Televisi Bukan Sahabatmu, Anakku
Sumber gambar: Tiarasyifaf03.wordpress.com |
Sayangnya dari demikian banyaknya program televisi, tayangan yang bersegmentasi bocah-bocah itu masih sedikit. Kalah dengan acara yang ditujukan untuk orang dewasa. Belum lagi deretan iklan yang menjadi pemasukan program TV, tidak semuanya edukatif, kita maklum, jeda pariwara memang bersifat komersil.
Menjamurnya tayangan yang tidak layak tonton pastinya mengkhawatirkan orang tua. Anak-anak mesti dibatasi untuk tidak ikut-ikutan menonton sinetron remaja yang isinya menganggap bahwa pacaran merupakan suatu hal yang lumrah terjadi di antara remaja zaman sekarang.
Sinema rumah tangga juga tidak baik ditonton oleh anak-anak. Pertengkaran antara suami istri, perselingkuhan, pengkhianatan, amat tidak pantas dicerna oleh buah hati. Berita-berita kriminal, konser dangdut berbungkus reality show, sinetron bermuatan mistis dan mengajak penikmatnya ke arah kesyirikan, semuanya belum pantas ditelan penonton usia dini.
Fase anak-anak adalah fase yang mestinya dipenuhi dengan bermain dan belajar. Jangan sampai dunia anak yang indah itu dipaksa berakhir secara prematur hanya karena keseringan mengonsumsi tayangan yang tidak mendidik.
Anak-anak yang sedang mencari figur teladan idealnya mendapatkannya dari kedua orang tuanya, dari orang-orang yang terdekat dengannya. Kebiasaan melihat yang baik, meniru contoh yang layak diteladani, akan menumbuhkan pula sifat-sifat baik dalam dirinya. Maka dari itu diharapkan pada orang tua, mampu menjadi sahabat karib anak-anaknya.
Sanggup mengalihkan buah hati dari serbuan acara televisi. Bisa menghadirkan pengganti yang sama menariknya namun sarat edukasi. Hingga anak-anak kita menjadi cahaya mata penyejuk jiwa. Pemberat amal kita di hari perhitungan kelak.
Salam literasi
Tantangan #SatuHariSatuKaryaIIDN
Hari ke-11
Posting Komentar untuk "Televisi Bukan Sahabatmu, Anakku"
Pesan dimoderasi, terima kasih telah meninggalkan komentar yang santun. Sebab bisa jadi Anda dinilai dari komentar yang Anda ketikkan.