99 Inspirasi Harian: Menghindari "Jika" (14)
Karakter selanjutnya dari orang yang sukses adalah berusaha menghindari kata "jika" saat ingin menyelesaikan suatu pekerjaan. Ingin memulai satu perubahan yang baik, bersedia "jika" ada sesuatu di luar diri yang menjadi pendukungnya.
Misalnya, akan menulis "jika" ada imbalannya. Mau menulis di medsos "jika" banyak yang 'nge-like' dan memberikan komentar. Rajin membaca "jika" ada 'reading assignment' dari dosen. Menyelesaikan tugas "jika" ada sanksi kalau telat mengumpulkannya.
Saya merenungi waktu yang tersedia untuk saya mencorat coret pemikiran dan perasaan dalam rangka melenturkan jari jemari setiap hari. Kalau ditelisik sebenarnya hampir tidak ada. ART langsung bergegas pulang tak berapa lama saya tiba di rumah. Meski demikian saya bersyukur, bayangkan kalau sama sekali tidak memiliki ART.
Saya sempat memimpikan satu kondisi ideal untuk berekspresi dengan bahan bacaan dan tulisan. Jika anak-anak saya sudah beranjak besar, tidak terlalu tergantung lagi dengan saya, maka di saat itu saya akan bebas sebebasnya menuangkan pikiran ke dalam tulisan.
Apakah memang benar demikian? Jangan-jangan di saat itu saya tidak memiliki energi sebesar saat ini? Tidak termotivasi sedahsyat kini? Novelis kenamaan Tere Liye mengatakan, waktu yang terbaik menanam pohon adalah 25 tahun yang lalu. Jangan berkecil hati jika belum menanam apapun. Waktu terbaik kedua adalah menanam saat ini.
Ternyata setelah memulai menulis rutin beberapa waktu, saat efektif saya menggoreskan pena adalah pada saat 'breastfeeding'. Hal yang awalnya tidak masuk akal menurut saya. Tetapi demikianlah realitanya dan lambat laun saya menikmati proses ini.
Ada baiknya menghentikan semua "persyaratan" jika ingin berbuat sesuatu yang berefek positif. Just do it. Lakukan saja. Seperti disampaikan Prof. Kuntowijoyo, budayawan, sastrawan dan sejarawan Indonesia, jika ingin menulis maka ingatlah 3M. Rumus apakah 3M itu? Yang pertama menulis, kedua menulis, dan yang ketiga menulis.
#Day13
#99InspirasiHarian
#MenghindariJika
#MyBook
#Day160
#SehariSatuTulisan
#KLIP
Misalnya, akan menulis "jika" ada imbalannya. Mau menulis di medsos "jika" banyak yang 'nge-like' dan memberikan komentar. Rajin membaca "jika" ada 'reading assignment' dari dosen. Menyelesaikan tugas "jika" ada sanksi kalau telat mengumpulkannya.
Saya merenungi waktu yang tersedia untuk saya mencorat coret pemikiran dan perasaan dalam rangka melenturkan jari jemari setiap hari. Kalau ditelisik sebenarnya hampir tidak ada. ART langsung bergegas pulang tak berapa lama saya tiba di rumah. Meski demikian saya bersyukur, bayangkan kalau sama sekali tidak memiliki ART.
Saya sempat memimpikan satu kondisi ideal untuk berekspresi dengan bahan bacaan dan tulisan. Jika anak-anak saya sudah beranjak besar, tidak terlalu tergantung lagi dengan saya, maka di saat itu saya akan bebas sebebasnya menuangkan pikiran ke dalam tulisan.
Apakah memang benar demikian? Jangan-jangan di saat itu saya tidak memiliki energi sebesar saat ini? Tidak termotivasi sedahsyat kini? Novelis kenamaan Tere Liye mengatakan, waktu yang terbaik menanam pohon adalah 25 tahun yang lalu. Jangan berkecil hati jika belum menanam apapun. Waktu terbaik kedua adalah menanam saat ini.
Ternyata setelah memulai menulis rutin beberapa waktu, saat efektif saya menggoreskan pena adalah pada saat 'breastfeeding'. Hal yang awalnya tidak masuk akal menurut saya. Tetapi demikianlah realitanya dan lambat laun saya menikmati proses ini.
Ada baiknya menghentikan semua "persyaratan" jika ingin berbuat sesuatu yang berefek positif. Just do it. Lakukan saja. Seperti disampaikan Prof. Kuntowijoyo, budayawan, sastrawan dan sejarawan Indonesia, jika ingin menulis maka ingatlah 3M. Rumus apakah 3M itu? Yang pertama menulis, kedua menulis, dan yang ketiga menulis.
#Day13
#99InspirasiHarian
#MenghindariJika
#MyBook
#Day160
#SehariSatuTulisan
#KLIP
Posting Komentar untuk "99 Inspirasi Harian: Menghindari "Jika" (14)"
Pesan dimoderasi, terima kasih telah meninggalkan komentar yang santun. Sebab bisa jadi Anda dinilai dari komentar yang Anda ketikkan.