Dimulai Dari Diri Sendiri
Sumber gambar: Google (saya tak sempat memotret cover buku keponakan secara langsung) |
Hmm, ternyata ponakan saya yang satu ini hobi membaca buku. Saya kira dengan pembawaannya yang sedikit periang, sering pergi jalan-jalan bersama teman-teman sekolahnya, ia lalu acuh tak acuh dengan buku. Faktanya perkiraan saya itu keliru. Mungkin juga ada keturunan suka membaca dari neneknya.
Nenek Halimah, mertua saya, dikenal sebagai seorang ibu yang hobi baca. Ibu rumah tangga tulen mana di zaman dahulu yang melek membaca peta buta dan tahu dimana letak negara Polandia? Ya, beliau mengetahuinya dari banyaknya membaca. Berlangganan Majalah Amanah dan membeli koran Dobrak yang beredar di Kota Medan sekitar tahun delapan puluhan.
Satu hal lagi sisi positif yang baru saya ketahui dari keponakan berusia hampir sembilanbelas tahun ini, dia juga suka menabung. Sepertinya kriteria suka menabung telah populer menjadi salah satu ciri anak baik ya, hehe. Demikianlah mamanya bercerita panjang lebar pada saat kami makan malam.
Ari, sapaan kami untuk Muhammad Abizar Ghifari, memiliki keinginan kuat membeli satu unit sepeda motor untuk dirinya. Latar belakang penyebab ingin beli sendiri, mungkin kurang mengenakkan baginya. Pasalnya, papanya kerap membatasi bahkan melarang anak kelas dua Aliyah itu mengendarai motor sendiri. Tentu saja tujuannya agar Ari terhindar dari kecelakaan yang pastinya tak diinginkan oleh orangtua mana pun.
Melepas lelah sesaat, saya "ngemil" buku Kuasai Dirimu karya Ahmad Zikran. Bahwa musuh terbesar kita ya, diri kita sendiri. Penghalang tercapainya kesuksesan bisa jadi diri sendiri juga. Maka menjadi penting mengetahui cara menaklukkan diri. Saya pikir tema ini bertepatan dengan tahun baru Masehi 2018.
Momen tahun baru, baik Hijriyah maupun Masehi, biasanya paling pas menjadi waktu berkontemplasi. Saatnya merapikan kembali peta hidup yang mungkin kurang sesuai rencana. Mengadakan perubahan ke arah yang lebih baik lagi. Menaati daftar resolusi yang telah dipancangkan. Menurut saya akan lebih bermakna jika mengikutsertakan resolusi berdimensi ukhrowi. Menata hati, meningkatkan hal-hal baik yang tak kasat mata, yang tak melulu bersifat duniawi.
Saya membaca dan meresapinya. Teringat sebuah hadits Rasulullah SAW. Dikisahkan, sekembalinya dari suatu pertempuran, Nabi Muhammad SAW berkata, "Kita baru saja pulang dari jihad (perang) kecil menuju jihad terbesar." Sambil terperangah, para sahabat bertanya, "Apakah gerangan perang terbesar itu, wahai Rasulullah?" Nabi SAW menjawab, perang menaklukkan diri sendiri." (HR. Baihaqi dari Jabir).
Terima kasih, Ari, bukunya bagus dan sangat menginspirasi untuk mendisiplinkan pribadi. Dari ngemil buku keponakan sejenak, saya mendapatkan lecutan semangat baru. Sebuah kesuksesan, justru berawal dari diri sendiri.
Salam literasi
Posting Komentar untuk "Dimulai Dari Diri Sendiri"
Pesan dimoderasi, terima kasih telah meninggalkan komentar yang santun. Sebab bisa jadi Anda dinilai dari komentar yang Anda ketikkan.