Kaki Umi Terinjak Kaca
Sumber foto: dok. pribadi |
Terdengar suara khas gelas atau piring kaca dari dapur dan di sana sedang ada Royyan di dekat rak piring. Saya tak langsung menghampiri sebab masih menyusui si bungsu. Beberapa saat tak ada suara. Hening.
Royyan masuk ke kamar dengan wajah pias dan meminta maaf pada saya karena tak sengaja memecahkan gelas kaca. Setelah menikah, saya hampir tidak pernah emosi jika ada pecah belah yang jadi korban di dapur. Terhipnotis kata-kata suami saya bahwa namanya saja sudah "pecah-belah" ya harus terima dong kalau satu saat pecah atau terbelah". Hehe.
Ditambah lagi kalimat keren dari almarhum ayah saya sejak kecil dulu namun baru dapat saya cerna setelah menjadi orang tua. Jika di antara kami anak-anak beliau ada yang memecahkan piring atau gelas, maka dengan santainya ayah akan mengatakan, "Sudahlah, sudah sampai ajal piring itu. Tak usah dipermasalahkan. Tinggal beli yang baru, yang penting gak ada luka."
Berbeda dengan ibu saya yang rada emosian kalau koleksi pecah belahnya berkurang satu. Tak segan ibu langsung memarahi dan menyuruh kami membersihkannya sendiri. Meski kalau ada ayah, pekerjaan itu sontak diambil alihnya. Dengan alasan, khawatir terkena tangan atau kaki anak-anak.
Maka dalam menyikapi anak memecahkan kaca, saya memilih mengikuti respons dari ayah. Saya katakan hal yang sama ke Bang Royyan. Saya ceritakan pengalaman saya waktu kecil dahulu.
Tak lupa menyelipkan pesan agar ia cermat memperlakukan benda yang terbuat dari kaca. Serta berbahayanya luka akibat terkena pecahan kaca.
Dulu Umi sampai tidak bisa ke sekolah selama berhari-hari. Sebab ceroboh tak sengaja menginjak pecahan gelas kaca, kaki pun terluka. Akibat keluar rumah tanpa alas kaki. Tak mengindahkan kata-kata nenek. Royyan menyimak dengan penuh perhatian.
Mudah-mudahan kedepannya ia dapat memetik pelajaran dan menjadi lebih berhati-hati.
Salam Ibu Profesional
#day7
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional
Posting Komentar untuk "Kaki Umi Terinjak Kaca"
Pesan dimoderasi, terima kasih telah meninggalkan komentar yang santun. Sebab bisa jadi Anda dinilai dari komentar yang Anda ketikkan.