Ocean sendiri. Dan satu lagi tas tempat baju saya. Jadi total cuma membawa tiga buah tas ukuran sedang. Ririn menyandang sendiri ransel ungunya.
Melewati ruang tunggu dan pintu masuk ke pesawat, kami pun menyusuri garbarata (tangga belalai) yang menghubungkan airport building dengan Boeing 737 bermuatan hampir 200 penumpang itu. Disambut mbak pramugari yang ramah, kami menduduki kursi yang sebelumnya telah dipesan melalui OTA. Dan seperti penerbangan-penerbangan sebelumnya, si nomor tiga, Ririn pasti selalu minta duduk persis di dekat jendela. Ingin lebih puas melihat-lihat awan, katanya.
Pukul 08.40 kami sudah menjejak Yogyakarta International Airport (YIA). Saya baru kali ini ke Jogja via bandara baru ini. Biasanya landing di Adi Sutjipto. Satu jam lebih kami melaju dalam taksi bandara, Rajawali dan ketika melewati kawasan Gamping, saya minta agar pak sopir mampir di warung sarapan di pinggir jalan. Hmm, sudah lama tidak menikmati tahu gembus, telur dadar, disiram sayur lodeh dan sambal bawang.
Setengah jam kemudian kami pun tiba di hotel Eastparc tempat suami menginap sedari hari Rabu. Anak-anak senang bukan main bersua dengan ayahnya. Jauh-jauh datang dari Medan tentunya ingin jalan-jalan di Jogja bareng sang ayah. Alhamdulillah perjalanan kami lancar dan sesuai rencana.
Pesawat tidak delay dan telat walaupun sebentar. Benar-benar on time. Sebenarnya sisi positif maskapai yang terkenal hobi tunda ini mestinya diperlihatkan juga, di tengah-tengah keluh-kesah para penumpang yang kecewa saat ketiban sial. Belum lagi cerita soal kebijakan "jual bagasinya" yang menyebalkan banyak orang, haha.
Setelah melepas lelah sejenak, kami pun mulai kembali ke itinerary yang telah diorat-oret (dalam pikiran) sejak dari rumah. Berhubung pingin sekali ke Masjid Jogokariyan yang sempat viral karena kemakmurannya itu, maka saat pesan tiket elektronik saya juga mencari info tentang penginapan masjid. Pas sekali memang ada Hotel Masjid Jogokariyan.
Sebenarnya kalau ke Jogja saya tak perlu ambil pusing urusan penginapan. Ada orang tua angkat di sana, keluarga Pak Zuhdi dan Bu Zuhdi yang baik hati. Sahabat almarhum ayah saya saat pendidikan cakim di Bogor silam. Lalu ada pula pesantren tempat saya empat tahun berdomisili waktu kuliah di Jogja. Pesantren Aji Mahasiswa Al Muhsin, Jalan Parangtritis, Krapyak Wetan. Di pesantren ada kamar-kamar yang disediakan untuk tamu dengan memberikan ZIS seikhlas hati.
Berhubung suami saya sungkan kalau harus merepotkan orang-orang yang dikenal, rencananya kami akan bersilaturahmi sebelum berangkat menuju pulang saja. Sekadar bersalam, istilah orang Medan, hehe.
Sesampainya di sana jamaah salat Jumat baru saja bubar. Dengan masing-masing orang tampak membawa sebungkus nasi buat makan siang dan segelas air, bahkan banyak juga yang minum sirup merah.
Mirip masjid Al Jihad kalau di Medan. Masjid perkampungan ini empat tahun terakhir memang selalu ramai. Beda sekali dengan masa saya kuliah dulu sepertinya biasa-biasa saja. Dulu, sebelum ada transportasi Trans Jogja seperti sekarang, saya berangkat dan pulang kuliah menaiki bis jalur 2.
Rebahan di kamar sebentar, kami pun bergegas keluar hotel. Siang sampai malam menghabiskan waktu di Jalan Malioboro. Kebetulan kami ke Malioboro pas tanggal merah, libur Imlek, jadinya ramai sekali penuh sesak orang.
Kalau dulu sepulang kuliah saya dan teman-teman suka jalan-jalan di sini, lebih santai, jalan lebih lengang dan area yang tepat untuk cuci mata sebab banyak cenderamata dan printilan unik khas Jogja.
Sebelumnya mundur lagi ke Stasiun Tugu, duduk lesehan menikmati makan semangkuk mie panas-panas di angkringan. Suami mencoba minum kopi Joss yang terkenal itu, kopi dicampur arang yang asapnya mengepul mengundang minta disruput.
Alhamdulillah Allah mengizinkan ketemu dengan ukhti fillah, Atik Wahyunarti, saudara seperjuangan sesama ADK (Aktivis Dakwah Kampus) Universitas Gadjah Mada dulunya. Senang sekali bisa merasakan aura kesalehan dari si sahabat ini.
Mendengarkan ceritanya tentang kesibukan mengurus sekolah. Berbakti pada mertua yang sudah sepuh dan membersamai dua jagoan mereka yang masih usia SD. Saya dioleh-olehi taplak meja batik dan kopi Sunan Gunung Merapi buatan anak binaan suaminya, Pak Arif.
Fyi, kalau tidak keliru, suaminya Atik ini, Pak Arif Sulfiantono, sebelum dan sesudah ambil master di Tiongkok, memang aktif menjadi takmir Masjid Jogokariyan juga bersama Ust. Salim A. Fillah dkk. Makanya mudah sekali keluarga kami bertemu ba'da salat subuh berjamaah di Masjid Jogokariyan.
Oya, saya membawa broker (brownies kering) dan teri Medan. Hihi, jadi ingat dulu bareng teman-teman selingkaran ada acara tukar kado. Ah, Jogja... UGM... tempat saya menemukan hidayah dan mencecap semaraknya dakwah kampus di sana. Senang sekali bisa mampir juga di Masjid Kampus UGM yang artistik dan asri.
Izinkanlah aku untuk slalu pulang lagi...
Semoga bisa jalan-jalan kembali ke Ngayogyakarto Hadiningrat ini. Bye-bye Jogja...
Ririn menikmati sunrise |
Yeayy... nyampe Jogja bertiga |
Pesawat tidak delay dan telat walaupun sebentar. Benar-benar on time. Sebenarnya sisi positif maskapai yang terkenal hobi tunda ini mestinya diperlihatkan juga, di tengah-tengah keluh-kesah para penumpang yang kecewa saat ketiban sial. Belum lagi cerita soal kebijakan "jual bagasinya" yang menyebalkan banyak orang, haha.
Menginap di Jogokariyan
Setelah melepas lelah sejenak, kami pun mulai kembali ke itinerary yang telah diorat-oret (dalam pikiran) sejak dari rumah. Berhubung pingin sekali ke Masjid Jogokariyan yang sempat viral karena kemakmurannya itu, maka saat pesan tiket elektronik saya juga mencari info tentang penginapan masjid. Pas sekali memang ada Hotel Masjid Jogokariyan.
Sebenarnya kalau ke Jogja saya tak perlu ambil pusing urusan penginapan. Ada orang tua angkat di sana, keluarga Pak Zuhdi dan Bu Zuhdi yang baik hati. Sahabat almarhum ayah saya saat pendidikan cakim di Bogor silam. Lalu ada pula pesantren tempat saya empat tahun berdomisili waktu kuliah di Jogja. Pesantren Aji Mahasiswa Al Muhsin, Jalan Parangtritis, Krapyak Wetan. Di pesantren ada kamar-kamar yang disediakan untuk tamu dengan memberikan ZIS seikhlas hati.
Akhirnya kesampaian juga ke Masjid Jogokariyan |
Sesampainya di sana jamaah salat Jumat baru saja bubar. Dengan masing-masing orang tampak membawa sebungkus nasi buat makan siang dan segelas air, bahkan banyak juga yang minum sirup merah.
Mirip masjid Al Jihad kalau di Medan. Masjid perkampungan ini empat tahun terakhir memang selalu ramai. Beda sekali dengan masa saya kuliah dulu sepertinya biasa-biasa saja. Dulu, sebelum ada transportasi Trans Jogja seperti sekarang, saya berangkat dan pulang kuliah menaiki bis jalur 2.
Suasana jumatan di Masjid Jogokariyan Kami yang menunggu check in di hotel masjid, dapat makan siang lauk telur gudeg |
Pemandangan dari kamar hotel Masjid Jogokariyan. Nun jauh di sana Pantai Parangtritis. |
Kalau dulu sepulang kuliah saya dan teman-teman suka jalan-jalan di sini, lebih santai, jalan lebih lengang dan area yang tepat untuk cuci mata sebab banyak cenderamata dan printilan unik khas Jogja.
Ah, sayang kami gak full team, 2 anak lagi di pesantren, huhu |
Suami dengan Kopi Joss-nya |
Bertemu Sahabat Lama
Seperti biasanya kalau saya main ke Yogyakarta, pasti menyempatkan untuk kopdar sama teman-teman kuliah yang asli Jogja dan masih berdomisili di kota budaya ini. Namun saya memahami, mereka kan punya rutinitas juga, jadi siapa yang bisa saja.Alhamdulillah Allah mengizinkan ketemu dengan ukhti fillah, Atik Wahyunarti, saudara seperjuangan sesama ADK (Aktivis Dakwah Kampus) Universitas Gadjah Mada dulunya. Senang sekali bisa merasakan aura kesalehan dari si sahabat ini.
Dari ki-ka: Pak Arif, suami saya, saya and my ukhti fillah, Atik Wahyunarti |
Fyi, kalau tidak keliru, suaminya Atik ini, Pak Arif Sulfiantono, sebelum dan sesudah ambil master di Tiongkok, memang aktif menjadi takmir Masjid Jogokariyan juga bersama Ust. Salim A. Fillah dkk. Makanya mudah sekali keluarga kami bertemu ba'da salat subuh berjamaah di Masjid Jogokariyan.
Oya, saya membawa broker (brownies kering) dan teri Medan. Hihi, jadi ingat dulu bareng teman-teman selingkaran ada acara tukar kado. Ah, Jogja... UGM... tempat saya menemukan hidayah dan mencecap semaraknya dakwah kampus di sana. Senang sekali bisa mampir juga di Masjid Kampus UGM yang artistik dan asri.
Izinkanlah aku untuk slalu pulang lagi...
Semoga bisa jalan-jalan kembali ke Ngayogyakarto Hadiningrat ini. Bye-bye Jogja...
Sampai di KNO lagi... welcome home, Ocean... |
Seru bgttt.
BalasHapusUdah lama saya ga ke yogya,
Pengen explore sana lagi hehe
Iya Bang Sani... skuyy ke Jogja.. cuma kl hari libur rame banget hehe
HapusIya, maunya di hari kerja, jd enak jalan jalannya, insyaAllah th ini hehe
Hapusoh di Masjid Jogokaryan ada hotelnya juga ya, Mbak?
BalasHapusLihat bangunan maskam, jadi kangen ke jogja nih. Dulu sempat ngerasain sebulan tarawih di maskam.
Ciyee yg tarawih di Maskam. Anak UGM apa UNY, Mbasay... Salam kenal yaa
HapusWah, di Masjid ada hotelnya juga mbak? Unik banget ini. Ngomong-ngomong Jogja, jadi kangen sama Jogja.. pengen jalan-jalan lagi ke sana 😍 memang suasana Jogja ngangenin banget ❤️
BalasHapusMasjid Jogokariyan punya banyak divisi bisnis. Ada hotel, ada angkringan, ada pelatihan manajemen masjid, aneka souvenir, peci batik, ganci, make up pouch, tempat pensil, tempelan magnet kulkas dsb.
HapusBaru tau ada hotel Masjid Jogokariyan. Aku sampe baca 2x, khawatir salah baca. Nggak sekalian nulis review hotelnya, Mbak? Atau udah? Buat referensiku kalau liburan lagi ke Yogya.
BalasHapusRencananya mau nulis reviu nya Mbak... Insyaallah kl sempet yahh
HapusIdem sama teh Eno, ku menunggu review hotel masjid Jogokariyannya juga ya mbak, buat referensi suatu hari nanti ke Jogja :). Adem soalnya kalau hotel berada di lingkungan masjid.
HapusWaaah Yogya... Udah lama banget ga ke Yogya... Ada kali 5 tahunan...
BalasHapusJadi pengen ke Masjid Jogokariyan. Ada hotelnya juga yah...
Thanks for sharing mbak... Masuk salah satu tujuan kalo ke Yogya ini
Seneng banget bs ngerasain nginep di hotel masjid, Mbak. Ntar deh saya nulis blogpost khusus hotel yahh
HapusWah itenary nya panjang banget, saya juga ada di Yogya 26-28 kemarin
BalasHapusTapi berhubung lumayan dekat dengan Bandung ya ga kemana mana :d
Jogja-Bandung kurang lebih 7 jam an ya Mbak... Kl Jogja-Medan kudu naik pesawat huhuu... Tp pernah sih saya ngebus pas masih kul dulu. Ampun deh,, 4 hari 3 mlm hikss
HapusJogja memang selalu menarik untuk dikunjungi. Ada saja hal yang tidak bisa dilupakan dari kota yang satu ini. Ak ujadi penasaran sama Masjid Jogokariyan-nya, apalagi ada hotel di dalamnya. Bisa jadi salah satu tujuan kalau ke sana.
BalasHapusRecommended deh Mas Rifqi, insyaallah gak bakal ketinggalan sholat kl nginep di hotel masjid, hehe
HapusWaduhh saya yang sempat tinggal di Jogja tahunan, malah belum pernah foto di plang malioboro itu mbaaa
BalasHapusHihi,, sama Mbak... Saya 4 tahun tinggal di Jogja br sekali itu setelah gak stay di jgj lg br kepikiran foto kaya org² hehe
HapusHuhuhu, kangen Jogja dan pengen banget ke Masjid Jogokariyan ini.
BalasHapusBelum pernah sama sekali soalnya.
Pertama kali tahu di postingan Ajeng, terus langsung jatuh cinta pengen mampir, anak saya pasti senang nih kalau bisa sholat di sini, dia paling senang kalau bisa sholat di masjid-masjid baru :)
Masjid Jogokariyan ini masjid lawas Mbak Rey... Pas zaman sy kul 15-an thn lalu sudah eksis kok. Cm ngehits n fenomenalnya empat tahun belakangan ini aja
HapusHappy ya mbak jalan-jalaj bersama keluarga. Enjoy your holiday
BalasHapusSipp, thank you, Sist
HapusWah kalau mau pergi-pergi dan bawa anak, banyak yang perlu dipersiapkan ya mba. Salah satunya ijin ke sekolah anak dan kita juga harus menghentikan kegiatqn kita. Termasuk arisan ya hihihu. Aduh ngomongij soal Yogya, aku baru sekali mba ke sana. Semoga nanti ada kesempatan maim ke sana apalagi ke mesjid ya mba tulis di atas
BalasHapusWah, Mbak Yeni beneran baca tulisan saya ya, sampe bisa komen yang detil2... makasih ya Mbak
HapusWaaah, jauh banget, Mbak. Tinggal di parangtritis km 3,5, kuliahnya di UGM. Dari selatan ke utara.
BalasHapusbagi saya ndak jauh Mbak... biasa di Medan ada yang lebih jauh lg hehe... dulu setiap hari turun di perempatan Jogokariyan dari bis jalur 2
HapusJogja selalu punya kenangan tersendiri ya. Saya sempat kuliah di sana 4 tahun, rasanya seperti rumah buat kembali.
BalasHapusWah toss kita Mbak... alumni Jogja yaa... bener beud... Jogja is our 2nd home
HapusUdah bolak balik ke Yogya dan belum pernah lihat Masjid Jogokaryan.. hiks hiks.. insya Allah saya khusus datang ke sini nanti
BalasHapusindah sekali silaturahmi itu yaaa
Bener Mbak, dikhususkan. Saya juga sebelumnya ke Jogja gak sempet mampir ke Masjid Jogokariyan ini. Baru dapat kesempatannya juga kali ini.
HapusBaca-baca ini bikin jadi kangen Jogja. Duh, kapan ya saya bisa ke Jogja lagi. Kepengen deh bawa anak-anak yang kecil ke Jogja. Mereka belom pernah tahu. Semoga bisa segera.
BalasHapusIya Mbak.. beda emang pergi perjalanan dinas sendirian ama pergi bareng2 krucils. Lebih seru bawa anak2 deh hehe
HapusBuat saya yang hanya sekali pernah ke Jogja, tahun 1995 ... bersama teman-teman kuliah, Jogja itu bikin kangen. Apalagi yang kuliahnya di sana, ya. Semoga Mbak sekeluarga bisa ke Jogja lagi ya :)
BalasHapusIya Mbak.. rasanya kl denger cerita Jogja auto-remember masa2 kuliah dulu, hihi
HapusWaah masjid Jogokariyan ada hotelnya juga,. aku mau review lengkapnya dong mba hehe. Unik soalnya. Masyaallah aku galfok liat baby Ocean yang seger dan ceria gitu di jam 4 pagi. Iya juga ya kalau dipikir-pikir, untuk batita harus check in langsung di Bandara jadi bisa menghindari human trafficking :)
BalasHapusIya Mbak,, baby Ocean udah ngerti aja bakal mau ketemu ayahnya di Jogja, jd tetap semangat 45 walaupun dini hari, ckck
HapusBelum kesampaian juga sholat di masjid jogokariyan, saat Oktober kemarin ke Jogja. Kalau lewat depan tempat kuliahnya mbak UGM sudah hehe
BalasHapusHayuk Mbak,,next time ke Jogja lagi, skuyy sempetin sholat di Masjid Jogokariyan
HapusBeberapa kali menginjakkan kaki di jogja tapi aku melewatkan hotel masjid ini. Aghhh...mesti masuk list nih. Thank you kaka infonya..
BalasHapussiapp, masukin wishlist yak, hehehe
HapusSerunya Mbak Mia, meski cuma sebentar lumayan buat obat kangen ya. Dan itu si Ocean girang bangets...dah tahu jalan-jalan dia . Alhamdulillah bisa reunian juga dengan teman dan mengunjungi Masjid Jogokariyan. Nanti kalau ke Jakarta kabari, siapa tahu bisa ketemu kita:)
BalasHapusInsyaallah Mbasayy... ketemuan itu emang beda ya rasanya,, setelah chit-chat mulu'. hihi
HapusMasjid Jogokariyan merupakan salah satu masjid yang terkenal. apalagi pengelolaan masjid terkenal cukup bagus. sehingga menjadi acuan bagi masjid-masjid lainnya
BalasHapusMasjid yang pengelolaannya sudah mandiri, tidak lagi sebatas mengandalkan kotak infak dan sedekah para dermawan.
HapusIya Mas Assaifi n Mbak Mutia... semuanya dikelola secara profesional. Jadi terukur dan jelas.
HapusJogja yang bikin kangen. Udah lama banget nggak kesana setelah batal jadi mahasiswi ugm, hehe..
BalasHapusmasih bisa Mak Dev... S2 dan S3 masih terbuka kesempatan jd mahasiswi UGM. Gak bs juga, anak2 kuliahin di UGM, hihi... aamiin
HapusKonsep hotel masjid ini bagus ya mba, khususnya dalam kondisi halal tourism yg semakin berkembang. Asal pengawasannya harus tertib. Pengelolaan masjid sekarang juga semakin keren. Dulu pengembangan masjid cuma mengandalkan kotak amal dan para dermawan. Sekarang, pengelola masjid jauh lebih mandiri. Di Denpasar juga ada beberapa masjid yang menjalankan halal bisnis, seperti mengontrakkan sebagian lahan untuk dijadikan lapak makanan pedagang. Semoga pengelolaan masjid di Indonesia semakin mandiri.
BalasHapusbisnisnya Masjid Jogokariyan keren, souvenirnya banyaakk.. ada kaos, peci batik khas Jogokariyan, make up pouch, gantungan kunci, tempat pensil, shopping bag dan banyak lagi yg lain. Itu semua karya anak2 remaja masjidnya
HapusSudah hampir setengah tahun nggak berkunjung ke sana. Baca ini jadi pengen ke Jogja lagi
BalasHapusskuyy Mbak, ngejogja lagi, hehe... Insyaallah gak ada bosen2nya deh
HapusSudah sekian puluh tahun bolak balik ke Jogja, tetapi belum sempat ke masjid Jogokariyan. Malah bisa dibilang paling sering justru maskam alias masjid kampusnya UGM. hahaha. Ya karena sering ke Jogja lebih ke acara kantor sih ya..
BalasHapusbeda dong.. acara kantor ama bawa keluarga, hehe... lebih happy bawa anak2 kayanya... seringnya ke Maskam ya Mas... masjid e gedhi...
Hapusmasjid UGM. saya pernah ke situ, ketika honeymoon kedua pasca meninggalnya anak pertama saya.
BalasHapuswah kapan ya saya bisa ke jogja lagi hiks..
honeymoon ketiga dst Kak Vivi... come on, ke Jogja lagi... hehe
HapusSenang ya mbak bisa mengenang kembali memori indah dan manis di Jogja. Jadi benar kata orang kalau Jogja itu kota rindu. Hehehe. Saya belum pernah nih ke Jogokariyan. Tuh artinya apa ya mbak nama Jogokariyan?
BalasHapusCiyee,, bener Mbak Eni..,Jogja itu kota rindu ya... Masjid Jogokariyan itu memang terletak di Jalan Jogokariyan Mbak. Kalau baca novel Sang Pangeran karya Ust. Salim A. Fillah ada sih disebutkan ttg Jogokariyan. Sik tak moco nehh yo, hihi... ra apal soale
HapusSaya sudah tiga kali ke Jogja, tapi tetap saja pengen lagi ke sana. Saya juga pengen banget ke Masjid Jogokariyan. Masjid yang managemennya keren banget. Semoga tahun ini bisa ke Jogja lagi :)
BalasHapusAamiin... kl ke Masjid Jogokariyan jangan lupa borong merchandise-nya ya Mbak... lucu2...hehe
HapusKeren bangret nih masjid tapi ada hotelnya. Divisi bisnis yang sangat berkembang ya mba. Btw padahal lagi ada acara arisan ya mb, tapi ggpp kan suami yang ngajakin nyusul ke Jogja. Jadi kangen Jogja juga nih
BalasHapusNah itu Mbak... ibu ketua arisannya udah lama wanti2 agar ikut acara n dikasih bahan baju seragam baju pula. Udah jadi bajunyam siap pakai, ehh malah suami ngajakin jalan ke Jogja.. susah nolak kl ke Jogja ini Mbak... hehe
HapusJogja memang istimewa
BalasHapusBerkali-kali ke Jogja selalu saja ada sensasi bahagia yang bikin hati hangat dan pengen kembali terus
Jogja itu kota cantik yang kalau udah ke sana, sepertinya ritme kehidupan terasa lambat dan damai
Senangnya yang liburan ke Jogja
Pasti seru banget deh
aakkk... Mbak Putu diksinya bikin hepi deh... thanks yah
Hapuspingin banget ke jogja, apalagi ke masjid jogokariyan yang terkenal dengan tanggung jawab dan sifat sosial dari badan takmirul masjidnya.
BalasHapusIya Mbak... bahkan takmir masjid punya data berapa jumlah fakir miskin di daerahnya, janda-janda tua yang butuh santunan dan anak yatim yg perlu dibantu. Keren banget
HapusJadi kangen ngebolang di Jogja. Biasanya kesana untuk pulang kampung. Itupun saat puasa dan suasana nya macet terutama di tempat-tempat wisata
BalasHapusasal jogja tho mbak? jogjanya mana... saya dulu pas kuliah di sana pernah lebaran ndak mudik ke Medan. Wah, jogjanya sepi hihi...
HapusAku di Gunungkidul nya arah ke pantai. Tiap lebaran macet rasa puncak Bogor haha
HapusJogokariyan adalah salah satu masjid impian yang mau awak kunjungi kak ♥️
BalasHapusSelalu banyak cerita istimewa di sana ya..
Ah Jogja, semoga suatu saat kakiku melangkah ke sana..
Aamiin, awas ketagihan kl udah nyampe sana yaa.. Hehe
HapusJogja memang warbiasak.. tapi terakhir kesana Masih Di Adi Sutjipto.. ternyata skrg Ada Yang baru yak..
BalasHapusIya Kak,, masih aktif kok bandara lama, YIA baru sekitar 2 tahunan ini
HapusUdah lama banget aku gak ke Jogja jadi pengen banget jalan jalan ke Jogja apalagi sama anak...seru banget pasti
BalasHapusIya mbak bareng anak jadi bedaaa...
HapusOh ternyata di masjid sana ada penginapannya ya mbak dan lumayan nyaman. Nama anaknya Ocean bagus banget, ini bapak ibunya ada yang kerja di kelautan atau berhubungan dengan laut atau gmn #malahbahasnamaanak
BalasHapusSaya ada rencana ke Yogya nanti mau cova cari info deh ttg penginapan tsb
Hihi, sebenarnya nama lengkap anak saya Faid Ahmad Rausyan. Cuma daripada orang salah sebut Rausyan jadi rausan atau rosan, jadi kami sepakat memanggilnya Ocean saja, sekalian biar ng-English, hehe
HapusMesjid Jogokariyan ini mesjid percontohan yang saya tahu dari unggahan-unggahan Ust Salim A. Fillah. Pernah baca broadcast di WA tentang mesjid ini, konon katanya kasnya harus habis setiap pekan, dan hebatnya pekan depannya jadi banyak lagi. Masyaa Allah
BalasHapusIya Da, kas harus nol sebab dikeluarkan untuk dana ngasih makan jamaah jumatan dan shaum senin-kamis.
HapusBaca ini jadi jangan Jogjakarta tapi sayang waktu itu saya ga plesiran kemana-mana cuma ke salah satu pabrik susu formula sama pelataran Prambanan hehe.
BalasHapusBtw baru tau juga nih ada mesjid ini dan ternyata ada penginapannya juga ya. Semoga dalam waktu dekat aku bisa ke Jogjakarta lagi sama keluarga.
Banyak tempat wisatanya Mbak kl jogja ini... Jd mesti ber part-part kl mau ke sana, hehe
Hapuswah jadi pengen ke jogja! kak mia anak ugm? wah wahhhh 🤩🤩🤩
BalasHapusHihi, biasa ajaa, Elsa... UGM nya yg hebat
HapusWuah, rupanya pantai parangtriris di Yogya.
BalasHapusWuah, rupanya pantai parangtritis di Yogya.
BalasHapusIya Harum,, gak cm Parangtritis di sana. Ada Pantai Parangkusumo, Pantai Samas, dll
HapusWah, mesjid ada hotelnya? Keren banget, ya, Mba? Ku belum pernah sampai ke tempat ini, semoga suatu hari ke depan nanti, bisa maink ke Mesjid ini, sekalian nginep di hotelnya. Bakalan asik deh kayaknya! 😁💕💞
BalasHapusIya Kak,, Masjid Jogokariyan emang keren, hehe...
HapusAku tgl 3-6 feb bsk ke yogya mbak, dan mw ke masjid ini juga
BalasHapusYeayy... Jangan lupa borong souvenirnya Mbak,, lucu² lho
HapusAlhamdulillah ini komen yang ke 3 smg ga gagal lagi karna koneksi.
BalasHapusMakasih infonya mba sangat manfaat insyaAllah. Saya pernah ke Jogja dua kal ialhamdulillah ala kulli hal.
Salam kenal 💕
Mama F2
Salam kenal juga Mama Futya,, iya tuh.. Kadang koneksi bikin kzl ya hehe... Thanks for comment
HapusAlhamdulillah ini komen yang ke 3 smg ga gagal lagi karna koneksi.
BalasHapusMakasih infonya mba sangat manfaat insyaAllah. Saya pernah ke Jogja dua kal ialhamdulillah ala kulli hal.
Salam kenal 💕
Mama F2
Kakak aku belum pernah ke Jogja huhu, pengeeen, dan memang salahsatu destinasi kesana itu ya Masjid Jogokariyan
BalasHapusMudah2an ada rezeki dan langkah ke Jogja yaa Zee... blm bs ke Jogokariyan bs ke Al Jihad dulu, malah lebih gede n nyaman masjid Al Jihad kl dari segi fisik masjidnya
HapusDah lama banget engga ke Yogya nih. Setiap kali baca blog temen-temen, ada aja yang baru. Bahkan Masjid-nya pun keren. Ada hotelnya juga ya?
BalasHapusiya ada hotelnya di lantai 2 dan 3 kantor sekretariat masjid, Mbak Hani... eh Mbak Hani, btw tunjangan serdos udah cair loh, hihi
HapusYa ampuuun jadi pengen ajak suami dn keluarga buat main kesanajuga. Pasti seru dan berkesan banget yaaa
BalasHapusBener Mbak Elva,, beda dg kl kita jalan sendiri hehe
HapusEmang ngangenin bgt lah jogja ini, pertama x taun 2015,,,pengen lg tp tah kapan hahaha
BalasHapusYupz, Echy... Jogja itu kota rindu
HapusJogya, memang selalu bikin kangen. Mulai dari destinasi, makanan, kebudayaan & keramahan penduduk lokal.
BalasHapusIya Mbak Lisa, kl udah pernah stay di Jogja, susah lupa, haha...
Hapus